Kitab
maulid yang selama ini beredar luas di masyarakat (sekitar paling tidak 24
edisi teks) terbatas pada teks-teks Arab serta teks terjemahannya, baik ke bahasa Indonesia
maupun Jawa.
Dalam
penelitian berjudul ”Kurdish ulama and their Indonesian students´, dalam De
Turcicis Aiique Rebus: Commentari Henry Hofman Dedicati,[1]
Martin Van Brunessen menemukan teks kitab Maulid al-barzanji yang terbit di Indonesia dalam edisi yang berbeda-beda
yakni:
1).
Muhammad Nawani bin Umar al-Jawi al-Bantani (1813-1897M), Madarij as-Su'ud ila
Iktisa' al-Burud (Jalan Naik untuk Dapat Memakai Kain yang Bagus), komentar
dalam bahasa Arab berbagai edisi dan peterbitan.
2). Abu
Ahmad Abdul hamid al-Qandali (Kendal), Sabil al-Munji (Jalan bagi Penyelamat),
terjemahan dan komentar dalam bahasa Jawa, diterbitkan oleh Menara Kudus,t.t.
3).
Ahmad Subki Masyhadi (pekalongan), Nur al-Lail ad-Daji wa Miftah Bab al-Yasar
(Cahaya di malam gelap dan kunci pintu kemudahan), terjemahan dan komentar
dalam bahasa Jawa, diterbitkan oleh Hasan al-Attas, Pekalongan,t.t
4).
Asrari Ahmad, (wonosari Tempuran, Magelang) Munyah al-Martaji al-Tarjamah
Maulid al-Barzanjî (Harapan bagi Pengharap dalam Riwayat Hidup Nabi Tulisan
al-Barzanjî), terjemahan dan komentar dalam bahasa Jawa, diterbitkan oleh
Menara Kudus,t.t
5).
Mundzir Nadzii, al-Qaula al-Munji 'ala Ma'ani al-Barzanjî (Ucapan yang Menyelamatkan
dalam Makna-Makna al-Barzanjî), terjemahan dan komentar bahasa Jawa.
diterbitkan oleh Sa'ad bin Nashir bin Nabhan. Surabaya,t.t
(6) M.
Mizan Asrani Muhammad, Badr ad-Daji fi Tarjamah Maulid al-Barzanjî (Purnama
Gelap Gulita dalam Sejarah Nabi yang Ditulis al-Barzanjî), terjemahan Indonesia
diterbitkan oleh Karya Utama, Surabaya,t.t.[2]
Kitab
maulid karya Imam Nawawi banten merupakan syarah (komentar yang umumnya
bersifat penafsiran) atas kitab Maulid al Iqd al- Jawahir Syaikh Ja’far
al-Barzanji. Sedangkan kitab kedua
sampai kitab kelima merupankan kitab berbahasa Arab dari Maulid al-Barzanji
yang diberi terjemahan berbahasa Jawa secara menggantung (model jenggotan) dengan huruf Arab pegon. Dan kitab
keenam adalah kitab terjemahan secara bebas atas kitab Maulid al-Barzanji
kealam bahasa Indonesia.
Namun
disamping enam kitab yang diketemukan dalam penelitian Bruineseen tersebut,[3]
ternyata masih banyak edisi kitan al-Diba’i dan al-Barzanji maupun edisi
terjemahannya kedalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia yang lain.
Hingga
saat ini disamping keenam kitab yang
terlah tersebut diatas dapat disebutkan edisi-edisi kitab yang disebut secara
genetik sebagai kitab ”al-Barzanji” yang beredar di Indonesia, yaitu:
1. Majmu’at
Maulid Syarf Al-Anam (Anonim berbahasa Arab), Thoha Putra Semarang, tt, 256
halaman.
Kitab
inilah yang paling popular dipakai oleh masyarakat awam (terutama generasi tua
kelompok tradisioal) untuk berbagai keperluan dan tradisi keagamaan dan kemasyarakatan.
Sehingga penerbit yang sama mencetaknya dalam berbagai bentuk (kecil, sedang
dan besar) dan beragam edisi. Edisi yang sama, judul sama, dan jumlah halaman
yang sama juga diterbitkan oleh CV. Menara Kudus, serta penerbit Dahlan
Surabaya dengan judul Majmu’at al- Mawalid.
2. Majmu’at
Mawalid Wa Da’iyyah (Anonim, berbahasa Arab), diterbitkan oleh PT. Karya Toha
Putra, Semarang, 1406H, dengantebal 278 halaman.
Kitab
ini menghimpun lima kitab utama yakni: (Maulid al-Diba’i, Al-Barzanji Natsr,
Al-Azab Syarf al-Anam dan al-Barzanji Nadzam), al Asma’ al-Husna, kitab tauhid Aqidah al-Awam, kitab Ratib al hadad,
talqin mayit, sholat sunnah nishfu Sya’ban, 14 macam doa’ doa untuk berbagai
keperluan, al-Tahrim, sholawat Badriyyah.[4]
Judul
yang sama juga diterbitkan oleh PT Ma’rifat Bandung (t.t, 243 halaman)
perbedaan kitab ini dengan Majmu’at Syarf al- Anam, hanya terletak pada susunan bagian satu dengan yang lain. Kitab
Majmu’ Syaraf al-Anam dimulai dengan kitab Maulid al-Barzanji Natsar (oleh Syekh
al-Barzanji) dan kitab Syaraf al- Anam (karya al-Diba’i), sedang yang kedua
biasanya dimulai dengan kitab Maulid al-Diba’i
dan sebagainya. Selain itu muatan didalamnya lebih banyak, disamping memuat
semua kitab pada al- Majmu’at wa al Da’awat.
3. Majmu’
(dengan membatasi isinya hanya pada Kitab populer yakni Maulid Natsar, Diba’i,
al-Ahzab, Mahal al-Qiyam, doa Nisfu Sya’ban, Sholawat Nariyah, Sholawat
Munjiyat, dan Sholawat Badriyyah) diterbitkan
oleh PT. Thoha Putra Seemarang, t.t. setebal 120 halaman. Kitab ini juga diterbitkan oleh pustaka Alawiyyah
Semarang t.t dengan ketebalan 80 halaman)
4. Majmu’
(berisi kitab Maulid al-Diba’i, al-Ahzab, Syaraf al-Anam, dan Sholawat
Badriyyah), penerbit Appollo, Surabaya t.t jumlah halammn 34 halaman.
5.
Terjemah Maulid al-Barzanji (Arab dan Indonesia) diterjemahkan oleh H Abdullah
Shonhaji, penerbit Al-Munawar Semarang, t.t tebal 100 halaman. Kitab ini hanya
menerjemahkan secara umum (terjemahan
ditaruh dibawah teks) dengan disertai dengan cara membacanya dalam huruf latin.
6.
Maulid al-Barzanji Terjemah Barzanji Disertai Nama untuk Anak Laki-laki dan
Perempuan, diterjemahkan oleh DRS. H. Moh Zuhri, penerbit CV. Toha Putra
Semarang, 1992 tebal 149 halaman.
Kitab
ini berisi terjemahan dalam bahasa Indonesia pada kolom sebelah kiri, sedang pada
kolom sebelah kanan pada halaman yang sama berisi teks bahasa Arab beserta cara
membacanya dalam huruf latin. Pada akhir buku, disertai dengan tambahan bab ”Tuntunan
Islam dalam memberi nama anak”, ditambah dengan al-Asma’ul Husna, nama-nama
nabi dan Rasul serta nama anak ayang baik
untuk anak laki-laki dan perempuan. Tentu ini dimaksudkan bahwa kitab
al-Barzanji ini bisa sebagai pedoman yang dipergunakan dalam acara-acara yang
berhubugan dengan kelahiran anak, sebagaimana umumnya tradisi masyarakat Islam
di Jawa khususnya.
7. Majmu’at
Maqru’atin Yaumiyyah wa Usbuiyyah fi al-Ma’had al-Islami al-Salafi Langitan, Muhammad bin Abdaullah Faqih, Pon-Pes langitan,
Tuban, t.t tebal 304.
Kitab
ini bisa dibilang eklusif baik secara penyusunannya
maupun struktur susunan didalamnya yang
lain umumnya kitab al-Barzanji. Demikian pula pemakaiannya bersifat terbatas
pada lingkungan pesantren yang memiliki afiliasi dengan pesantren langitan.
Nampaknyaa kitab ini penyusunannya selesai pada tahun 1992.
8. Samt
al-Durar, karya syaikh Ahmad al-Habsyi, t.t, Banjarmasin. Kitab ini mengacu
pada kitab Maulid al-Habsyi yang dipakai secara luas terutama diwilayah Jawa,
Sumatera dan Kalimantan, khususnya pada tharekat Sammaniyah.[5]
Sedangkan
yang khusus mengenai kitab Maulid al-Diba¶i yang beredar di Indonesia adalah:
1.
Al-Qawl al badi fi Tarjamah al-Maulid al-Dina’i, diterjemahkan oleh Ahmad Fauzan Bin Zain Muhammad
Al-Rabbani, al-Munawar Semarang t.t 64 halaman berupa terjemahan model jeggotan
kedalam Bahasa Jawa secara harfiyyah
2. Qath
al-Marba’ wa Nayl al-Arb, Tarjamah Maulid al Diba’ wa Maulid al-Ahzab,
penerjemah H. Ahmad Subkhi Mashary, penerbit Hasyim Puta, Semarang t.t tebal 116 halaman. Terjemah ke dalam bahasa
Jawa secara umum.
3.
Yaqulu al-Da’i tarjamah al-Maulid al-Diba’i oleh KH. Misbah bin Zain
al-Mustafa, penerbit al-Ikhsan Surabaya,
t,t tebal 72 halaman. Terjemahan kedalam bahasa Jawa ini bisa dibilang cukup
sistematis, yakni disamping menerjemahkan secara jenggotan (menggantung ke bawah
teks secara harfiyah) pada setiap alenia juga disertai terjemahan umum (bebas)
dan mudah dicerna masyarakat yang membacanya.[6]
4.
Al-Maulid al-Diba’i, Diba Arab Latin beserta Terjemahannya penerjemah Baedlowi
Syamsuri, penerbit apollo, Surabaya,t.t setebal 100 halaman. Terjemahan umum
kedalam bahasa Indonesia disertai juga dengan cara membacanya dalam huruf
latin. Terjemahan ini cukup bagus baik gaya maupun kedekatan sastrawinya dengan
bahasa asli.
5.
Terjemah Maulid ad-Dibaiy, oleh Abdullah Shonhaji, Penerbit Munawar, Semarang
tt., tebal 78 haalaman sifat terjemahanya mirip dengan yang dilakukan oleh
Baedlowi Samsuri hanya terkesan lebih harfiyyah
6.
Maulid Diba’ dan Terjemahnya, penerjemah Moh. Wahyudi, PT. Indah Surabaya, 1997,
tebal 100 halaman. Terjemahan bahasa Indonesia tanpa disertai cara membacanya.
Sifat terjemahnyya pun langsung dan umum
7.
Maulid al-Diba’i, maulid diba’ Arab dan Latin berikut Terjemahanya, oleh H
Ainul ghoerry Soechami penerjemah karya Abditama, Surabaya t.t. tebal 75
halaman. Terjemahan bahasa Indonesia dengan cara membacanya pada setiap alenia.[7]
[1] Penelitian ini diterjemahkan
dalam artikel “ Ulama Kurdi dan Murid Indonesia mereka “dalam Kitab
Kuning, Pesantren dan Tharekat: Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia, Mizan,
Bandung , cet III, 1999, hlm 88-111 lihat Ahmad Anas, op. cit., hlm 73
[2] Ahmad Anas , op. cit., hlm 73
[3] Pada kesempatan lain,
Bruinessen menyebutkan di Indonesia
sekarang setidak- tidaknya ada 7 edisi teks ini yang berbeda. Lihat Bruinessen,
Kitab Kuning hlm. 211
[4] Hampir semua kitab Majmu’at
memuat hal-hal tersebut, dimana kitab kumpulan tersebut umum disebut dengan
kitab Barzanji Lihat Ahmad Anas, hlm 75
[5] Ibid., hlm 76-78
[6] Pola ini umumnya dipakai oleh
para ulama tradisional salaf seperti juga dipakai oleh K H Bisri Mustofa dari
Rembang.
[7] Ibid hlm.79
No comments:
Post a Comment