NILAI-NILAI EDUKATIF MENGAŻĀNI BAYI YANG BARU LAHIR


Nilai-nilai edukatif mengażāni bayi yang baru lahir antara lain,

1. Pada bagian pertama dari ażān adalah kalimat (اللهُ أَكْبَرُ) menunjukkan bahwa Allah SWT. adalah yang “paling besar”, lebih besar dari segala sesuatu, ini merupakan pengenalan pertama kepada Żat yang Maha segala-galanya daripada manusia.

2. Kemudian setelah dikenalkan dengan kebesaran Allah SWT. kalimat kedua berupa (أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله) adalah persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanyalah Allah SWT. lafad ini merupakan ajakan pertama kepada anak untuk bersyahadat sebagai simbol masuk Islam.

3. Demikian juga dengan lafad ketiga yaitu (أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللهِ) merupakan kalimat syahadat yang kedua sebagai persaksian bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah utusan Allah SWT.

Setelah diajak untuk masuk agama Islam dengan dua kalimat syahadat, kemudian tuntunan selanjutnya adalah ajakan melaksanakan ibadah dengan kata (حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ) salat merupakan ibadah yang paling utama. Dan diantara tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah/menyembah Allah, sebagaimana firman Allah :

و ما خلقت الجن و الإنس إلا ليعبدون

Dan Aku tidak menciptakan jin  dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Q.S. aż żāriyāt : 56)[1]

4.  Setelah ajakan ibadah yang merupakan hubungan vertikal dengan Allah SWT. kemudian kalimat (حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ) merupakan seruan untuk meraih kemenangan/keberuntungan, ini merupakan ajakan yang sangat bersifat global, Abdurrahman Mas’ud menyebutkan bahwa kemenangan disini dalam arti sebenarnya, yakni al-Falah, true victory, kejayaan lahir batin, dunia akhirat.[2]

Dengan demikian kemenangan tersebut bisa diartikan sebagai meraih kemenangan dunia dan akhirat sehingga memotivasi kita untuk berusaha mencapai kesuksesan akhirat dengan melaksanakan perintah-perintah agama dan menjauhi larangannya. Dan  meraih keberuntungan dunia bisa diasumsikan sebagai usaha pekerjaan yang layak guna menunjang keberhasilan dalam ibadah sehingga bisa mencapai kesuksesan di akhirat.

Ajakan ini menyerukan kepada kita untuk menunaikan ibadah demi kepentingan akhirat tanpa harus meninggalkan kepentingan duniawi. Sebagaimana firman Allah SWT :

وابتغ فيما آتاك الله الدار الآخرة و لا تنس نصيبك من الدنيا و أحسن كما أحسن الله إليك

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu… ( Q.S. al-qasas : 77)

5. Selanjutnya adalah (اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ) yang kembali mengungkapkan hakekat kebesaran Allah sebagaimana diungkapkan di bagian pertama.

6.  Pada bagian akhir (لاَ إِلهَ إِلاَّ الله) merupakan penegasan kembali bahwa Allah adalah Żat yang Maha Esa, yang wajib disembah.

Dalam rangkaian kata-kata ażān ini pula terdapat filosofis urutan kata yang menunjukkan tuntunan dalam kehidupan kita yakni dalam rangkaian kehidupan hendaknya dibuka dengan pengakuan kebesaran Allah dan ikrar bahwa tiada tuhan selain Allah kemudian dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mengabdi kepada Allah dengan melaksanakan ibadah dan menjauhi larangannya tanpa melupakan hal-hal yang bersifat keduniawian demi mendukung kelangsungan hidup yang berisi pengabdian kepada Allah, kemudian di akhir kehidupan semoga kita menutup kehidupan di dunia ini dalam keadaan tetap iman kepada Allah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat ażān  yang dibisikkan kepada bayi yang baru lahir merupakan pendidikan yang berupa pengenalan pertama kepada agama. Kalimat-kalimat tersebut mencerminkan dasar-dasar agama Islam yaitu berupa pengenalan akan adanya Allah yang Maha Besar yang tidak ada tuhan melainkan Dia, Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir yang menyampaikan syari’at Islam kepada umatnya dan juga diajarkan pilar utama agama Islam yaitu shalat, serta ajaran untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Demikianlah untaian kata-kata ażān yang sarat dengan ajaran yang mendasar untuk mengenal dan melaksanakan agama Islam dan penuh dengan pesan-pesan yang sangat bermanfaat dalam kehidupan. 




[1] R.H.A. Sunarjo, dkk., Al-Qur'an al-Karim wa Tarjamatu Ma’anihi ila al Lughah al Indunisia (al-Qur'an  dan Terjemahnya), (Madinah al-Munawwarah  : Mujamma’ Malik Fahd li Thiba’at al-Mushhaf asy Syarif, 1418 H.),, hlm. 501.
[2] Abdurrahman Mas’ud, Azan Di Telinga Anak”, dalam Nurcholish Madjid, dkk., Puasa Titian Menuju Rayyan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000), cet. I, hlm. 109.

No comments:

Post a Comment