Allah
tidak menghendaki kesulitan atas hamba-hamba-Nya. Justru sebaliknya, Allah menghendaki
kemudahan dan kebahagiaan buat kita semua. Dan perkawinan adalah salah
satu jalan untuk
kebahagiaan ketentraman dan kasih sayang. QS. Ar-Rûm (30): 21:
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
Kalau
kita cermati ayat di atas, kita memperoleh kesimpulan bahwa tujuan perkawinan
itu setidak-tidaknya ada 3 hal. Yang pertama, untuk menunjukkan kekuasaan Allah. Kedua, agar tercipta ketentraman, dan yang ketiga, untuk membangun
kasih sayang.
Inilah
salah satu cara Allah membahagiakan hamba-hamba-Nya lewat perkawinan. Karena
itu Rasulullah pernah menyampaikan bahwa rumah tangga beliau baitî jannatî
- rumahku adalah surgaku. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Sementara kita melihat
demikian banyaknya rumah tangga yang justru menjadi neraka bagi penghuninya, pertengkaran
terjadi setiap hari, suami jarang pulang,
istripun membalas menginap di rumah teman. Anak-anak terlantar, entah siapa
yang mengurusi keperluannya.
Ketika
perkawinan tidak dilandasi niat ibadah, biasanya yang muncul adalah keretakan
rumah tangga, bermunculannya segala masalah. Begitulah keterkaitan-nya ketika kita
meniatkan ibadah karena Allah lewat perkawinan, maka Dia pun menjadikan rumah
tangga kita sebagai surga. Disitulah bakal muncul kasih sayang dan
disitulah bakal
tercipta surga dunia. Bagaimana bisa?
Karena Allah sendiri yang bakal menjaga rumah tangga kita dengan
kekuasaannya.
Diriwayatkan
dari Mûsa bin Ja’far as bahwa terdapat tiga hal yang menjadikan seseorang
mendapatkan naungan arsy Allah SWT pada hari (kiamat) ketika tak ada lagi
naungan selain naungan-Nya: seorang laki-laki yang menikahkan saudara muslimnya,
berkhidmat kepadanya, atau menyembunyikan
rahasia tentangnya.
Ali
ra berkata: “Bentuk syafaat yang paling utama adalah mempersatukan dua orang
didalam tali pernikahan.”
Kedua
riwayat tersebut termaktub dalam kitab Wasâil dan Bîhar al-Anwar. Agar kita dapat memetikmanfaat tambahan,
saya sebutkan satu riwayat dari Ja’far bin Muhammad as:
“Dua rakaat shalat yang
dilakukan oleh orang yang telah menikah adalah lebih utama daripada seorang yang
shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari sementara ia belum menikah.”
Adapun
diantara riwayat yang bersumber dari lisan Nabi saw dan para ulama’, yang bisa dikatakan
paling penting, berkenaan dengan masalah pernikahan, adalah sebagaimana yang
disabdakan Nabi saw:
“Tidak ada bangunan didalam
Islam yang lebih dicintai oleh Allah
Swt daripada bangunan pernikahan.”
Maksud
dari riwayat ini bersifat khusus yakni, wahai kalian semua, jika kalian mampu menikahkan seorang
laki-laki dengan seorang wanita untuk membangun
suatu rumah tangga dalam Islam, maka kalian telah mendapatkan pahala yang sangat
berlimpah dibandingkan kalian
membangun satu masjid
atau madrasah yang merupakan
tempat belajar bagi anak-anak.
Ketika
Rasulullah saw. Mengatakan, “rumahku surgaku”, beliau telah meng-isyaratkan betapa
strategisnya posisi keluarga. Islam memandang keluarga, sebagai ‘surga kecil’.
Sebaliknya, ketika masyarakat Barat menganggap perkawinan dan keluarga sebagai neraka kehidupan, mereka justru terjerumus ke
dalam neraka individualisme.
Sebuah keluarga akan menjadi surga kecil jika ia memenuhi empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi fisiologis
Satu
dari empat yang membuat orang bahagia, seperti sabda Rasulullah saw; adalah
fungsi fisik ini. “Istri yang shâlih, rumah yang luas, kendaraan yang nyaman
dan tetangga yang sh âlih.” (H.R. Al-Hâkim)
Secara
fisik, sebuah keluarga berfungsi sebagai:
a.
Tempat semua anggotanya mendapat tempat berteduh yang baik dan nyaman,
b.
Tempat semua anggotanya mendapat makan dan
minum, pakaian yang cukup,
c.
Tempat suami dan istri memenuhi kebutuhan biologisnya.
2. Fungsi Psikologis
Secara
psikologis, fungsi keluarga adalah:
a.
Tempat semua anggotanya diterima secara wajar dan apa adanya,
b.
Tempat semua anggotanya mendapat perlakuan secara wajar dan nyaman,
c.
Tempat semua anggotanya mendapat dukungan psikologis bagi perkembangannya,
d.
Basis pembentukan identitas, citra dan konsep diri segenap anggotanya.
Inilah
makna khusus dari suasana surgawi keluarga, karena istri dan anak-anak adalah hiasan
dunia yang kita semua secara fitrah
mencintainya. Bila orang bebas dari kelaparan dan aman dari ketakutan, ia dapat beribadah dengan baik.
3. Fungsi Sosiologis
Fungsi
sosiologis sebuah rumah yaitu:
a.
Sebagai lingkungan pertama dan terbaik bagi segenap anggotanya,
b.
Sebagai unit sosial yang menjembatani interaksi positif antara individu-individu anggotanya dengan
masyarakat sebagai unit sosial yang besar.
4. Fungsi Dakwah
a.
Menjadi obyek pertama yang harus didakwahi oleh setiap dai,
b.
Menjadi model keluarga muslim ideal bagi masyarakat muslim maupun non muslim sehingga ia menjadi bagian menyeluruh dari pesona
Islam,
c.
Setiap anggotanya terlibat sebagai partisipan dakwah yang aktif
dan kontributif,
d.
Memberi antibodi segenap anggotanya dari virus kejahatan.
No comments:
Post a Comment