FENG SHUI



1.  Pengertian Feng Shui 

Beberapa pengertian feng shui adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan asal katanya, kata feng shui ini bersal dari kata angin dan air. (feng = angin, shui = air).[1]
b. Feng shui adalah teknik tradisional Cina untuk memastikan sesuatu agar selaras (harmonis) dengan keadaan disekelilingnya.
c. Feng shui adalah seni ilmu pengetahuan Cina tradisional tentang hidup dinamis dengan lingkungan. Berakar pada kebudayaan Cina dan filosofi Tao, feng shui adalah cara melihat dan berinteraksi dengan energi alam semesta.[2]
d. Feng shui adalah ilmu dan kepercayaan dari daratan Cina kuno yang bertujuan untuk menata bangunan rumah tinggal dan lingkungan sesuai dengan keselarasan jiwa penghuninya. Dikatakan ilmu sebab feng shui ini dapat dipelajari dan terus berkembang hingga sekarang.[3]
e. Secara logis berarti ilmu feng shui adalah ilmu yang mengajarkan mengenai bagaimana cara manusia menyeimbangkan unsur-unsur alam yang bergerak (mengalir). Demikian halnya dalam mengatur ruangan interior, diperlukan adanya usaha pengaturan unsur-unsur yang mengalir di dalamnya untuk mendapatkan harmonisasi yang kesemuanya dapat diperoleh dengan penerapan ilmu feng shui.[4]

2.  Sejarah Feng Shui

Beberapa keterangan tentang sejarah munculnya feng shui di negara Cina antara lain: 

a. Ilmu feng shui disarikan dari berbagai pengetahuan yang berasal dari budaya Tiongkok purba sejak 4.700 tahun yang lalu (dihitung berdasarkan penemuan rumusan Ba Gua atau Delapan Trigram oleh kaisar pertama Fu Hsi 2943 SM).[5]
b. Pada abad ke-9 seorang cendekiawan bernama Yang Yun-Sung mendapat ilham untuk pertama kalinya menghimpun pemahaman sistematis tentang feng shui aliran bentuk yang sebagian besar prinsipnya didasarkan pada pengaruh bentuk lansekap (bentuk feng shui yang sudah baik dan menguntungkan) dan arah aliran air.  Yang Yun-Sung menandaskan bahwa lokasi yang paling bagus untuk pemukiman adalah kaki bukit yang menghadap kearah selatan yang dibawahnya terdapat kolam penampung air (danau).[6]
c. Pada zaman Kong Hu Tju (551-479 SM), untuk menentukan lokasi dan arah apartemen-apartemen yang akan dihuni oleh Kaisar pada masa-masa tertentu sepanjang tahun, sebelumnya diadakan upacara keagamaan dulu agar semua tindakan kaisar akan selaras dengan pergerakan langit. Beberapa abad kemudian, sewaktu negeri Cina mengembangkan kekaisaran, ibukota-ibukotanya diselaraskan dengan mata angin sehingga kelak menjadi model yang dikenal dengan Great Plan, dimana langit dan bumi menjadi harmonis. Di tengah-tengah kota yang dipandang sebagai jantung alam semesta, disitu didirikan istana Kaisar yang menghadap kearah selatan, arah yang dianggap paling menguntungkan dibandingkan dengan arah-arah lainnya.[7]

Feng shui dapat dianggap sebagai ilmu yang mengulas tentang geomorfologi, yaitu tentang bentuk-bentuk bumi dan proses-proses yang mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk sekarang, yang diakibatkan oleh iklim yang terjadi. sehingga berbagai pengaruh  feng shui selalu diakibatkan adanya proses alam yang berlangsung, sedangkan kualitas baik buruk nilai yang ditimbulkan selalu mengikuti kondisi dari bentuk alam yang ditempati.

Melalui budaya yang dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan ini, feng shui mengajarkan kita secara cerdik bagaimana memilih, mencari, dan memanfaatkan kondisi alam yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Di sisi lain, feng shui menjelaskan berbagai dampak buruk yang diakibatkan oleh alam apabila perilaku manusia menyalahi atau merusak hukum keselarasan alam seperti memotong bukit atau menimbun laut tanpa mempedulikan dampak ekosistem.[8]

Tradisi Cina terutama Taoisme dan juga Neo-Konfusianisme sebuah pemujaan pada alam dan pemahaman mengenai signifikasi metafisiknya yang mempunyai arti sangat penting. Sikap memuja yang sama terhadap alam dapat juga ditemukan di Jepang, bersamaan dengan arti kuat tentang simbolisme dan kesadaran tentang kejelasan kosmos dan transparansinya dihadapan realitas metafisik. Itulah mengapa seni timur jauh terutama tradisi Tao dan Zen, lukisan tentang pemandangan alam merupakan ikon yang benar-benar nyata.

Semua ini tidak hanya membangkitkan kenikmatan sentimental dipihak penonton tetapi juga membawa rahmat dan sebagai alat komuni dengan realitas transendental.[9]

Taoisme memiliki arti keteraturan alam. Tao asas yang juga merupakan ketertiban dan harmoni benda hadir dimana-mana di dalam segala sesuatu yang besar dan kecil. Tao tidak hanya berada di dalam apa yang terbesar, atau menghilang pada apa yang terkecil; Tao dapat ditemukan disegala hal. Untuk hidup berdamai dan berharmoni dengan alam atau bumi. Orang harus hidup berharmoni dengan langit dan untuk mencapai tujuan ini orang harus hidup menuruti Tao dan dalam kesesuaian dengannya.  Tao meliputi semua benda dan juga melintasi batas semua benda.[10]

Untuk berbahagia dengan alam, orang harus secara benar menerima norma dan ritme alam, bukan berusaha mendominasi dan menguasainya. Alam tidak boleh dinilai menurut kemanfaatannya bagi manusia; manusia bumi juga tidak boleh menjadi ukuran semua benda. Tidak ada antropomorfisme yang terkait antara hubungan manusia dengan alam. Manusia harus menerima dan mengikuti alam benda dan tidak mengganggu alam dengan alat-alat bikinan.

Amal yang sempurna adalah amal yang tanpa tindakan, tanpa pamrih dan keterikatan, atau dengan kata lain bertindak menurut alam yang bersifat bebas dan tanpa ketamakan, nafsu atau motif tersembunyi yang lain. Sebenarnya di dalam Taoisme ada sebuah penentangan terhadap penerapan sains alam demi mencari kecukupan material semata.[11]

3.  Pengaruh Dimensi Ruang Dan Waktu

Alam semesta memiliki denyut kehidupan dan bergerak mengikuti poros kodrati, memberi dampak yang luas pada lingkungan tempat siklus kehidupan itu berjalan. Faktor geografi lingkungan memberi  dampak besar terhadap sifat dan kebiasaan manusia serta makhluk hayati lainnya.

Secara tidak langsung, semua kehidupan di bumi dibentuk, dibatasi, dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan geografis tempat seseorang tumbuh, diantara musim sebagai faktor dimensi waktu  dan lingkungan tempat tinggal sebagai faktor dimensi ruang. 

Ulasan ilmu feng shui sendiri mencakup keduanya. Tak sekadar membahas pengaturan tata ruang, namun juga pengaruh dimensi waktu terhadap kondisi waktu terhadap kondisi bangunan dan bioritme penghuni.[12]

4.  Sinergi Antara Manusia, Lahan/ Rumah Dan Alam

Feng shui mengajarkan bagaimana ketiga faktor yaitu alam, bangunan dan manusia sebaiknya hidup dalam sinergi  yang baik agar tidak saling merusak dan merugikan.

a. Bumi, sebagai faktor penopang dalam pandangan budaya timur bukan sekadar benda mati yang bisa diubah, dibentuk, dan dirusak mengikuti keinginan manusia. Tetapi alam lingkungan (termasuk angin, gunung dan sungai) selalu digambarkan sebagai sosok naga yang harus diperlakukan dengan hati-hati. Apabila keseimbangan ekosistem dirusak alam akan murka, dan kehidupan manusia akan binasah.
b. Bangunan, sebagai benda yang dibuat oleh manusia terbuat dari unsur bumi dan diisi oleh nafas kehidupan alam semesta. Sebab itu, bangunan memiliki denyut kehidupan dan akan mewarnai kehidupan yang tinggal di dalamnya.
c. Manusia, sebagai makhluk sosial yang berakal budi, dalam pengaruh alam yang baik akan menghasilkan nilai kesadaran yang bermanfaat bagi kehidupan dirinya dan lingkungannya. Tetapi dalam pengaruh alam yang buruk, ambisinya dapat merusak dirinya dan lingkungan tempat ia tinggal.[13]

5.  Pengaruh Gambar Naga

Menempatkan gambar naga dalam rumah mencerminkan suatu bagian besar dari keajaiban feng shui Taois, karena ia digunakan untuk mengaktifkan chi kosmik yang diwakilinya. Namun ia harus duduk di tempat yang tepat di dalam rumah. Matanya harus dibukakan dan ada hal-hal tabu yang berkaitan dengan ukuran dan warnanya. Ia memberikan hasil yang paling baik jika ditempatkan secara tandem dengan air yang mengalir indah dan ia memberikan kekuatan perlindungan yang besar bagi mereka yang tahu bagaimana cara menggunakan gambarnya yang berwarna emas.[14]

Beberapa Penempatan Naga Di Dalam Rumah Antara Lain:

a.  Tempatkan sebuah pahatan atau lukisan naga kecil di ruang tamu anda, jika memungkinkan menghadap ke timur. Gunakanlah selalu kompas untuk mendapatkan arah yang benar, seekor naga dapat hidup didalam atau luar rumah dan tetap memberikan uang kepada anda. Sang naga harus selalu ditempatkan menghadap air karena kehadiran hawa yang dari air membuat simbol naga itu bangun dan menghembuskan napas chi yang tepat.[15]
b. Jangan pernah menempatkan naga di dalam toilet atau kamar mandi meskipun hanya menghadapnya karena ini menandakan bahwa uang anda sedang dicuci habis. Bahkan saat sang naga menghadap laut, jika ada toilet diantaranya secara simbolis kekayaan anda sedang dicuci habis.
c. Jangan menggantung atau menempatkan gambar naga ke arah selatan, sektor api.
d. Jangan menempatkan gambar naga di atas tempat api karena ini menandakan bahwa energi api sedang membakarnya.
e. Jangan menggunakan karpet naga karena ini sama sekali tidak berpengharapan. Bagaimana anda dapat sukses jika anda terus melangkah di atas simbol kesuksesan.
f. Jangan pernah menggantung gambar naga di kamar tidur karena akan menimbulkan tenaga yang berlebihan.[16]

6. Bentuk Tanah dan Struktur Bangunan yang Membawa Energi Merugikan.

Energi merugikan berkumpul dibentuk tanah dan struktur bangunan yang memiliki ketidak sesuaian yang tajam dengan lingkungan sekitar.[17] Beberapa bentuk tanah dan struktur bangunan yang dapat membawa energi merugikan antara lain:

a. Tebing
b. Karang menggantung dan bongkahan batu besar
c. Parit dan batuan lepas
d. Bangunan tinggi
e. Bangunan dengan sisi tajam
f.  Bangunan berbentuk tidak beraturan.
g. Pembangkit listrik
h. Tanah dan bangunan yang berhubungan dengan kematian dan penyakit.
i.  Tanah dan bangunan yang berhubungan dengan kebusukan.

7. Bentuk Tanah Dan Struktur Bangunan Yang Membawa Energi Menguntungkan

Energi menguntungkan terdapat pada tanah yang mempunyai kesuburan dan letaknya mempunyai daya pandang yang luas tanpa halangan. Beberapa bentuk tanah dan struktur bangunan yang membawa energi menguntungkan antara lain:   

a. Bukit yang landai. 
b. Air tenang.
c. Semak dan hutan.
d. Tanaman dan kebun.
e. Bangunan bulat.
f.  Tanah dan bangunan yang membawa energi hidup.[18]

8.  Memilih Skema atau Warna

Ada beberapa pilihan warna yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yaitu:

a. Merah, untuk mengaktifkan selera makan, kekuatan fisik, kegairahan, tindakan dinamis, keteguhan dan kegembiraan.
b. Jingga, untuk mengaktifkan optimisme, perluasan, kepercayaan diri, rasa kebersamaan, antusiasme, kehangatan hati.
c. Kuning, untuk mengaktifkan intelektual, komunikasi, perhatian pada detail, prestasi akademis, ungkapan, kebebasan, dan ketulusan.
d. Hijau, untuk mengaktifkan keseimbangan, harmoni, penyembuhan, pertumbuhan, harapan, kelimpahan dan penggantian.
e. Biru, untuk mengaktifkan inspirasi, kedamaian batin, pemahaman spiritual, iman, devasi, kesabaran, ketenangan, kepuasan. 
f.  Ungu, untuk mengaktifkan ketenangan,  intuisi, kesadaran, psikis, kelembutan dan pandangan spiritual.
g. Putih, untuk mengaktifkan pemurnian, kerendahan hati, kemurnian, perluasan keseimbangan, cinta ilahi dan terlalu banyak putih dapat terlihat steril.
h. Hitam, unutk mengaktifkan yang misterius, tidak dikenal, kediaman alam batin, malas, dan terlalu banyak hitam dapat menyebabkan depresi.[19]

9.  Air Untuk Kelimpahan.

Dalam ilmu feng shui air mempunyai peranan yang penting yaitu:

a. Tempatkanlah aquarium atau air mancur di daerah kekayaan dalam rumah anda. Ini terletak di sudut kiri terjauh ketika anda menghadap ke depan rumah.
b. Peliharalah sembilan  ikan mas (8 merah dan 1 hitam) atau 100 ikan Gapy dalam aquarium untuk merangsang kelimpahan, 1 atau 5 arwana juga akan memiliki efek.
c. Tempatkanlah air mancur atau pancuran air di luar pintu rumah anda lebih baik di sebelah kanan pintu ketika anda masuk. Ini memberikan rizki dan kelimpahan untuk mengalir ke pintu depan rumah anda.
d. Tempatkan model kapal layar (dengan layar terbentang) menghadap ruang kerja anda (meja, kasir, komputer) ini akan melambangkan kapal yang berlayar di air yang tenang yang membawa kelimpahan bagi anda.
e. Pastikan semua jalan air jernih lancar untuk merangsang aliran keuangan, jangan biarkan air tersumbat di saluran.
f. Aliran berliku didepan rumah anda membawa nasib baik dan kelimpahan.[20]

10. Arah Dan Feng Shui

Arah berperan penting dalam feng shui, master Cina kuno memahami kekuatan tersembunyi yang mengalir dari setiap arah. Yang ditekankan dalam feng shui aliran kompas. Dalam tradisi  ini arah kompas disebut lo-pan digunakan untuk banyak pemikiran dan keputusan. Master feng shui dipanggil untuk menentukan lokasi terbaik bangunan guna memastikan bahwa bangunan itu sesuai dengan kekuatan arah, seperti orang Indian. Master feng shui memberikan hewan mitos untuk setiap arah sebagai penghubung dengan kekuatan arah itu yaitu:

a. Naga, melambangkan kekuatan kreatif dan menguntungkan dari timur.  
b. Burung Hong atau Phoniks, melambangkan energi gembira dan meluas dari selatan.
c. Macan, melambangkan energi barat yang berubah dan tak dapat diramalkan.
d. Kura-kura, memberikan kekuatan utara yang bijaksana dan bertahan.[21]

11. Prinsip Dasar Feng Shui

Prinsip dasar dari feng shui ini sebenarnya adalah upaya untuk menyatukan antara seseorang dan aktifitasnya sebagai isi (content), bangunan sebagai tempat orang itu berada (place), dan lingkungan disekitar bangunan tersebut. Hal ini berarti, sebenarnya terdapat kearifan didalamnya, untuk mengingatkan kepada manusia agar mengelola alam dan lingkungan dengan baik tanpa mengeksploitasiya.[22]

a.  Penataan Denah Feng Shui.

Ilmu  feng shui, sebagaimana ilmu pengetahuan lain khususnya dalam bidang perancangan bangunan arsitektur, mempunyai beberapa prinsip yang dapat dijabarkan menjadi beberapa bagian yang lebih terinci. Feng shui mengutamakan harmonisasi antara unsur alam pada sebuah bangunan dengan manusia sebagai penghuni.[23]

Feng shui mengajarkan kepada manusia untuk menghormati (respek) alam dan lingkungan. Sebagaimana dalam kehidupan rumah tangga, manusia harus mendapatkan respek terhadap masing-masing pasangan agar tercipta keselarasan dan harmonisasi dalam hidup. Bahwa dalam feng shui dikenal istilah “Yin-Yang” yang artinya pria-wanita, keras-lembut, panas-dingin, dan lain-lain. Kedua unsur ini saling melengkapi satu dengan lainnya, sebagai sebuah simbul penyatuan dua sifat dasar yang berlawanan menjadi suatu harmonisasi. Di dalam arsitektur juga dikenal istilah balance (keseimbangan) yang diperoleh dengan menyatukan dua aspek yang berlawanan menjadi suatu harmonisasi yang apik dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.[24]

Penyelerasan energi dalam interior rumah pada prinsipnya dilakukan dengan cara menangkap  chi positif masuk ke dalam rumah, mengalirkannya dengan baik ke dalam setiap ruangan dan juga menangkal chi negatif yang datang dari luar, menetralisir yang masuk ke dalam ataupun juga membuangnya. Ruang-ruang penting yang perlu mendapatkan perhatian pada aliran chi ini, yaitu pintu utama "main gate", ruang tamu, ruang bersama atau ruang keluarga, ruang berdoa, ruang kerja, kamar tidur, dapur dan kamar mandi (WC). Hal tersebut dilakukan karena ruang-ruang inilah yang sering digunakan sebagai wadah aktifitas seluruh anggota keluarga.[25]

Logika Penataan Denah

Dalam arsitektur, penataan ruang dalam (interior) menurut  feng shui ini bermanfaat untuk mengalirkan udara dari luar agar senantiasa mengalir ke dalam setiap ruangan sehingga kondisi udara di dalam akan senantiasa berputar. Hal tersebut membuat efek psikologis atau pengaruh kejiwaan yaitu: ruangan senantiasa menyegarkan, tidak sumpek, tidak pengap dan tidak lembab sehingga kesehatan penghuni akan terjaga setiap saat.[26]

b.  Penataan Tata Warna (Coloring) Sesuai Feng Shui

Dalam feng shui, warna-warna juga mempunyai arti sendiri. Ilmu feng shui menjelaskan bahwa untuk mengetahui pilihan warna yang cocok bagi seseorang, perhitungannya tetap mengacu pada lima unsur  yang dihubungkan dengan tahun kelahirannya. Dengan menerapkan konsep rumusan lima unsur inilah kita dengan mudah dapat menentukan warna apa yang cocok dengan diri kita. Warna ini dapat diterapkan pada warna rumah atau inteior. Penetapan warna-warna tersebut dapat dilihat dari diagaram warna primer dan campurannya.

1) Logika Tata Warna (Coloring)

Warna didalam arsitektur bertujuan untuk menonjolkan kesan estetis terhadap desain sebuah bangunan, yaitu menciptakan sebuah atmosfer. Warna-warna cerah memberi suasana ceria dan warna minimalis primer seperti putih menciptakan kesan agung serta megah.

Penataan warna dalam ilmu arsitektur mempunyai berbagai macam tujuan, yang muaranya adalah untuk menambah kesan estetika dari sebuah bangunan atau ruangan. Warna dibagi menjadi tiga bagian yaitu warna primer, sekunder dan tersier.

a) Warna merah, sebagai salah satu dari warna primer, dapat menimbulkan kesan kegairahan, possion and desire, semangat yang dimunculkan oleh kesan merah ini. Itulah sebabnya warna merah baik untuk digunakan pada ruang-ruang seperti ruang makan, untuk meningkatkan selera makan dan ruang kerja atau ruang kantor untuk lebih memotifasi semangat dalam bekerja.
b) Warna  putih, dapat diterapkan untuk menimbulkan kesan lapang atau luas. Warna putih cocok untuk digunakan pada ruangan yang tidak terlalu luas, misalnya menggunakan keramik berwarna cerah atau cat putih pada tembok dan plafon.

2) Tujuan Pemberian Warna Pada Sebuah Bangunan Atau Ruangan Antara Lain:

a) Warna menunjukkan kesatuan atau justru menonjolkan perbedaan-perbedaan yang ada. Penyeragaman warna akan membuat kesan suatu kesatuan, sedangkan berbagai variasi warna akan menonjolkan rasa yang berbeda-beda.
b) Warna mengekspresikan karakter dari suatu material. Suatu bangunan dengan atap genteng berwarna merah, berdinding abu-abu dari material batu alam, serta berwarna coklat kayu untuk jendela dan pintunya menegaskan setiap esensi karakter dari material bahan bangunannya.
c) Warna mempengaruhi proporsi. Material dengan warna kontras bergaris-garis horisontal akan menimbulkan kesan lebar, sedangkan warna kontras bergaris-garis vertikal akan menimbulkan kesan tinggi.
d) Warna memberi kesan berat. Warna-warna gelap akan membuat kesan-kesan berat pada bidang bangunan, sedangkan warna-warna cerah akan memberi kesan ringan.
e) Menambah kesan luas. Bisa digunakan dengan menggunakan warna-warna cerah, berguna bagi bangunan-bangunan yang tidak luas. Warna-warna gelap akan mempersempit  kesan ruang.[27]

c.  Penataan Ruang Tamu Sesuai Feng Shui 

Dalam feng shui, ruang tamu berfungsi sebagai jantung dari sebuah rumah. Bentuknya segi empat siku-siku, tidak baik jika ada lengkung ataupun potongan diagonal. Bentuk ruang tamu atau ruang keluarga yang terpotong dalam feng shui tidak baik karena digambarkan sebagai hilangnya sebagian keluarga sehingga keluarga akan tercerai-berai. “tidak boleh menggantungkan lukisan dua binatang yang sedang berkelahi, efeknya membuat suasana rumah panas sehingga sering terjadi pertengkaran”.[28]

Logika Penataan Ruang Tamu

Ruang tamu perlu ditata karena keberadaannya sebagai tempat berkumpul seluruh anggota keluarga. Selain itu, bila ada tamu atau relasi yang berkunjung ke rumah maka kesan pertama yang akan tertangkap adalah ruang tamunya. Bila ruang tamu dalam sebuah rumah tertata rapi, sudah pasti pemiliknya juga rapi. Hal ini juga meningkatkan kehormatan atau citra pemilik rumah tersebut.

Pengaturan perabot seperti meja kursi di dalam ruang tamu dalam ilmu arsitektur disusun sesuai tema yang sesuai, misalnya mengikuti tema bangunan. Bangunan klasik penataan interiornya juga bertema klasik. Bisa juga dibuat kontras, yaitu bangunan minimalis dengan penataan interiornya bertema country atau etnik.[29]

d.  Penataan Ruang Tidur Sesuai Feng Shui 

Dalam feng shui, kamar tidur paling penting keberadaannya karena disinilah tempat beristirahat dan berkumpul dengan pasangan.[30]

e.  Penataan Kamar Mandi (WC) Sesuai Feng Shui

Dalam feng shui disebutkan bahwa kamar mandi (WC) mempunyai banyak energi yin (mati, gelap dan tenang). Hal ini dikatakan dalam feng shui karena ruangan ini berfungsi sebagai tempat keluarnya aliran energi. Jadi kamar mandi perlu diatur agar energi dapat keluar dengan baik, tidak mampet (macet), serta tidak ikut menggelontorkan chi baik keluar rumah.[31]

f.  Penataan Dapur Sesuai Dengan Feng Shui

Posisi dapur juga memegang peranan penting dalam feng shui. Bisa dikatakan bahwa di dalam dapur ada dua dewa, yaitu dewa air dan dewa api. Sesuai penjelasan logis, yang dimaksud dewa air adalah elemen air pada bak cuci piring, sedangkan  dewa  api ada pada elemen api, yaitu kompor. Jadi prinsip pengaturan dapur sesuai feng shui ini yaitu untuk mengatur kedua elemen tersebut (api dan air). Memang api mempunyai sifat yang berlainan dengan air sehingga tidak boleh disatukan.[32]

g.  Penataan Ruang Kerja Sesuai Feng Shui 

Keberadaan ruang kerja cukup penting karena tempat inilah seorang manusia menghabiskan besar waktu siang harinya. Oleh karena itu, ruang kerja ini perlu ditata sesuai feng shui, untuk mengoptimalkan kenyamanan penggunanya.
Dalam feng shui dipercaya bahwa ruang kerja adalah ruang penting. Di dalamnya usaha manusia itu berlangsung. Penataan feng shui ruang kerja dipercaya dapat membawa pengaruh terhadap kelancaran bisnis dan usaha, menolak pengaruh negatif yang dipancarkan oleh pesaing bisnis, dan dapat membuat konsumen lebih loyal terhadap kita.[33]

h.  Penataan Gudang Sesuai Feng Shui

Keberadaan gudang sering kali diabaikan oleh kita karena paling jarang dimasuki untuk kegiatan sehari-hari. Meskipun demikian, gudang juga harus ditata keberadaannya dengan menggunakan konsep feng shui karena gudang merupakan tempat tujuan sebuah chi.

Dalam feng shui dikatakan bahwa gudang yang tidak ditata mempunyai potensi untuk menghambat bisnis, mengurangi keharmonisan keluarga, atau pun membuat sakit  penghuninya. Hal ini ada benarnya karena gudang yang tidak ditata dan juga kotor adalah tempat terbaik bersarangnya serangga dan kuman penyakit, seperti tikus dan kecoak.[34]

i.  Penataan Ruang Makan Sesuai Feng Shui

Ruang makan merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga. Di ruang inilah sebuah keluarga biasanya berdiskusi tentang masalah-masalah mereka ataupun pengalaman-pengalaman yang didapatkan pada siang harinya. Oleh karena itu, keberadaan sebuah ruang makan menjadi penting untuk ditata sesuai feng shui. Tujuannya agar suasana di dalam ruang makan tersebut hidup dan membuat penggunanya merasa nyaman.[35]

Dalam  feng shui dikatakan bahwa ruang keluarga juga berperan sebagai lewatnya situasi sebuah chi. Oleh karena itu, ruang makan harus ditata agar sesama penggunanya dapat meningkat kesejahteraannya, harmonis antara satu dengan yang lain, dan selalu terjaga kesehatannya. Salah satunya adalah dengan menata aliran chi yang lewat agar berpengaruh pada makanan dan suasana ruangan di dalamnya.[36]

12. Elemen Alam Dalam Feng Shui

Dalam feng shui disebutkan pula mengenai adanya karakter-karakter berbeda menggunakan elemen dasar yang ada di bumi ini sebagai simbul yaitu, api, tanah, logam, air dan kayu. Kelima elemen ini berhubungan dengan kepribadian dan bisnis.

Dalam bahasa Cina, kelima elemen ini disebut dengan  Wu Xing,  Wu artinya lima dan  Xing artinya perpindahan. Jadi  seperti halnya daur hidup manusia, di dalam ke lima elemen ini tergambarkan adanya siklus satu dengan yang lain saling berhubungan.[37]

Elemen-elemen tersebut juga menerangkan sifat dasarnya yaitu sebagai berikut:

a. Api, sifat dasarnya selalu penuh semangat, selalu bergairah, membakar (provokatif), terkadang juga melucu, menghangatkan akan tetapi dapat melukai atau menghanguskan lawannya. Api diasosiasikan dengan warna merah. Variasi warna merah tersebut adalah oranye, merah jambu, sampai warna merah marun dan juga burgundy.
b. Tanah, sifat dasarnya adalah membumi, sederhana tidak neko-neko dan pendiam. Sikap pendiam ini kadang membingungkan lawan bicaranya sehingga sering disangka pasif. Tanah diasosiasikan dengan warna kuning. Variasi warna dengan warna kuning lemon sampai kuning cerah dan berwarna emas.
c. Logam, sifat dasarnya adalah keras, dingin dan tajam baik pikiran maupun perkataan. Logam sering digunakan sebagai senjata karena sifat dasarnya tersebut. Sifat positifnya adalah orang logam sangat serius menangani usaha yang diminatinya. Logam diasosiasikan dengan warna putih. Variasi warna mulai dari abu-abu, putih tulang sampai putih cerah.
d. Air, sifat dasarnya adalah tenang, pikirannya dalam, dan perkataannya mampu membuat lawan bicara terhanyut. Orangnya sangat fleksibel, tetapi sering tidak punya pendirian tetap. Air diasosiasikan dengan warna hitam. Variasi warna gelap seperti biru donker dan hijau gelap.
e. Kayu,  sifat dasarnya adalah fleksibel, alami, menyenangi hal-hal yang bersifat tradisional, mudah patah semangat. akan tetapi justru dari kesederhanaan itulah membuat  lawan bicara tertarik. Kayu diasosiasikan dengan warna hijau (alami). Variasi warna adalah seluruh warna hijau.[38]

13. Qi Sebagai Nafas Kehidupan 

Angin/fung dan air/shui adalah energi alam yang bisa hidup secara mandiri. Tidak seperti unsur lain yang harus menggantungkan elemen lain baru bisa tumbuh. Gabungan arus air dan udara / angin dalam kadar yang lebih murni sering dimanifestasikan sebagai nafas alam semesta atau disebut Qi/chi. 

Qi adalah energi vital (dapat diibaratkan sebagai ozon) yang sangat dibutuhkan dalam menciptakan feng shui yang baik bagi kehidupan, dan sering diibaratkan sebagai hawa rizki.  Qi tidak saja mengalir dipermukaan bumi, tapi juga menyusuri bawah permukaan tanah.[39]

Puncak gunung yang tinggi merupakan pusat pembentukan Qi, kemudian mengalir ke seluruh penjuru alam melalui lereng bukit, lembah dan aliran sungai. Dalam penyebaran tersebut, kualitas Qi dapat berubah sesuai dengan pola alam yang dilewatinya. Dilingkungan angin dan air yang seimbang, energi Qi akan meningkatkan kualitas kesuburan tanah beserta semua makhluk hayati yang ada dilingkungan sana. Tetapi ketika angin tidak dapat bersirkulasi dan air menguap, Qi akan berubah menjadi Sha  Qi/energi pembunuh. Jadi sifat Qi ada dua yaitu ada yang bisa mendatangkan kebaikan/berkah dan ada yang dapat mengundang petaka/nasib sial.[40]

Angin/fung yang lembut akan menciptakan  Sheng  Qi yang baik, sedangkan air/shui akan memelihara dan mempertahankan Qi dalam kapasitas yang lebih tahan lama untuk meningkatkan kesuburan fisik dan spiritual alam maupun kehidupan yang terjalin dalam lingkungan yang dimaksud.[41]

Sheng Qi ibarat udara sejuk / murni yang mengalir lembut diantara bukit dan danau untuk menyegarkan pikiran, sedangkan sha Qi ibarat udara pengap dan anyir yang terjebak dalam ruang tertutup dan tidak dapat bersirkulasi. Qi yang dalam terjemahan bebas sering dikategorikan sebagai nafas kosmis naga/alam semesta sangat dicari dalam feng shui. Bahkan sebagian pakar mengatakan bahwa kualitas sebuah bangunan rumah tinggal atau makam identik dengan sejauh mana kita dapat menghimpun energi Qi untuk singgah lebih lama dalam objek yang diteliti.[42]



[1] Andie A. Wicaksono, Menata Interior Sesuai Feng Shui (Jakarta: Penebar Swadaya, 2006), 3.
[2] Mas Dian, Logika Feng shui Buku Ke Tiga Formasi Atap Yang Selaras Dalam Alam (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2001), xiii.
[3] Andie A. Wicaksono, Loc. Cit.
[4] Ibid., 7.
[5] Mas Dian, Feng shui Lahan Rumah Tinggal (Jakarta: PT. Gramedia, 2007), 4.
[6] Kang Lam Hoo, Pedoman Merancang Feng shui Seni Menangkal Bala Dan Menjaring Keberuntungan. (Jakarta: PT. Indira, 1997), 2.
[7] Ibid,. 3.
[8] Mas Dian, Feng shui Lahan Rumah Tinggal (Jakarta: PT. Gramedia, 2008), 4.
[9] Seyyed Hussein Nasr, Antara Tuhan Manusia Dan Alam (Yogyakarta: IRCiSoD, 2003), 101.
[10] Ibid., 104.
[11] Ibid., 105
[12] Mas Dian, Op. Cit., 5.
[13] Ibid., 7.
[14] Too Lilllian, Irresistible Feng shui Magic (Jakarta: PT Elex Media Komputindo 2003), 13
[15] Ibid., 7.
[16] Ibid., 8.
[17] Eva Wong, A Master Course In Feng shui Kursus Intensif Feng shui (Jakarta: PT Elex Media Komputindo 2005), 15
[18] Ibid., 21.
[19] Denise Linn, Feng shui For The Soul ( Jakarta: PT. Elex Media Komputindo 2002) 44.
[20] Denise Linn, Feng shui For The Soul ( Jakarta: PT. Elex Media Komputindo 2002) 188
[21] Ibid., 44.
[22] Andie A. Wicaksono, Op. Cit., 3.
[23] Ibid.
[24] Ibid., 6-7.
[25] Ibid., 8.
[26] Ibid.
[27] Ibid., 12-13.
[28] Ibid., 15.
[29] Ibid., 17.
[30] Ibid., 21.
[31] Ibid., 28.
[32] Ibid., 31.
[33] Ibid., 34.
[34] Ibid., 40.
[35] Ibid,. 40-43.
[36] Ibid., 44-45.
[37] Ibid., 61
[38] Ibid., 61-62.
[39] Mas Dian, Op. Cit., 36.
[40] Ibid.
[41] Ibid., 36.
[42] Ibid., 37.

No comments:

Post a Comment