PENDIDIKAN PRENATAL DALAM ISLAM

Pendidikan prenatal dalam Islam dimulai dari pemilihan jodoh. Nabi menganjurkan dalam memilih calon suami ataupun istri hendaknyalah memilih agamanya, pemilihan jodoh merupakan pengutamaan sifat dan perangai dari seorang calon suami atau istri, karena anak akan menuruni perangai kedua orang tuanya yaitu melalui gen yang terdapat dalam inti sel. 

Pengaruh hereditas (pembawaan sifat) dari kedua orang tua yang diturunkan kepada anak, meliputi watak pribadi dan bentuk fisik. Selain itu pula Islam menganjurkan untuk menikah dengan orang yang jauh, hal ini jika dilihat dari ilmu genetika akan menjauhkan terjadinya kelainan-kelainan yang akan diturunkan kepada anak, sehingga akan melahirkan generasi yang sehat jasmani dan rohani.

Pendidikan selanjutnya setelah pernikahan adalah pemberian pendidikan anak yang dimulai dari adanya kopulasi. Dalam melakukan kopulasi suasana hati serta emosi berpengaruh dalam penyampaian sifat apa saja yang akan diturunkan kepada anak karena gen-gen ini terpengaruh oleh keadaan psikis orang tua. Pada  saat sepasang suami istri berhubungan seksual saat itulah sel-sel yang dikeluarkan dan disatukan adalah se-sel yang terkondisikan. Kematangan pribadi, kebahagiaan yang dirasakan suami istri, serta kondisi lain sangat menentukan bagaimana sel-sel itu menjadi manusia nantinya.  

Kata-kata, perilaku, nasehat dan keseluruhan hidup orang tua adalah kurikulum utama bagi perkembangan spiritual, intelekual dan moralitas anak-anaknya. Penelitian terbaru dalam biologi sel mengungkapkan bahwa sinyal-sinyal dari lingkungan khususnya campuran hormon-hormon dalam darah ibu berperan dalam menentukan gen-gen mana yang sungguh akan tereskpresikan oleh bayi. Ini mengandung arti bahwa emosi ibu mempunyai dampak yang sangat lebih mendalam. Janin mewarisi potensi genetik dari orang tua, namun tidak berarti bahwa warisan itu pasti terwujud. Lingkungan sekitar tidak hanya berinteraksi dengan sang ibu, namun membantu menciptakan warisan genetik bagi sang bayi.

Anak dalam kandungan dapat merasakan segala aktifitas dan psikis ibu, apa yang akan dipelajari seseorang anak tergantung bagaimana orang tua memenuhi kebutuhan anak akan makanan, perhatian dan cinta kasih. Sekali ia belajar, sikap demikian akan mewarnai persepsi individu akan masyarakat dan suasana sepanjang hidup.

Bukti yang diperoleh dari penelitian yang panjang menunjukkan bahwa jika pola pertumbuhan fisik terganggu oleh kondisi lingkungan seperti kekurangan gizi, penyakit, musim atau ketegangan emosional yang hebat akan terdapat suatu periode “mengejar”  pertumbuhan sebelum kondisi tersebut dihilangkan atau diperbaiki. Kemudian anak akan kembali ke pola semula sebelum terjadinya gangguan.

Pada awal periode perkembangannya, janin akan mengembangkan susunan perkembangan tubuh yaitu sruktur dasar tubuhnya, ia sangat rentan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan, penyesuaian terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan ini akan mengorbankan perkembangan tubuhnya sehingga perkembangannya akan terhambat bahkan terjadi kecacatan.

Perkembangan janin dalam kandungan pada periode fetus dapat kita ketahui secara sederhana bahwa;

1. Telinga adalah organ pengindera pertama yang berkembang dalam rahim.

2. Sistem pendengaran ini baru berfungsi 3 hingga empat bulan Sebelum saat kelahiran.

3. Setelah perkembangan di dalam rahim antara dua puluh delapan hingga tiga puluh pekan, janin bereaksi secara berbeda-beda terhadap bunyi-bunyi di luar melalui perubahan-perubahan denyut jantung dan perilaku.

4. Perkenalannya dengan bunyi-bunyi tertentu dapat berpengaruh terhadap sistem pendengarannya dalam hal struktur serta fungsi. 

5. Keakraban dengan bunyi-bunyi tertentu mengenali, bahkan kesukaan terhadap bunyi-bunyi yang sama setelah bayi lahir.

6. Janin manusia memiliki kemampuan belajar Sebelum lahir yang hasilnya bisa tampak pada perilaku setelah lahir.

Pendidikan pralahir harus dilakukan secara terus menerus, dan berulang, karena perulangan ini merupakan cara pendidikan yang efektif dan mempunyai makna, anak akan mengerti apa yang diharapkan orang tua.

Pendidikan dengan pemberian stimulasi bisa diberikan kepada janin ketika ia telah memesuki periode fetus, janin dalam keadan telah dapat menerima stimulasi, karena telah lengkap organ serta fungsi organnya, serta melekatnya ruh pada tubuh dengan munculnya gerakan sadar, namun dalam memberikan pendidikan harus disesuaikan dengan keadaan janin, ketika ia lelah pemberian stimulasi harus dihentikan. 

Pendidikan prenatal dalam Islam ini akan berpengaruh besar dalam perkembangan janin, perkembangan itu meliputi; perkembangan jasmani, perkembangan mental spiritual, perkembangan kecerdasan intelegensi, perkembangan kecerdasan emosinya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak, yaitu faktor internal (dari dalam diri anak itu sendiri) dan faktor eksternal (faktor luar). Faktor internal tentunya sangat tergantung pada perkembangan fungsi otaknya, yang terjadi sejak ia masih berada di dalam kandungan ibu, hal ini dipengaruhi oleh faktor gizi ibu  dan kondisi ibu hamil, serta upaya ibu untuk mendidik anak dalam kandungan dengan rangsangan-rangsangan yang berpengaruh pada proses perkembangan otak janin, yaitu lebih banyak terjadi mielinisasi.




No comments:

Post a Comment