Kajian kaidah tafsir tentang term imraah dan zawj
bahwa term imraah konotasi maknanya lebih mengarah kepada istri yang
tidak beriman atau istrinya orang yang tidak beriman, sedangkan zawj
maknanya lebih mengarah kepada istri yang beriman. Berikutnya, kata imraah
maknanya lebih mengarah istri dunia, dan kata zawj konotasi maknanya
lebih mengarah kepada istri dunia akhirat atau akhirat. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa istri dikelompokkan menjadi tiga macam; yaitu istri dunia,
istri dunia akhirat dan istri akhirat.
1. Istri Dunia-Akhirat
Yang dimaksud dengan istri dunia-akhirat adalah istri yang
dapat hidup berdampingan di dunia dan akhirat. Hal ini dikarenakan istri dunia
dan akhirat dilambangkan dalam al-Qur’an dengan term zawj. Sedangkan
rahasia dibalik penyebutan dengan term zawj menurut Ibn Qayyim
mengindisikan makna pasangan yang berarti selalu bersamaan.[1]
Ketika suami-istri dapat hidup berdampingan di dunia dengan hidup berkeluarga
dan di akhirat dapat berdampingan hidup di surga, maka dinamakan istri dunia-akhirat.
Istilah istri dunia dan akhirat sebenarnya sudah pernah
disampaikan oleh Rasulullah Saw melalui sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
al-Bukhari sebagai berikut:
Diceritakan dari
al-Hakam, aku mendengar Abu Wa'il berkata; “Ketika 'Ali mengutus 'Ammar dan
al-Hasan ke kota Kufah untuk mengerahkan mereka berjihad, 'Ammar menyampaikan
khutbah. Katanya; “Sungguh aku mengetahui bahwa dia (maksudnya ‘Aisyah) adalah
istri beliau (shallallahu ‘alaihi wasallam) di dunia dan akhirat, akan
tetapi sekarang Allah menguji kalian, apakah akan mentaati-Nya (mentaa'ti ‘Ali radliallahu
‘anhuma sebagai pemimpin yang berarti mentaati Allah) atau mengikuti dia (‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha).”[2]
Hadis di atas menjelaskan bahwa ‘Aisyah adalah istri dunia-akhirat.
Ini menunjukkan bahwa istilah istri dunia-akhirat sudah ada sejak masa Nabi
Muhammad Saw. Selain hadits di atas, istilah istri dunia-akhirat ini juga telah
digambarkan dalam ayat al-Qur’an surat al-A’raf ayat 19.
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ
فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا
مِنَ الظَّالِمِينَ
(dan Allah
berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta
makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua Termasuk
orang-orang yang zalim.” (Qs. al-A’raf:19)
Dalam surat al-‘A’raf ayat 19 yang dimaksudkan zawj
adalah Hawa istri Nabi Adam. Hawa adalah istri yang mukmin dan suaminya sudah
tentu juga orang mukmin. Oleh sebab itu Hawa termasuk istri dunia-akhirat
karena di dunia hidup berdampingan dan di akhirat tentunya juga akan
bersama-sama hidup berdampingan di surga Allah Swt.
2. Istri Dunia
Istri dunia ini terdiri dari dua macam, yaitu istri yang
tidak beriman dan istrinya orang yang tidak beriman.
a. Istri
yang tidak beriman dalam al-Qur’an dicontohkan dengan dua bentuk, yaitu:
1) Istri
tidak beriman dan suami juga tidak beriman, digambarkan dalam surat Yusuf ayat
30, 51 dan al-Masad/al-Lahab ayat 4:
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ
تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي
ضَلَالٍ مُبِينٍ
Dan wanita-wanita di
kota berkata: “Istri al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya
(kepadanya). Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam.
Sesungguhnya Kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yusuf:30)
قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ إِذْ رَاوَدْتُنَّ يُوسُفَ عَنْ
نَفْسِهِ قُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِنْ سُوءٍ قَالَتِ
امْرَأَتُ الْعَزِيزِ الْآنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ أَنَا رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ
وَإِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ
Raja berkata (kepada
wanita-wanita itu): “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya (kepadamu)?” Mereka berkata: “Maha sempurna Allah, Kami
tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya.” Berkata istri al-Aziz: “Sekarang
jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya
(kepadaku), dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Yusuf:51)
Yang dimaksudkan imraah pada dua ayat tersebut di
atas adalah istri penguasa kota Mesir yang disebut dengan al-‘Aziz, dengan nama
asli Qithfir bin Ruhaib atau Futhifar seorang menteri bidang keuangan.
Sedangkan nama istri al-‘Aziz tersebut adalah Zalikha atau Zulaikha atau Ra’il
binti Ra’abil.[3]
Zulaikha pada waktu menjadi istri al-‘Aziz masih belum
beriman berdasarkan riwayat yang menyatakan bahwa ia pernah berkata pada Yusuf,
“Saya malu pada berhala ketika melihat kita,”[4]
meskipun setelah suaminya meninggal dan akhirnya menjadi istri Nabi Yusuf, ia
beriman.[5]
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
Dan
(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. (Qs. al-Masad/al-Lahab:4)
Imraah yang dimaksud dalam ayat ini adalah istri Abu Lahab
yang bernama Ummu Jamil. Nama aslinya
adalah Arwa binti Harb bin Umayyah.[6]
Pembawa kayu bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. Istri
Abu Lahab disebut pembawa kayu Bakar karena dia selalu menyebar-nyebarkan
fitnah untuk memburuk-burukkan Nabi Muhammad dan kaum Muslim. Istri Abu Lahab
dikategorikan istri dunia karena di akhirat nanti mereka akan dimasukkan di
dalam neraka sehingga keduanya tidak dapat hidup berdampingan.
2) Istri
tidak beriman dari suami yang beriman, sebagaimana diantaranya digambarkan
dalam surat al-Tahrim ayat 10.
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ
نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ
فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ
ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
Allah membuat istri
Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang
hamba yang shaleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu
berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat
membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya):
“Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam).” (Qs. al-Tahrim:10)
Imraah yang dimaksud dalam ayat di atas adalah istri Nabi
Nuh yang bernama Walihah, sedangkan Imraah Luth itu adalah istri Nabi
Luth yang bernama Wali’ah. Keduanya merupakan istri yang tidak beriman sehingga
meskipun di dunia dapat berdampingan sebagai suami-istri, namun nanti di akhirat
akan terpisah dari suaminya. Untuk itu keduanya penulis kategorikan istri
dunia.
b. Istrinya
orang yang tidak beriman, digambarkan dalam al-Qur’an surat al-Qashash ayat 9
dan al-Tahrim ayat 11.
وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِي
وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ
لَا يَشْعُرُونَ
Dan berkatalah istri
Fir'aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya, Mudah-mudahan ia
bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak,” sedang mereka tiada
menyadari. (Qs. al-Qashash:9)
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ
فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Dan Allah membuat istri
Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabb-ku,
bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah
aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.”
(Qs. al-Tahrim:11)
Kedua ayat di atas menggambarkan istri Fir’aun yang bernama
Asiyah binti Muzahim. Dia dikategorikan istri dunia karena di dunia menjadi
istri Fir’aun, namun di akhirat ia akan terpisah dari Fir’aun. Imam Ahmad
meriwayatkan sebuah hadits:
Diriwayatkan dari Ibn
Abbas, dia berkata, “Rasulullah membuat 4 garis di atas tanah, lalu bersabda, “tahukah
kalian, apakah ini?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Lalu Rasulullah bersabda, “Wanita ahli surga yang paling utama adalah Khadijah
binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti ‘Imran, Asiyah binti
Muzahim istri Fir’aun.”[7]
Imam al-Bukhari juga meriwayatkan sebuah hadits berkenaan dengan
istri Fir’aun sebagai berikut;
Diriwayatkan dari Abi
Musa al-Asy’ari dari Nabi, beliau bersabda, “banyak orang laki-laki yang sempurna
dan orang perempuan tidak ada yang sempurna kecuali Asiyah istri Fir’aun, Maryam
binti ‘Imran, Khadijah binti Khuwalid dan meskipun ‘Aishah mengungguli
perempuan bagaikan keunggulan bubur tsuraid atas segala makanan.”[8]
Kedua hadits tersebut di atas menguatkan pernyataan tentang
masuknya surga atas Asiyah binti Muzahim, dan menjelaskan bahwa dia termasuk
wanita mulia yang akan masuk surga dan akan menjadi istri Nabi Muhammad Saw di
surga.[9]
3. Istri Akhirat
Yang dimaksud istri akhirat disini adalah istri yang disediakan
oleh Allah kepada orang-orang yang beriman ketika masuk surga. Istri akhirat
ini banyak disebutkan dalam al-Qur’an, diantaranya: surat al-Baqarah ayat 25, Ali
‘Imran ayat 15, al-Nisa’ ayat 57.
قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا
بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ
Mereka mengatakan: “Inilah
yang pernah diberikan kepada Kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang
serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal
di dalamnya. (Qs. al-Baqarah:25)
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ
اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ
بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Katakanlah: “Inginkah
aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk orang-orang
yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang
disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.”
(Qs. Ali ‘Imran:15)
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
أَبَدًا لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيلًا
“Dan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan
mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di
dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai istri-istri yang Suci, dan Kami masukkan
mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” (Qs. al-Nisa’:57)
Yang dimaksudkan azwaj dalam ayat-ayat tersebut di
atas adalah istri-istri ahli surga, diantaranya mereka merupakan para bidadari yang
telah disiapkan oleh Allah Swt di surga sebagi istri-istri ahli surga. Istri-istri
ini penulis kategorikan istri akhirat, karena hanya di akhirat saja mereka dipertemukan
Allah Swt sebagai istri.
[1] Ibn Qayyim al-Juziyah, Tafsir
al-Qur’an al-Karim Ibn Qayyim, (Beirut: Dar wa Maktabah al-Hilal, 1410 H), 134
[2] Al-Bukhari, al-Jami’ al-Shahih,
(Kairo: Dar al-Shi’ib, 1987), Vol. V, 37.
[3] Wahbah bin Musthafa al-Zuhaili, al-Tafsir
al-Munir fi al-‘Aqidah wa al-Syariah wa al-Manhaj, (Damaskus, Dar
al-Fikr al-Mu’ashir, 1418 H), Vol. XII, 234.
[4] Al-Tsa’labi, al-Kasyf wa
al-Bayan ‘an Tafsir al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Ihya’ al-Turathi al-‘Arabi,
1422 H.), Vol. V, 213.
[5] Ahmad bin Iyas, Bada’i al-Zuhur
fi Waqa’i al-Duhur, (Surabaya, Al-Hidayah, t.tp.), 102.
[6] Ibn ‘Ashur, Al-Tahrir wa
al-Tanwir, (Tunisia, al-Dar al-Tunisiah li al-Ashr, 1984), Vol. XXX, 605.
[7] Muammad Ibn Hanbal, Musnad Ibn Hanbal,
(Beirut: Muassasah al-Risalah, 2001), Vol. IV, 409.
[8] Al-Bukhari, al-Jami’ al-Shahih,
(Kairo: Dar al-Shi’b, 1991), Vol. IV, 193.
[9] Ahmad al-Shawi al-Maliki, Hasyiyah
al-‘Allamah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain, (Semarang: Usaha Keluarga,
t.tp.), Vol. IV, 224.
How to play on a slot machine - Goyang FC
ReplyDeleteSlot machines are among the most popular, but the main 토토 사이트 신고 draw is on the 윈 조이 포커 시세 payouts. The online 해외사이트 slots ㅅ ㅇㅌ 추천 have the most popular features w88login like free spins and free