IMALAH



1.  Pengertian Imalah

Imalah adalah mencondongkan fathah kearah ya’ pada keadaan apapun, ketika huruf setelah fathah adalah alif, seperti (الفَتَى), dan dicondongkan ke arah kasrah jika huruf setelah fathah tidak berupa alif, seperti (سَجَا).

2.  Macam Imalah

Imlah ada dua macam, yaitu:

a. Imalah alif, yaitu kita condongkan alif ke arahnya ya’ dan fathah yang ada sebelum alif dicondongkan kearah kasrah, seperti (رَمَى).

b. Imalah fathah, yaitu kita condongkan fathah saja ke arah kasrah ketika huruf setelah fathah tidak berupa alif, seperti (يَسْحَرُ).

3.        Sebab-Sebab Imalah

Sebab-sebab imalah ada delapan, yaitu:

a.  Adanya alif sebagai ganti dari ya’ yang berada diakhir, baik diakhirnya adalah hakiki atau taqdiri, seperti (اِشْتَرَى ) dan (فَتَاةٌ).

b.  Pada sebagian tashrif ya’ terkadang mengganti  alif, seperti alifnya (مَلْهَى) (: alif itu bukan gantian dari ya’ tetapi dia bisa menjadi ya’ ketika dijama’kan dengan jama’ mu’annats salim dan ditatsniyyahkan, seperti مَلْهَيَاتٌ  dan مَلْهَيَانِ)

c.  Adanya alif adalah sebagai ganti dari ‘ain kalimah, yang ketika fi’il tersebut diisnadkan kepada fa’il ta’ (dlamir rafa’ mutaharrik), maka wazannya akan menjadi (فِلْتُ) dengan dikasrahnya fa’ kalimah, seperti (بَاعَ) (ketika bertemu dlamir rafa’ mutaharrik menjadi بِعْتُ)

d.  Alif jatuh sebelum ya’, seperti (بَايَعْتُهُ). 

e.  Alif jatuh setelah ya’ dengan muttashil (bersambung), seperti (بَيَانٌ), atau dipisah dengan satu huruf, seperti (شَيْبَانٌ), atau dipisah dengan dua huruf yang salah satunya berupa ha’ (هـ), seperti (دَخَلَتْ بَيْتَهَا).
f.          Alif jatuh sebelum kasrah, seperti (عَالِمٌ).

g.  Alif jatuh setelah kasrah yang kasrah itu dipisah dari alif, adakalanya dengan satu huruf, seperti (كِتَابٌ), atau dua huruf (yang hidup semua) dan salah satunya (dari keduanya) berupa ha’ (هـ), seperti (يُرِيْدُ انْ يُؤَدِّيَهَا), atau dua huruf yang huruf pertama berupa huruf mati, seperti (شِمْلَالٌ), atau dipisah dengan huruf mati dan dua huruf (yang keduanya hidup) yang salah satunya berupa ha’ (هـ), seperti (دِرْهَمَاكَ)

h. Keinginan untuk mencocokkan, yaitu ketika alif jatuh setelah alif yang lainnya dalam satu kalimah atau dalam kalimah yang menyertai kalimah yang pertama, contoh yang awal adalah (رَاَيْتُ عِمَادَا) (: alif setelah dal atau alif yang gantian dari tanwin ketika diwaqafkan diimalahkan karena mengikuti imalahnya alif setelah mim), dan yang kedua seperti (الضُحَى) dengan diimalahkan untuk mencocoki (سَجَا).

Fathah bisa diimalahkan di dua tempat, yaitu:

a. Fathah jatuh sebelum ra’ yang dikasrah dan berada diakhir, seperti (لِلاَيْسَر).

b. Fathah jatuh sebelum ha’ ta’nits disaat waqaf, seperti (نِعْمَهْ)

4.  Yang Bisa Mencegah Imalah

Perkara yang bisa mencegah imalah ada dua, yaitu:

a. Ra’ (ر), dengan syarat ra’ tersebut tidak dikasrah dan bersambung dengan alif yang ra’ jatuh sebelum alif, seperti (رَاشِدٌ), atau ra’ berada sesudah alif, seperti (هذَا الجِدَار), dan alif tidak bersandingan dengan ra’ yang lainnya.

b. Huruf isti’la’ yang tujuh, yaitu: (خ), (غ), (ص), (ض), (ط), (ظ), dan (ق) yang berada didepan, dengan syarat huruf tersebut tidak dikasrah dan huruf tersebut berhubungan langsung dengan alif (tidak dipisah), atau dipisah dari alif dengan satu huruf yang huruf tersebut tidak mati yang jatuh setelah kasrah dan pada lafal tersebut tidak terdapat ra’ yang dikasrah yang bersandingan atau diakhirkan dengan syarat berhubungan langsung atau dipisah dengan satu huruf atau dua huruf.

Secara mudahnya huruf isti’la’ yang bisa mencegah dari imalah adalah:

a.  Huruf isti’la’ yang jatuh sebelum alif dengan syarat huruf tersebut tidak dikasrah dan huruf tersebut tidak disukun yang jatuh setelah kasrah, seperti (صَالِح).

b.  Huruf isti’la’ jatuh setelah alif dan muttashil, seperti (حَاصِل).

c.  Huruf isti’la’ jatuh setelah alif dan dipisah dengan satu huruf, seperti (نَافِخ).

d.  Huruf isti’la’ jatuh setelah alif dan dipisah dengan dua huruf, seperti (مَنَاشِيْط).



5 comments:

  1. Artikel yg sangat bagus, tapi agak rancu jika yg baca belum memahami qiraat tujuh, karena mayoritas muslim Indonesia tidak memakai hukum imalah di atas. Alangkah baiknya di bagian awal diberi penjelasan dulu.

    ReplyDelete
  2. Yang saya tau imalah cuma satu QS 11.41 yang majrooha di baca majreeha gimana itu penjelasannya ya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ad dhuha juga ada waduha dibaca waduhe. Masih banyak mba kalo disebutin satu " :)

      Delete
    2. Ad dhuha juga ada waduha dibaca waduhe. Masih banyak mba kalo disebutin satu " :)

      Delete
  3. Yang saya tau imalah cuma di QS. 11 : 41 yang majrooha di baca majreeha gimana itu penjelasannya ya ?

    ReplyDelete