PENGARUH CINTA




Cinta sebagai kl1maks perasaan dan hubungan sangatlah beragam dan ia menimbulkan pengaruh yang beragam pula pada pencinta. Secara umum, cinta menimbulkan pengaruh-pengaruh sebagai berikut:

1.   Cinta membuat orang lamban dan malas menjadi lincah dan terampil, bahkan membuat orang yang berfikir lamban menjadi gesit.

2.   Cinta mengubah si kikir menjadi dermawan, si pemberang dan kaku menjadi penyabar dan penuh toleransi serta pengertian.

3. Cinta dapat membawa seorang petani yang sendirian harus menghadapi lumpur di sawah pagi-pagi buta, atau mengurus saluran airnya tengah malam agar padi bisa hijau dan panen menguning.

4. Cinta mampu membangunkan tenaga yang tidur, membebaskan daya kekuatan yang dirantai belenggu. Cinta berkobar dengan inspirasi dan membina pahlawan. Betapa banyak penyair, filsuf, dan seniman diciptakan oleh energi cinta yang gaib, kuat dan kuasa ini.[1]

Menurut Muhsin Labib, ada tujuh pengaruh yang ditimbulkan oleh cinta, yaitu:[2]

1. Menghilangkan kesombongan dari diri pencinta

Cinta diri membuat lingkup pemikirannya terbatas, dan kecenderungan-kecenderungan pribadinya terkurung karena pikiran dan hatinya hanya terfokus pada dirinya sendiri sedemikian rupa sehingga ia menjadi kerdil.

2. Menciptakan daya dan kekuatan

Konsistensi yang merupakan energi dan daya survive dan kesabaran dalam menghadapi tekanan dan menanggung derita adalah akibat dari cinta.

3. Mengkonsentrasikan semua daya

Cinta telah menyatukan semua potensi manusia, karena pikiran, perilaku dan sepak terjang pecinta akan dikerahkan untuk mencari sesuatu yang tidak terjangkau oleh indra lahiriah. Karena itulah benaknya hanya terisi oleh pikiran tentang  ma’syuq (yang dicinta).

4. Melembutkan hati dan menghindarkan jiwa dari kekerasan

Manusia yang telah tertawan cinta, betapa pun berwatak keras, pasti akan merasakan kelembutan dalam batas-batas tertentu, minimal ia bisa lebih bersabar di depan kekasihnya, sehingga secara  perlahan membuat hatinya menjadi lembut. Andaikan hatinya lembut, maka ia akan menjadi lebih lembut setelah menjadi pecinta.

5. Mencabut kebebasan dan memasung kreatifitas

Seorang pecinta akan mengabaikan kepentingan dirinya demi kepentingan kekasihnya, bahkan ia tidak membedakan antara kepentingan dirinya dan kepentingan kekasihnya.

6. Membuat pecinta menjadi dermawan, tangkas dan cerdas

Cinta telah membuat manusia keluar dari lingkaran egonya. Karena cinta, manusia menyandang sifat-sifat tertentu yang merupakan akibat cinta, seperti kedermawanan, ketangkasan dan kecerdasan.

7. Melupakan kekurangan kekasihnya dan membutakan matanya

Karena tengelam oleh kekaguman pada keindahan kekasihnya, ia tidak melihat kekurangannya. Bahkan ia menganggap semua kelemahan sebagai keindahan dan kesempurnaan semata.

Muhammad Muhyidin menambahkan bahwa pengaruh dari cinta bisa membuat si pecinta mengenali dirinya sendiri.[3] Inilah cinta yang menjadikan si pecinta untuk bisa tampil sebaik-baiknya di depan kekasihnya. Dia akan selalu mengaca untuk menemukan kelemahan dan kekuatan yang ada di dalam dirinya. Dia akan membuat kekasihnya semangat dan bahagia.

Pengaruh cinta memang luar biasa dahsyatnya. Bahkan tidak seorang pun yang bisa menghindarinya ketika si pecinta benar-benar berada dalam cinta yang tulus dan sejati. Pengaruh-pengaruh cinta yang kuat akan menggetarkan dan menyingkap dimensi-dimensi hati manusia yang paling menakjubkan.

Megan Tresidder mengungkapkan bahwa ada gejala-gejala klasik yang dialami oleh orang yang tengah dimabuk cinta, diantaranya adalah tidak bisa tidur, bermimpi buruk, berhalusinasi, pucat, kurang konsentrasi dan kehilangan nafsu makan.[4]

Kebahagiaan yang meluap-luap yang dirasakan si pecinta bisa berubah atau diikuti oleh penderitaan yang luar biasa dalam perasaan tak berdaya ketika orang yang dicintai meninggalkannya atau berada jauh dari pecinta.

Perubahan-perubahan yang dialami oleh pecinta tersebut bisa membawa dampak pada penyakit fisik, seperti sesak nafas, jantung berdegub cepat, perilaku lamban dan malas, serta keluh kesah.[5] Namun, penyakit ini bisa hilang dan hanya bisa diobati ketika pecinta bertemu dengan kekasihnya.

Menurut keterangan-keterangan orang yang memadu cinta, bila mereka sedang bersama pasangannya, mereka dapat menghayati kepribadian sendiri untuk berperilaku tulus. Tingkah laku yang tulus. itu juga termasuk membiarkan terjadinya kesalahan, kelemahan dan segala cacat fisik dan psikologis pasangannya.[6]




[1] Muhidin M. Dahlan, Mencari Cinta, Melibas, Jakarta, 2004, hlm. 81-83.
[2] Muhsin Labib,  Jatuh Cinta Puncak Pengalaman Mistis, Penerbit Lentera, Jakarta, 2004, hlm. 44-46.
[3] Muhammad Muhyadin, op.cit., hlm. 191.
[4] Megan Tresidder, The Hand book of Love, Bacaan Wajib Bagi Para Pecinta Untuk Meningkatkan Kualitas Cinta, Lotus, hlm. 59.
[5] Ibid., hlm. 60.
[6] Abraham Maslow, Motivasi dan Kepribadian - 2, LPPM dan PT. Pustakan Binaman Pressindo, 1993, hlm. 44.

No comments:

Post a Comment