Dalam Tafsir al-Misbah, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa dalam al-Qur’an, dzikir di kelompokan menjadi empat bentuk, yaitu: dengan lisan melalui ucapan, dengan anggota badan melalui pengamalan, dengan pikiran melaui perenungan yang mengantar kepada pengetahuan, serta dengan hati melalui kesadaran akan kebesaran-Nya yang menghasilkan emosi keagamaan dan keyakinan yang benar. Dzikir tersebut, akhirnya dapat menghasilkan kebajikan. Sedangkan Arifin Ilham mengelompokan dzikir dalam empat kelompok, yaitu:[1]
a. Qalbiah
Yakni merasakan kehadiran Allah. Menurut Arifin Ilham, seorang yang akan melaksanakan sesuatu tindakan hendaknya selalu tertanam dalam hatinya bahwa Allah senantiasa bersamanya dan sadar bahwa Allah selalu mengawasinya. Karena Dia Maha Melihat, Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
b. ‘Aqliyah
Istilah ini di rujuk Arifin Ilham dari surat Ali Imran ayat 190-191:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Dari firman tersebut, dijelaskan bahwa dzikir ‘aqliyah adalah menyadari bahwa Allah ada di setiap gerak alam ini serta mampu menangkap bahasa Allah dalam setiap gerak alam tersebut.
c. Lisaniyah
Dzikir lisan merupakan buah dari dzikir hati dan akal. Setelah melakukan dzikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi senantisa untuk berdzikir, me-Maha Sucikan dan mengagungkan Allah, selanjutnya lisan berdo’a dan berkata dengan benar, jujur, baik dan yang bermanfaat. Dengan kata lain dzikir lisan adalah ekspresi riil dari dzikir hati dan dzikir akal.
d. Amaliyah: Taqwa sebagai puncak dzikir
Puncak atau tujuan akhir dari dzikir adalah dzikir amaliyah. Dzikir ini secara singkat termanifestasi dalam taqwa yang sekaligus menjadi akhlak mulia.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa macam-macam dzikir yang dikemukakan oleh Arifin Ilham berpuncak pada taqwa yang akan mengarahkan manusia untuk menemukan makna hidup yang sesungguhnya.
[1] Sulaiman al-Kumayi, Menuju Hidup Sukses: Kontribusi Spiritual-Intelektual Aa Gim-Arifin Ilham, (Semarang: Pustaka Nuun, 2005), hlm. 153.
No comments:
Post a Comment