Istilah Ahlussunnah
Wal Jama’ah terdiri dari tiga kata, pertama perkataan Ahlun, Kedua As-Sunnah, dan
ketiga al-Jama’ah. Ketiga-tiganya merupakan satu kesatuan, bukan sesuatu yang
terpisah-pisah.
a. Ahlun
Secara etimologi
kata Ahlun mengandung dua makna, selain bermakna keluarga dan kerabat, Ahlun
juga berarti pemeluk aliran atau pengikut madzhab. Adapun dalam al-Qur’an
sendiri, sekurangnya ada tiga makna Ahlun:
Pertama, Ahlun berarti
keluarga, sebagai mana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Huud ayat 45 :
ونادى نوح ربّه فقال ربّ إنّ ابني من أهلي
“Dan Nuh menyeru
kepada Tuhannya, Ya Allah sesungguhnya anakku adalah dari keluargaku”
Kedua, Ahlun berarti
penduduk seperti firman Allah, al-Qur’an surat al-A’raf ayat 96,
ولو أنّ أهل القرى ءامنوا واتقو لفتحنا عليهم
بركات من السماء و الأرض ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون
“Jikalau
sekiranya penduduk negri-negri itu beriman dan bertaqwa, maka kami bukakan atas
mereka keberkahan dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakannya maka
Kami balas mereka dengan sebab apa yang telah mereka perbuat.”
Ketiga, Ahlun berarti
orang yang berarti memiliki disiplin ilmu. Dalam al-Qur’an Allah berfirman
surah An-Nahl ayat 43,
فسئلوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
“Bertanyalah
kamu sekalian kepada orang yang memiliki pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
b. As-Sunnah
Menurut Abu
al-Baqa’ dalam kitab Kulliyat secara bahasa As-Sunnah berarti jalan, sekalipun
jalan itu tidak di sukai. Arti lainnya ath-thariqah, al-hadits, as-sirah,
al-tabiah, dan as-Syariah. Yakni, jalan atau system atau cara atau tradisi.
Menurut istilah
syara’. As-sunnah ialah sebutan bagi jalan yang disukai dan dijalani dalam
agama, sebagai mana di praktekkan Rasulullah. Baik perkataan, perbuatan ataupun
persetujuan Nabi. Maka dalam hal ini as-sunnah di bagi menjadi
3 macam.
Petama as-Sunnah
al-Qauliyyah yaitu sunnah Nabi yang berupa perkataan atau ucapan yang
keluar dari lisan Rasulullah.
Kedua, as-Sunnah
al-Fi’liyah yakni sunnah Nabi yang berupa perbuatan dan pekerjaan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad.
Dan ketiga, as
Sunnah al Taqririyah yakni sesuatu yang dilakukan oleh sahabat di depan
Rasul kemudian beliau diam tanda menyetujuinya. Lebih jauh lagi,
as-Sunnah juga memasukkan perbuatan, fatwa dan tradisi para sahabat (atsar
as-Sahabah).
c. Wa kata sambung yang berarti: “dan”
d. Arti kata al-Jama’ah
Dalam kamus bahasa
kata al-Jama’ah berarti nama dari sekumpulan orang. Dalam al-Mu’jam
al Wasith, al-Jama’ah adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan.
Adapun pengertian al-Jama’ah secara Syara’ ialah kelompok mayoritas
dalam golongan Islam (جمهورالمسلمين). Definisi ini
memiliki korelasi dengan hadits Rasulullah yang berbunyi,
عَلَيْكُمْ بِالجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ
وَالفُرْقَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ اثْنَيْنِ أَبْعَدُ
فَمَنْ أَرَادَ بُحْبُوْحَةَ الجَنَّةَ فَلْيَلْزَمِ اْلجَمَاعَة
“Hendaklah
kalian berjama’ah dan menjauhi perpecahan,karena sesungguhnya syetan akan
bersama orang yang sendiri dan terhadap orang yang berdua dia akan
lebih menjauh. Barang siapa yang menginginkan tempat yang lapang di syurga maka
berpegang teguhlah dengan aqidah Al-Jama’ah”.
Begitu juga makna
al Jama’ah dalam sabda Rasulullah yang lain:
وَإِنَّ هَذِهِ اْلمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلىَ
ثَلاَثٍ وَ سَبْعِيْنَ, ثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي
الجَنَّةِ وَهِيَ اْلجَمَاعَةُ
“Dan
sesungguhnya agama Islam ini akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 golongan
masuk neraka dan hanya satu golongan yang selamat yaitu mayoritas umat”
Hadits di atas
menyebutkan bahwa golongan yang selamat adalah al Jama’ah. Para ulama
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan al Jama’ah adalah mayoritas umat.
Artinya 72 golongan yang dikatakan Rasul masuk neraka apabila dibandingkan
dengan golongan yang selamat, maka golongan yang satu ini lebih banyak dari pada
72 golongan tersebut. Golongan yang selamat adalah Ahlussunnah wal Jama’ah.
Jadi Ahlussunnah wal Jama’ah adalah mereka yang mengikuti Sunnah (Syariat)
Rasul dan Jama’ah (mayoritas) umat Islam. Definisi ini merupakan rangkuman dari
beberapa sabda Rasulullah, di antaranya:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا
مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ
"Aku telah
tinggalkan bagi kalian dua perkara tidak akan kalian tersesat selagi kalian
berpegangan kepada keduanya, Kitabullah dan Sunnahku"
Dalam hadits di
atas disebutkan dua perkara yaitu al Qur'an dan Sunnah. Dan keduanya adalah
sumber utama syari'at Islam. Dan Syari'at dalam beberapa hadits cukup
disebutkan dengan kata sunnah, seperti sabda Rasulullah:
مَنْ أَحْيَا سُنَّتِيْ عِنْدَ فَسَادِ
أُمَّتِيْ فَلَهُ أَجْرُ شَهِيْدٍ
"Barang
siapa yang menghidupkan sunnah (syari'at) ku maka ia akan mendapatkan pahala
orang yang mati syahid"
Pertanyaan yang
timbul kemudian adalah siapakah Ahlussunnah wal jama’ah yang dimaksud?
Al Hafizh Murtadha
al Zabidi seorang ulama madzhab Hanafi mengatakan: “Apabila disebut Ahlussunnah
wal Jama’ah maka yang dimaksud adalah al Asya’irah (pengikut al Imam al
Asy’ari) dan al Maturidiyah (pengikut al Imam al Maturidi).
Al Khayali
mengatakan dalam Hasyiyahnya terhadap kitab Syar al Aqaid: “al Asya’irah
adalah Ahlussunnah wal Jama’ah ini adalah pendapat yang masyhur di negara
Mesir, Maroko, Al Jazair, Pakistan, India, Iraq, Siria, Lebanon, Yordania,
Palestina dan penjuru negara lainnya, adapun di negara pecahan Uni Soviet
seperti Kazakstan, Usbekistan, Turkemenistan, Chechnya, Bosnia dan
negara-negara di sekitarnya Ahlussunnah di sana adalah pengikut al
Maturidiyah.”
Al Imam Taj al Din
al Subki dalam kitab Thabaqat-nya menyebutkan dalil yang digunakan oleh
ulama-ulama kita dari hadits shahih yang menyebutkan bahwa Abu al Hasan dan
golongannya sesuai dengan ajaran sunnah Rasulullah dan jalan mereka adalah
jalan surga. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al Imam al Bukhari bahwasanya
Rasulullah mengatakan:
فَسَوْفَ يَأْتِي اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ
وَيُحِبُّوْنَهُ
Ketika turun ayat
ini Rasulullah menunjuk kepada Abu Musa al Asy’ari beliau mengatakan: “Mereka
adalah kaumnya ini”.
Al Hafizh al
Baihaqy mengatakan bahwa sabda Rasul di atas sengaja ditujukan kepada kaumnya
Abu musa bahwa mereka adalah kaum yang dicintai Allah dan mereka mencintai
Allah dikarenakan Rasulullah mengetahui kebenaran iman mereka dan keteguhan
keyakinan mereka dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dalam masalah
aqidah sesuai dengan al Qur’an dan Sunnah.
Al Imam al ‘Izz Ibn
Abdissalam bahwa mereka (Ahlussunnah wal jama’ah) adalah pengikut madzhab
Syafi’I, pengikut madzhab Maliki, pengikut madzhab Hanafi, dan para pengikut
madzhab Hanbali (Fudlaha al-Hanabilah).
Apa yang di
kemukakan oleh al-‘Izz Ibn Abdissalam in di setujui oleh para ulama dimasanya,
seperti Abu ‘Amr Ibn al-Hajjib (pimpinan ulama Maliki), Jalaluddin al-Hushayri
pimpinan ulama madzhab Hanafi, juga disetujui oleh al-Imam at-Taqiyy al-Subki
sebagai mana dinukil oleh putranya Tajuddin as-Subki dalam Thabaqat al
Syafi’iyyah.
Jadi jelas, bahwa
Asy’ariyah dan Maturidiyah adalah golongan Ahlussunnah wal Jama’ah. Tidak
sebagaimana yang dituduhkan oleh sebagian kelompok bahwa Asy’ariyah dan
Maturidiyah adalah golongan sesat. Adakah pendapat ulama salaf yang menyebutkan
bahwa mereka (Asy’ariyah dan Maturidiyah) adalah golongan sesat?!.
Sumber Aswaja Milenium
No comments:
Post a Comment