Dalam kehidupan masyarakat Jawa, segala bentuk perbuatan
telah diatur dalam sebuah norma dimana apabila seorang Jawa dapat melakukan
sesuatu sesuai dengan norma tersebut maka orang tersebut dapat dikatakan orang
yang memiliki kepribadian luhur. Aktualisasi dari kepribadian luhur adalah budi
pekerti yang kemudian dinyatakan dalam bentuk etika. Dalam pandangan masyarakat
Jawa terdapat beberapa norma atau etika yang seharusnya dilakukan oleh Masyarakat
Jawa khususnya agar dapat mencapai pada tataran Kepribadian Luhur. Dalam tulisan
ini akan dijelaskan etika berpolitik menurut etika Jawa.
1. Etika
Politik Itu Agung
Etika politik dipahami sebagai perwujudan sikap dan
perilaku jujur, santun, memiliki integritas, menerima pluralitas, memiliki keprihatinan
untuk kesejahteraan umum dan tidak mementingkan golongan. Jadi, politikus yang
menjalankan etika politik adalah negarwan yang memiliki keutamaan-keutamaan moral
(idealnya).
Berbicara soal etika politik, biasanya terfokus pada perilaku
politikus dalam kejujuran; korupsi; premanisme; manipulasi; etika politik
sekaligus sebagai etika individual dan sosial.
2. Etika
Berkampanye
Kampanye adalah sebuah komunikasi untuk merebut suara. Dalam
dunia Jawa mengikuti aturan kampanye yang ditetapkan oleh Islam yaitu:
a. Ikhlas
dan membebaskan diri dari motivasi rendah.
b. Partai
yang baik dan program yang bagus harus disampaikan dengan cara yang baik pula.
c. Bersifa
tidak memaksa.
d. Tidak
jatuh pada dosa dan bohong.
e. Tidak
mengucapkan janji secara berlebihan.
f. Tidak
jatuh dalam Ghibah.
g. Tetap
menjaga rasa ukhuwah dan Islamiyah dalam berkampanye.
h. Tidak
memuji diri sendiri.
i. Begitulah
etika yang semestinya dibangun dalam kampanye.
Anehnya, sering ada pelanggaran etika ketika carut-marut poitik
saling terjang satu sama lain. Ketika benefalence (baik budi) sering dijadikan
sebagai alat untuk berkampanye yang melunturkan etika.
3. Etika
Politik Gaya Sengkuni
Dalam ilmu politiknya ada beberapa sub yang dilakukan oleh sengkuni,
diantaranya adalah:
a. Sengkuni
bertopeng tradisi dan berpayung agama.
b. Sengkunisme
sangat menggiurkan bagi masyarakat sehingga masyarakat tertarik oleh akal
liciknya.
Moralitas Jawa itu suatu kandungan keadaran hati terdalam yang
bertindak yang tidak gegabah, pantas, murwat, dan penuh pertimbangan. Moral
itu etika Jawa. Orang yang bermoral sehat, etikanya juga bagus. Orang yang bagus
moralnya juga memilih keutamaan dalam bertindak. Itulah sebabnya, Penguasa atas
moral itu sangat penting, yang membekali diri agar seseorang memiliki keutamaan
moral.[1]
No comments:
Post a Comment