1. Kembang KANTHIL,
Kanthi laku, tansah
kumanthil Atau simbol pepeling bahwa untuk meraih ngelmu iku kalakone kanthi
laku. Lekase kalawan kas, tegese kas iku nyantosani (Lihat dalam thread; Serat
Wedhatama).
Maksudnya, untuk
meraih ilmu spiritual serta meraih kesuksesan lahir dan batin, setiap orang
tidak cukup hanya dengan memohon-mohon doa. Kesadaran spiritual tak akan bisa
dialami secara lahir dan batin tanpa adanya penghayatan akan nilai-nilai luhur
dalam kehidupan sehari-hari (lakutama atau perilaku yang utama).
Bunga kanthil
berarti pula, adanya tali rasa, atau tansah kumanthil-kanthil, yang bermakna
pula kasih sayang yang mendalam tiada terputus. Yakni cirahan kasih sayang
kepada seluruh makhluk, kepada kedua orang tuanya dan para leluhurnya.
2. Kembang MLATHI,
Rasa melad saka
njero ati.Dalam berucap dan berbicara hendaknya kita selalu mengandung
ketulusan dari hati nurani yang paling dalam. Lahir dan batin haruslah selalu
sama, kompak, tidak munafik. Menjalani segala sesuatu tidak asal bunyi, tidak
asal-asalan.
Kembang melati,
atau mlathi, bermakna filosofis bahwa setiap orang melakukan segala kebaikan
hendaklah melibatkan hati (sembah kalbu), jangan hanya dilakukan secara gerak
ragawi saja.
3. Kembang KENANGA.
Atau gapailah..!
segala keluhuran yang telah dicapai oleh para pendahulu. Berarti generasi
penerus seyogyanya mencontoh perilaku yang baik dan prestasi tinggi yang
berhasil dicapai para leluhur semasa hidupnya. Kenanga, kenang-en ing angga.
Bermakna filosofis
agar supaya anak turun selalu mengenang, semua “pusaka” warisan leluhur berupa
benda-benda seni, tradisi, kesenian, kebudayaan, filsafat, dan ilmu spiritual
yang banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal.
4. Kembang MAWAR,
Mawi-Arsa. Dengan
kehendak atau niat. Menghayati nilai-nilai luhur hendaknya dengan niat. Mawar,
atau awar-awar ben tawar. Buatlah hati menjadi “tawar” alias tulus. Jadi niat
tersebut harus berdasarkan ketulusan, menjalani segala sesuatu tanpa pamrih
(tapa ngrame) sekalipun pamrih mengharap-harap pahala.
Pahala tetap saja
“upah” yang diharapkan datang dari tuhan apabila seseorang melakukan suatu
perbuatan baik. Pamrih pahala ini tetap saja pamrih, berarti belum mencapai
ketulusan yang tiada batas atau keadaan rasa tulus pada titik nihil, yakni duwe
rasa, ora duwe rasa duwe (punya rasa tidak punya rasa punya) sebagaimana
ketulusan tuhan/kekuatan alam semesta dalam melimpahkan anugrah kepada seluruh
makhluk. Pastilah tanpa pamrih.
5. Kembang MAWAR MERAH,
Mawar melambangkan
proses terjadinya atau lahirnya diri kita ke dunia fana. Yakni lambang dumadine
jalma menungsa melalui langkah Triwikrama. Mawar merah melambangkan ibu. Ibu
adalah tempat per-empu-an di dalam mana jiwa-raga kita diukir. Dalam bancakan
weton dilambangkan juga berupa bubur merah (bubur manis gula jawa).
6. Kembang MAWAR PUTIH,
Mawar putih adalah
perlambang dari bapa yang meretas roh kita menjadi ada. Dalam lingkup
makrokosmos, Bapanya adalah Bapa langit, Ibunya adalah Ibu Bumi. Bapanya jiwa
bangsa Indonesia, Ibunya adalah nusantara Ibu Pertiwi.
Keduanya mencetak
“pancer” atau guru sejati kita. Maka, pancer kita adalah pancerku kang ana sa
ngisore langit, lan pancerku kang ana sa nduwure bumi. Sang Bapa dalam bancakan
weton dilambangkan pula berupa bubur putih (santan kelapa). Lalu kedua bubur
merah dan putih, disilangkan, ditumpuk, dijejer, merupakan lambang dari
percampuran raga antara Bapa dan Ibu.
Percampuran ragawi
yang diikat oleh rasa sejati, dan jiwa yang penuh cinta kasih yang mulia,
sebagai pasangan hidup yang seiring dan sejalan. Perpaduan ini diharapkan
menghasilkan bibit regenerasi yang berkwalitas unggul. Dalam jagad makro,
keselarasan dan keharmonisan antara bumi dan langit menjadukan keseimbangan
alam yang selalu melahirkan berkah agung, berupa ketentraman, kedamaian,
kebahagiaan kepada seluruh penghuninya. Melahirkan suatu negeri yang tiada
musibah dan bencana, subur makmur, gemah ripah loh jinawi, tata titi tentrem
kerta raharja.
7. Kembang TELON.
Terdiri dari tiga
macam bunga yang berwarna putih. Yakni kanthil, melati, dan mawar putih.
Ditambah dengan “boreh” atau parutan terdiri dua macam rempah; dlingo dan
bengle. Agar segala sesuatu selalu dalam tindak tanduk, perilaku yang suci
murni. Karena putih di sini melambangkan kesucian dan ketulusan hati. Kembang
telon bermakna pula sebagai pengingat agar supaya kita selalu eling dan waspada.
8. Kembang TUJUH RUPA,
Berupa kembang
setaman ditambah jenis bunga-bunga lainnya sampai berjumlah 7 macam. Lebih
sempurna bila di antara kembang tersebut terdapat kembang wora-wari bang. Atau
sejenis bunga sepatu yang wujudnya tidak mekar, tetapi bergulung/gilig
memanjang (seperti gulungan bulat memanjang berwarna merah).
Ciri lainya jika
pangkal bunga dihisap akan terasa segar manis. Kembang tujuh rupa, dimaksudkan
supaya apa yang sedang menjadi tujuan hidupnya dapat terkabul dan terlaksana.
Tujuh (Jawa; pitu) bermakna sebuah harapan untuk mendapatkan pitulungan atau
pertolongan dari tuhan yang Maha Kuasa.
sumber Kamila Kamininamasaya
No comments:
Post a Comment