Penyelenggaran
peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Bukan tanpa masalah, Sikap pro dan kontra
terhadap tradisi ini selalu timbul sepanjang sejarah. Ulama mazhab Syafi’i
secara tegas mengungakapkan dukungan dan menganggap hal itu sebagai sesuatu
yang sah dilakukan. Tetapi ulama dari mazhab Maliki menolak dengan berbagai
argumentasi.
Salah
satu sasaran kritik terhadap perayaan Maulid Nabi di Indonesia, adalah masuknya
nilai lain yang justru dianggap akan merusak makna maulid. Misalnya kegiatan
peringatan itu bercampur dengan upacara-upacara berbau mistik atau tradisi khas
budaya Islam Jawa.
Al
Qur'an memang tidak memerintahkan secara eksplisit agar umat Islam memperingati
maulid Nabi Muhammad dengan perayaan atau seremonial tertentu. Allah dan
Rasul-Nya juga tidak memerintahkan umat Islam setiap tahun memperingati hari
Hijrah, hari Isra’ Mi’raj, hari wafat Nabi dan hari bersejarah lainnya.
Namun
andaikata peringatan Maulid Nabi itu diadakan dengan cara Islami dan tujuan
positif untuk syiar dan dakwah agama, tentunya perbuatan itu bukan termasuk
bid’ah. Sebab yang dapat dikatakan bid’ah menurut kesepakatan ulama hanyalah melakukan
rekayasa dalam ibadah mahdhoh, seperti sholat fardhu, sedang memperingati
Maulid Nabi Muhammad bukan termasuk ibadah Mahdhoh.
Firman
Allah:
“Dan semua kisah dari
rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami
teguhkan hatimu; dan dalam surat Ini Telah datang kepadamu kebenaran serta
pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS Hud:120).
Ayat
tersebut memberi pengertian bahwa membaca dan membacakan kisah para Rasul Allah
serta mengambil hikmah darinya, dapat meneguhkan iman. Dengan demikian,
mengadakan peringatan maulid Nabi dengan cara mengungkapkan kembali kisah
perjuangannya termasuk menifastasi mengamalkan firman Allah tadi.
Dalam
hubungan ini, kalangan yang sangat anti mengkaji perjuangan Nabi (peringatan
Maulid Nabi), semoga tidak mencaci maki atau mencela kegiatan tersebut. Sebab
pekerjaan lain yang bermanfaat masih sangat banyak.
Daripada saling mengejek
sesama seiman, tentu lebih baik saling mengingatkan akan ancaman musuh Islam
yang terus-menerus menggerogoti umat Islam. sudah tiba saatnya sesama umat Islam
dari berbagai aliran menyatukan langkah. Merapatkan barisan, dan berjuang bahu
membahu untuk meraih kemajuan.
Yang
dilakukan dalam memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. itu bukan hura-hura,
tetapi umat Muslim berkumpul untuk mendengarkan pembacaan al-Qur’an, membaca
kembali kisah-kisah perjuangan Nabi Muhammad, mukjizatnya, akhlaknya yang mulia
dan seterusnya.
Tujuannya antara lain adalah agar umat dapat meneladani
sifat-sifat terpuji Rasulullah tersebut dan mengamalkannya secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Sebab pribadi dan kepemimpinan Nabi menjadi sangat relevan
diterapkan pada masa sekarang. Bahkan bila dilaksanakan sungguh-sungguh oleh
semua pribadi Muslim, maka akan membantu bangsa ini keluar dari keterpurukan.
No comments:
Post a Comment