Pemberian
memiliki arti “proses, perbuatan cara memberi atau memberikan.” Sedangkan ASI atau
air susu ibu adalah air yang keluar dari payudara ibu, baik itu ibu kandung, maupun
ibu susuan. Jadi dapatlah dikatakan bahwa pemberian air susu ibu berarti proses
memberikan air susu yang dikeluarkan oleh seorang ibu kepada anak. Memberikan
ASI biasa disebut menyusui atau meneteki. Karena masa bayi adalah masa yang
peka dalam kehidupan manusia, maka kegiatan menyusui oleh seorang ibu amatlah penting
dan besar artinya bagi perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya.
Menurut
dr. Hendrawan Nadesul, pilihan ibu tidak memberi bayinya ASI mengurangi hak anak.
Hak untuk memperoleh makanan terbaiknya. Pada saat anak belum mampu memilih. Pada
saat anak tidak mampu menolak. Padahal masa itu tak mungkin diputar balik. Masa
yang menentukan itu akan berlalu.[1]
Pemberian
ASI ditinjau dari kesehatan,
1. Kandungan ASI
Air
susu ibu (ASI), makanan terbaik bagi bayi, makanan utama dan satu-satunya
pilihan terunggul untuk bayi. Sampai sekarang belum ada susu sebaik ASI. ASI memiliki
kandungan zat-zat yang sangat berguna bagi kesehatan bayi. F. Savage King menyebutkan
kandungan ASI sebagai berikut :
a. ASI mengandung protein dan lemak
yang paling cocok untuk bayi dalam jumlah tepat.
2. ASI mengandung lebih banyak laktosa
(gula susu) daripada susu lainnya dan laktosa merupakan zat yang diperlukan
bagi bayi.
3. ASI mengandung vitamin yang cukup
bagi bayi. Bayi selama 6 bulan pertama tidak memerlukan vitamin tambahan.
4. ASI mengandung zat besi yang cukup untuk
bayi. Tidak terlalu banyak zat yang dikandung, tetapi zat ini diserap usus bayi
dengan baik. Bayi yang disusui tidak akan menderita anemia kekuarangan zat besi.
5. ASI mengandung cukup air bagi bayi
bahkan pada iklim yang panas.
6. ASI mengandung garam, kalsium, dan
dan fosfat dalam jumlah yang tepat.[2]
Menurut
dr. Utami Roesli, SpA., MBA.,CIMI dalam bukunya yang berjudul “Mengenal ASI
Eksklusif”, ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat
putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktoir pertumbuhan, hormon enzim, zat kekbalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat
secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai
keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu ‘simfoni nutrisi bagi pertumbuhan
bayi’-sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia.[3]
Hal
yang senada dikemukakan oleh Suhardjo dalam bukunya yang berjudul “Pemberian
Makanan pada Bayi dan Anak”. Menurutnya :
a. Air Susu Ibu (ASI) bersih. Memang
ASI tidak pernah steril karena puting buah dada dapat terkontaminasi setiap waktu,
namun bakteri yang mungkin mencemarinya tidak
lagi sempat berkembang biak sebab air susu
segera diminum bayi.
b. ASI mengandung immunoglobulin
terutama Ig.A. Antibodi ini terdapat banyak dalam susu berikutnya. Ig.A tidak
diserap tertapi bekerja di usus dalam menahan bakteri tertentu, (misalnya E.
Coli) dan virus.
c. ASI mengandung lactoferin. Zat ini
adalah protein yang dapat mengikat besi sehingga bakteri yang berbahaya yang
terdapat dalam usus tidak memperoleh
mineral ini untuk pertumbuhannya.
d. ASI mengandung lisozim, yaitu suatu
enzim yang terdapat cukup banyak (beberapa ribu kali) lebih tinggi dibandingkan
dengan susu sapi. Zat ini menghancurkan sejumlah bakteri
berbahaya dan berbagai virus.
e. ASI mengandung sel-sel darah putih.
Selama 2 minggu pertama, ASI mengandung sampai 4000 sel/ml. Sel-sel ini mengeluarkan
Ag.A, laktoferin, lisozim, dan interferon. Interferon adalah suatu substansi
yang dapat menghambat aktivitas virus-virus tertentu.
f. ASI mengandung faktor bifidus. Zat ini
adalah karbohidrat yang mengandung nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri
laktobasilus bifidus. Pada bayi yang diteteki, bakteri ini di dalam usus menghasilkan
asam laktat dari beberapa laktosa susu. Asam ini menghambat pertumbuhan bakteri
dan parasit yang berbahaya, serta membuat fases menjadi asam.[4]
Jelaslah
ASI mempunyai beberapa kelebihan dibanding susu buatan atau yang lainnya. Bayi
yang disusui ibunya umumnya lebih terlindung dari serangan infeksi terutama diare
dan mempunyai peluang yang lebih besar untuk
hidup daripada bayi yang diberi susu botol.
2. Manfaat ASI bagi Anak
Setelah
bayi lahir dan setelah tali pusat dipotong, secara lahiriyah terputuslah hubungan
antara ibu dan anak. Hal ini menyebabkan semacam kegoncangan jiwa, baik bagi bayi
maupun bagi ibu itu sendiri. Keduanya lalu mencari kontak fisik maupun psikis
yang sangat tepat. Semua orang tua khususnya ibu-ibu mengakui bahwa air susu ibu
merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Diantara manfaat ASI bagi bayi adalah
:
a. Perlindungan terhadap infeksi dan
diare.
ASI
mengandung berbagai zat antibodi yang mampu melindungi tubuh terhadap infeksi
serta zar-zat lain yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri dan
bakteri-bakteri lainnya.
b. Perlindungan terhadap alergi
Salah
satu zat yang terkandung dalam ASI adalah immunoglobulin yang mampu melindungi tubuh
terhadap alergi. Sedangkan immunoglobulin pada tubuh manusia baru terbentuk
setelah bayi berusia bebrapa minggu. Oleh
sebab itu apabila
bayi lahir langsung
diberi ASI, kemungkinan terserrang alergi relatif kecil.
c. Mempererat hubungan dengan ibu
ASI
bagi seorang bayi selain untuk memenuhi kebutuhan gizinya, juga untuk lebih
bisa mengenal ibunya dan mendapatkan rasa nyaman. Belaian ibu pada saat menyusui
anak akan membuatnya merasa aman dan
terlindung.
d. Memperbagus gigi dan bentuk rahang
Pemberian
ASI dapat mengurangi kerusakan pada gigi dan bentuk rahang.
e. Mengurangi kegemukan
Zat
mineral yang terdapat dalam ASI hanya sedikit, jika dibandingkan dengan mineral
yang terdapat pada susu sapi, sehingga bayi cenderung cepat haus dan orang tua
cenderung memberikan kembali susu botol/sapi. Akibatnya bayi akan kelebihan kalori
sehingga bayi tersebut menjadi gemuk (obese).
f. Perlindungan dan penyempurnaan
otak.
ASI
mampu memproduksi hormon tixoid yang dapat melindungi otak bayi. Walaupun bayi
mampu memproduksi hormon tersebut namun kemampuannya terbatas. Selain hal
tersebut asam lemak yang terkandung pada ASI sangat berperan dalam proses pertumbuhan
dan penyempurnaan sel-sel otak.
g. Dengan ASI bayi selalu mendapat
susu yang segar.
ASI
yang masih tersimpan dalam payudara ibu, selalu bersih, aman, segar dan tidak
pernah basi. Bagi ibu pekerja, sekembali dari bekerja, ASI dapat diberikan langsung
kepada bayi, ibu tidak perlu membuang ASI terlebih dahulu.
h. Semakin sering menyusukan semakin banyak
produksi.
Beda
dengan susu bubuk, apabila semakin sering diberikan kepada bayi semakin cepat habis
(mahal). ASI justru sebaliknya semakin sering dihisap semakin banyak ASI
diproduksi, khususnya pada tahun pertama menyusui.[5]
Oleh karena itu, alangkah beruntungnya seorang ibu yang dapat menyusui bayinya
dengan ASI, mengingat
ASI dapat memberikan
manfaat bagi ibu maupun
bayi. Dalam bukunya yang berjudul “Chlid Growth dan Development”, Elizabeth B. Hurlock menyebutkan beberapa manfaat
ASI bagi bayi sebagai berikut :
a. Breast-feeding eliminates any
possibility of contamination of the milk.
b. The mother’s milk agrees with the
baby better than any formula.
c. The mother’s milk contains certain
ingredients beneficial to health which cannot be completely duplicated in a
formula.
d. Disgestive disturbance and constipation
are rare for breast-feed by a bottle.
e. The vigorous sucking needed to draw
milk from the breast stimulate the development of the lower part of the baby’s
face.[6]
Artinya
:
a. ASI terhindar dari kemungkinan
pencemaran daripada susu buatan.
b. ASI lebih cocok bagi bayi daripada
susu formula.
c. ASI
mengandung bahan-bahan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sama sekali tidak dapat ditemukan dalam
susu formula.
d. Gangguan pencernaan dan sembelit
jarang terjadi selama menyusui kecuali biasa memberi makan dengan botol.
e. Semangat menghisap dibutuhkan agar mengalirkan
susu dari payudara yang merangsang perkembangan dengan menurunkan bagian
permukaan bayi.
Adapun
manfaat ASI bagi ibu;
1.
Mengurangi pendarahan setelah melahirkan.
2.
Mengurangi terjadinya anemia.
3.
Menjarangkan kehamilan.
4.
Mengecilkan rahim.
5.
Lebih cepat langsing kembali.
6.
Mengurangi kemungkinan menderita kanker.
7.
Lebih ekonomis/murah.
8.
Tidak merepotkan dan hemat waktu.
9.
Portabel dan praktis.
10. Memberi kepuasan bagi ibu.
[1] Handrawan Nadesul, Cara
Sehat Mengasuh Anak,
Puspa Swara, Jakarta,
1996, hal 10.
[2] F. Savage King, Menolong Ibu
Menyusui, Terj. Sukwan Handali, Gramedia, Jakarta, 1991, hal 23.
[3] Ytami Roesli,
SpA.,MBA.,CIMI, Mengenal ASI
Eksklusif, Trubus Agriwidya, Jakarta 2000 hal 24.
[4] Suhardjo, Pemberian Makanan pada
Bayi dan Anak,
Kanisius, Yogyakarta, 1992, hal. 74-75.
[5] Departemen Agama, Buku Pedoman
Peningkatan Kesejahteraan Ibu
dan Penggunaan Air Susu Ibu (ASI) dalam Ajaran Islam, Depag RI, Jakarta,
1991 hal 103-105.
[6] Elizabeth B. Hurlock, Child
Growth dan Development,
Fourt edition, Mc. Graw Hill. Inc., USA, 1970, hal 82.
No comments:
Post a Comment