KALIMAH ISIM FI'IL


Kalimah Isim Fi’il adalah kalimah yang menunjukkan pada sesuatu yang ditunjukkan oleh kalimah fi’il, namun kalimah itu tidak bisa menerima tandanya kalimah fi’il.[1] Isim fi’il adakalanya bermakna fi’il madli, seperti, (هَيْهاَتَ) dengan makna (بَعُدَ) “jauh”, atau dengan makna fi’il mudlari’, seperti, (اُفِّ) dengan makna (اَتَضَجَّرُ) “huss”, atau dengan makna fi’il amar, seperti (آمِيْنْ) dengan makna (اِسْتَجِبْ) “kabulkanlah.”

Diantara isim fi’il adalah (شَتَّانَ) bermakna (اِفْتَرَقَ) “terpecah belah”, (وَيْ) bermakna (اَعْجَبُ) “aku kagum”, (صَهْ) bermakna (اُسْكُتْ) “diamlah”, (مَهْ) bermakna (اِنْكَفِفْ) “tahanlah”, (بَلْهَ) bermakna (دَعْ وَ اتْرُكْ) “tinggalkan”, (عَلَيْكَ) bermakna (الْزَمْ) “tetaplah”, (اِلَيْكَ عَنِّي) bermakna (تَنَحَّ عَنِّي) “menjauhlah dariku”, (اِلَيْكَ الْكِتاَبَ) bermakna (خُذْهُ) “ambillah kitab itu”, dan (هاَ وَ هاَكَ وَ هاَءَ الْقَلَمَ) bermakna (خُذْهُ) “ambillah pena itu.”

Isim fi’il menetapi satu sighat saja untuk semua, sehingga diucapkan (صَهْ) untuk mufrad, tatsniyyah, jama’, mudzakar dan mu’annats, namun isim fi’il yang ada kaf khithabnya maka kita jaga mukhathabnya, sehingga kita ucapkan (عَلَيْكَ نَفْسَكَ), (عَلَيْكِ نَفْسَكِ), (عَلَيْكُماَ اُنْفُسَكُماَ), (عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ), (عَلَيْكُنَّ اَنْفُسَكُنَّ), (اِلَيْكَ عَنِّي), (اِلَيْكِ عَنِّي), (اِلَيْكُماَ عَنِّي), (اِلَيْكُمْ عَنِّي), (اِلَيْكُنَّ عَنِّي), (اِلَيْكُنَّ عَنِّي), (هاَكَ الْكِتاَبَ), (هاَكِ الْكِتاَبَ), (هاَكُماَ الْكِتاَبَ), (هاَكُمُ الْكِتاَبَ), dan (هاَكُنَّ الْكِتاَبَ).[2]

Isim Fi’il Murtajal, Manqul Dan Ma’dul[3]

Isim fi’il adakalanya Murtajal, artinya sudah dari awalnya memang berupa isim fi’il, yaitu seperti (هَيْهَاتَ), (اُفٍّ) dan (آمِيْنْ).

Atau Manqul, yaitu lafal yang digunakan pada selain isim fi’il kemudian dinuqil atau dipindah menjadi isim fi’il. Penuqilan itu adakalanya dari jer-majrur, seperti (عَلَيْكَ نَفْسَكَ) bermakna (الْزِمْهاَ), (اِلَيْكَ عَنِّي) bermakna (تَنَحَّ), atau dari dzaraf, seperti (دُونَكَ الْكِتاَبَ) bermakna (خُذْهُ) dan (مَكَانَكَ) bermakna (اُثْبُتْ), atau dari masdar, seperti (رُوَيْدَ اَخاَكَ) bermakna (اَمْهِلْهُ) dan (بَلْهَ الشَّرَّ) bermakna (اُتْرُكْهُ وَ دَعْهُ), atau dari tanbih, seperti (هاَ الْكِتاَبَ) bermakna (خُذْهُ).

Dan adakalanya Ma’dul, seperti (نَزَالِ) dan (حَذَارِ) yang merupakan pemindahan dari (اَنْزِلْ) dan (اِحْذَرْ).

Kaf yang masuk pada isim fi’il manqul, tertashrif sesuai dengan mukhathab, dalam mufrad, tatsniyyah, jama’, mudzakar dan mu’annats, seperti (رُوَيْدَكَ), (رُوَيْدَكِ), (رُوَيْدَكُماَ), (رُوَيْدَكُمْ), (رُوَيْدَكُنَّ), (هاَكَ), (هاَكِ), (هاَكُماَ), (هاَكُمْ), (هاَكُنَّ), (اِلَيْكَ عَنِّي), (اِلَيْكُماَ عَنِّي), (اِلَيْكُمْ عَنِّي) dan (اِلَيْكُنَّ عَنِّي).

Akan tetapi kaf dalam (رُوَيْدَ) dan (هاَكَ) tidaklah lazim (tetap), karena penuqilan dari masdar atau tanbih telah dikosongkan darinya, sehingga kaf itu tidaklah menjadi bagian dari kalimah. Oleh karenanya, diperbolehkan untuk terpisah darinya, sehingga kita ucapkan (رُوَيْدَ اَخاَكَ) dan (هاَ الْكِتاَبَ).

Adapun pada (اِلَيْكَ) dan (دُونَكَ) dan semisalnya, yaitu isim fi’il yang dinuqil dari huruf jer atau dzaraf, maka kaf tersebut adalah lazim, karena penuqilan telah terjadi dengan disertai kaf sehingga kaf dan yang menyertainya menjadi satu kalimah yang diinginkan untuk amar atau perintah, oleh karenanya tidak diperbolehkan untuk melepas dari kaf.

Diperbolehkan pada (هاَ) untuk dikosongkan dari kaf, sehingga dia digunakan dengan satu lafal untuk semuanya. Dan jika dia diberi kaf, maka dia akan tertashrif sesuai dengan mukhathabnya, dan diperbolehkan untuk diucapkan (هاَءَ) dengan satu lafal untuk semuanya. Namun, menurut qaul ashah adalah tertashrifnya hamzahnya, sehingga diucapkan (هاَءَ) untuk mufrad mudzakar, (هاَءِ) untuk mufradah mu’annats, (هاَؤُماَ) untuk tatsniyyah, (هاَؤُمْ) untuk jama’ mudzakar, (هاَؤُنَّ) untuk jama’ mu’annats.

Isim fi’il yang manqul, seperti (رُوَيْدَ), dan yang ma’dul, seperti (نَزَالِ), tidaklah datang kecuali untuk amar bukan untuk yang lainnya. Adapun isim fi’il yang murtajal, maka bisa datang untuk amar, seperti (مَهْ) bermakna (اِنْكَفِفْ), dan itu adalah yang lebih banyak terjadinya. Bisa untuk madli, seperti (شَتَّانَ) bermakna (اِفْتَرَقَ) atau mudlari’, seperti (وَيْ) bermakna (اَعْجَبُ).

Isim fi’il yang manqul atau murtajal adalah sama’i, sedangkan isim fi’il yang ma’dul, maka qiyasi yang dibuat dengan mengikuti wazan (فَعَالِ) dari semua fi’il tsulatsi mujarrad yang taam dan mutasharrif, seperti (قَتاَلِ), (ضَرَابِ), (نَزَالِ) dan (حَذَارِ). Dan syadz datangnya isim tersebut dari fi’il tsulatsi mazid, seperti (دَرَاكِ) bermakna (اَدْرِكْ), (بَدَارِ) bermakna (باَدِرْ).

Adapun isim fi’il yang ma’dul, maka tidak bisa dihitung banyaknya karena qiyasi, seperti yang telah dijelaskan di atas.

Isim Fi’il Madli, Mudlari’ dan Amar[4]

Isim fi’il juga terbagi menjadi tiga, yaitu:

Isim Fi’il Madli, seperti (هَيْهاَتَ) bermakna (بَعُدَ), (شَتَّانَ) bermakna (اِفْتَرَقَ), (شُكَانَ) dan (سُرْعاَنَ) bermakna (اَسْرَعَ) dan (بِطآنَ) bermakna (اَبْطِيْءِ).

Isim Fi’il Mudlari’, seperti (اَوَّهْ) dan (آهْ) bermakna (اَتَوَجَّعُ). (اُفٍّ) bermakna (اَتَضَجَّرُ). (وَا), (وَاهاَ) dan (وَيْ) bermakna (اَتَعَجَّبُ), (بَخٍ) bermakna (اَسْتَحْسِنُ) dan (بَجَلْ) bermakna (يَكْفِي).

Dan Isim Fi’il Amar, seperti (صَهْ) bermakna (اُسْكُتْ), (مَهْ) bermakna (اِنْكَفِفْ), (رُوَيْدَ) bermakna (اَمْهِلْ), (هاَ), (هاَكَ), (دُونَكَ), (عِنْدَكَ), dan (لَدَيْكَ الْكِتاَبَ) bermakna (خُذْهُ), (عَلَيْكَ نَفْسَكَ) dan (بِنَفْسِكَ) bermakna (الْزَمْهاَ), (اِلَيْكَ عَنِّي) bermakna (تَنَحَّ), (اِلَيْكَ الْكِتاَبَ) bermakna (خُذْهُ), (اِيْهِ) bermakna (اَمْضِ فِي حَدِيْثِكَ اَو زِدْنِي مِنْهُ), (حَيَّ عَلَى الصَّلاَةَ وَ عَلَى الْخَيْرِ وَ عَلَى الْعِلْمِ) bermakna (هَلُمَّ اِلَى ذَلِكَ وَ تَعالَ مُسْرِعاً), (حَيَّهَلَ الْأَمْرَ) bermakna (اِئْتِهِ), (عَلَى الْأَمْرَ) bermakna (اَقْبِلْ عَلَيْهِ), (الَى الْأَمْرِ) bermakna (عَجِّلْ اِلَيْهِ), (بِالْأَمْرِ) bermakna (عَجِّلْ بِهِ), (هَياَّ) dan (هَيْتَ) bermakna (اَسْرِعْ), (آمِيْنْ) bermakna (اِسْتَجِبْ), (مَكاَنَكَ) bermakna (اُثْبُتْ), (اَماَمَكَ) bermakna (تَقَدَّمْ), dan (وَرَاءَكَ) bermakna (تَأَخَّرْ).




[1] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz 1 hlm. 155
[2] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz 1 hlm. 155
[3] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz 1 hlm. 155-157
[4] Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, juz 1 hlm. 158

No comments:

Post a Comment