Periode
perkembangan janin dalam kandungan, menurut para ilmuan Embriologi, janin
berkembang melalui beberapa tahap, tahapan ini dikelompokkan menjadi tiga
tahapan, yaitu; periode zigot, embrio dan fetus. Perkembangan ini membutuhkan
waktu kurang lebih sembilan bulan, hal ini telah diungkapkan dalam firman
Allah, dalam Surat Nuh, Ayat 14.
“(Padahal
Dia) Sesungguhnya menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”(Qs.
Nuh,71:14)[1]
Tubuh
manusia terdiri atas sel-sel. Sel merupakan satuan terkecil yang memperlihatkan
gejala kehidupan.[2]
Manusia dewasa berisi 6x10¹² sel yang berbeda-beda, setiap sel tidak dapat
melakukan fungsi organisme hidup, tidak dapat disangkal bahwa setiap sel itu
hidup, tetapi masing-masing dikhususkan untuk melakukan satu atau beberapa
fungsi bagi organisme yang menjadikan sel itu bagiannya. Jadi setiap sel
bergantung pada sel-sel lain untuk melakukan fungsi-fungsi yang tidak dapat dilakukan
sendiri.[3]
Sel
terdiri dari membran sel atau membran pembatas di luar, berguna sebagai
interfase antar mesin-mesin di bagian dalam sel dan fluida cair yang membasahi
semua sel. Sitoplasma dan organel-organel lain, diantaranya: mitokondria,
ribosom, retikulum endoplasma, apparatus golgi, lisosom, periksisom, vakuola
dan inti sel yang disebut nukleus.
Nukleus merupakan pusat pengendali dalam
sel, jika nukleus dalam sel dirusak maka telur itu tidak dapat melakukan
perkembangannya menjadi individu baru. Didalam nukleus terdapat kromosom yang
terdiri atas molekul-molekulyang berpasangan sebagai rangkaian panjang yang
saling melilit. Tiap rangkaian berisi kode genetik yang disebut DNA
(Dioxyrebose Nucleic Acid) sebagai sifat pembawaan yang diturunkan dari kedua
orang tua.
Sel-sel
dewasa mempunyai kromosom haploid yang berjumlah 46 kromosom, sedangkan
kromosom sel benih bersifat diploid berjumlah 23 kromosom, hal ini dikarenakan
kromosom-kromosom itu berpisah pada waktu gametoenesis pada sel telur dan
spermatogenesis pada sel sperma.
Kromosomsel
telur dewasa hanya mempunyai kromosom X, sedangkan sel sperma dewasa
setengahnya membawa kromosom X dan setengahnya lagi membawa kromosom Y. Maka
sperma yang membuahi telur akan menentukan kelamin anak yang dilahirkan. Sperma
yang membawa kromosom Y menentukan anak itu menjadi laki-laki, dan sperma yang
membawa kromosom X menentukan anak menjadi perempuan. Ini berarti bahwa bapak
dengan sel-sel benihnyalah yang menentukan kelamin dari anak-anaknya.[4]
Periode
awal perkembangan janin dimulai dengan adanya proses konsepsi, yaitu pembuahan
(fertilisasi) sel telur oleh sperma, yang merupakan tahap ketiga dari permulaan
perkembangan sel sejak mulainya kehidupan baru.[5]
Tahap
pertama pematangan sel-sel seks baru dan tahap kedua yaitu ovulasi (proses
melepasnya satu telur yang matang selama siklus haid dari indung telur). Agar
fertilisasi terjadi, sperma harus ditampung dalam waktu yang berdekatan dengan
waktu ovulasi umumnya terjadi dalam kedua belas sampai ketigapuluh empat jam
pertama setelah telur memasuki tuba).[6]
Perpindahan
sperma dilakukan dengan kopulasi (persetubuhan). Spermatozoon disimpan dimulut
uterus. Melalui daya tarik hormonal yang kuat spermatozoon masuk ke dalam tuba,
yang dibantu mencari jalannya dengan adanya kontraksi otot. Sperma dapat
mencapai telur dalam waktu 15 menit dari saat ejakulasi. Perjalanan ini penuh
dengan mortalitas yang tinggi. Ejakulasi rata-rata berisi beberapa ratus juta
sperma, tetapi hanya beberapa ribu yang dapat menyelesaikn perjalanannya dan
dari ini hanya satu sperma akan berhasil memasuki telur dan membuahinya. Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al Mukninun ayat 12-13,
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan menusia dari saripati (berasal) dari tanah
(12), kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim).(13).”[7]
Thin
ataupun turob memiliki makna yang sama, yaitu tanah yang mengandung air, dari sinilah kemudian tumbuh segala tanaman
(tumbuh-tumbuhan) yang sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai makanan, intisari
makanan tersebut sebagian akan membentuk spermatozoa, yakni, sel mani yang
apabila masuk kedalam sel telur biasa menimbulkan pembuahan.[8]
Hasil
penelitian ilmiah menunjukkan bahwa, dalam tubuh manusia itu terdapat pola
unsur kimia yang ada dalam tanah. Dari situ dapat dipahami pola unsur kimia
yang ada dalam komponen-komponen yang dikandung dalam tanah, yaitu berbagai
komponen atom yang membentuk molekul yang terdapat dalam tanah dan jasad
manusia.[9]
Perkembangan
janin dibedakan menjadi dua; Pertama, perkembangan dilihat dari segi fisik
janin, dan yang kedua perkembangan janin dilihat dari segi psikologis.
Perkembangan Fisik Janin
Setelah
terjadinya konsepsi hingga terjadi pembuahan, kedua sel ini menyatu dan
berkembang hingga terbentuk menjadi manusia melalui tiga periode, yaitu:
a. Periode zigot
Periode
zigot dimulai sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua. Setelah perpaduan inti
sel kedua orang tua, maka terbentuklah kedua inti baru. Perlengkapan genetis
dari kedua inti baru itu berbeda dengan perlengkapan inti sel masing-masing
orang tua. Sel baru merupakan campuran dari keduanya saat terbentuknya kedua
inti baru dan saat itu telur yang sudah dibuahi itu membagi diri, merupakan
awal mula kehidupan seorang manusia yang baru, jam pertama pada hari pertama.[10]
Sel
telur yang telah dibuahi akan membelah menjadi dua sel, kemudian menjadi empat
sel, dan kemudian terus membelah sambil bergerak meninggalkan tuba faloppi
menuju rahim. Saat ini dengan perkiraan kasar terdapat tigapuluh sel dari hasil
pembelahan. Kumpulan sel tersebut dinamakan morula, dari bahasa latin yang
berarti anggur.[11]
Sel yang lebih besar bentuknya akan membentuk
embrio, sel pertama itu tidak menghasilkan sel-sel yang sama seperti sel asal,
melainkan rupa-rupa sel yang beraneka spesialisasi sesuai dengan tugas khusus
masing-masing bagian tubuh manusia. Morula ini dalam keadaan mengapung dalam
cairan rahim. Pada hari keempat terbentuklah menjadi blastosit (blastos:
kecambah; cyst: gelembung; yun). Blastosit mestimulasi terjadinya perubahan dalam
tubuh termasuk terhentinya siklus menstruasi.
Pada
hari ketujuh gelembung ini akan tertanam ke dalam rahim (endometrium) melalui
proses nidasi. Selama proses nidasi pembuluh yang sangat halus dalam jaringan
sel sang ibu dibuka, sisa jaringan yang rusak atau tetes darah kecil yang
keluar merupakan makanan bagi sel-sel yang sedang tumbuh.[12]
Tahap
ini disebut juga dengan tahap alaqah dalam bahasa arab, lintah disebut alaqah karena kata kerja alaqoh bermakna
menempel atau melekat.[13] Firman Allah :
“Bukankah
(manusia) dahulu adalah setetes mani yang ditumpahkan (kedalam rahim), kemudian
ia menjadi segumpal darah lalu Allah menciptakannya dalam ukuran yang tepat dan
selaras”.(QS. Al qiyamah: 37-38).[14]
Menurut
Maurice Bucaille gagasan tentang kebergantungan mengungkapkan arti asli kata
dari bahasa arab alaq. Salah satu turunan dari kata tersebut adalah segumpal
darah. Suatu penafsiran yang masih kita temukan sekarang dalam terjemahan Al
qur’an. Hal ini sebenarnya merupakan terjemahan yang tidak tepat dari pengulas-pengulas
zaman dahulu yang merupakan penafsiran menurut arti turunan kata tersebut.
Karena kurangnya pengetahuan pada waktu itu maka mereka tidak pernah menyadari
bahwa arti dalam hal ayat-ayat yang mengandung arti pengetahuan modern, ada
satu kaidah umum yang terbukti tidak pernah salah, yaitu bahwa makna yang
paling tua dari suatu kata merupakan arti yang jelas menunjukkan kesetaraannya
dengan penemuan-penemuan ilmiah, sedang arti turunannya secara berubah-ubah
membawa kepada pernyataan yang tidak tepat atau malah sama sekali tidak punya
arti.[15] Ia memberikan penafsiran
ayat tersebut sebagai berikut:
“Bukankah
(manusia) dahulu adalah sejumlah kecil sperma yang ditumpahkan, kemudian ia
menjadi sesuatu yang begantung lalu Allah membentuknya dalam ukuran yang tepat
dan selaras”.[16]
Menurut
M. Quraisy Shihab, alaq diartikan dengan a) segumpal darah yang membeku,
b) sesuatu yang seperti cacing, berwarna hitam, terdapat dalam air, bila air
itu diminum, cacing tersebut menyangkut dikerongkongan, c) sesuatu yang bergantung
atau berdempet. Quraisy Shihab lebih cenderung memaknai arti alaqah dengan
sesuatu yang bergantung atau berdempet di dinding rahim.[17]
b. Periode embrio
Periode
embrio dimulai sejak akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua. Pada hari
kesembilan mulailah kelompok sel yang sudah melekat kuat pada dinding rahim
menjadi suatu embrio atau mudigoh[18] kumpulan sel dalam
blastokista-gugusan sel dibagian dalam memulai serangkaian pembelahan dan
pembedaan membentuk sebuah badan dengan ujung kepala dan ujung ekor serta
menjadi berkerut-kerut oleh alur-alur disetiap sisinya. Kerutan ini membatasi
badan pada pasangan “somit” yang berurutan, dan morfologi umum, kemudian
menyerupai makanan (daging) yang dikunyah dengan tanda-tanda gigi geraham yang
membuatnya berlekuk-lekuk, karenanya terminologi mudhghoh dalam alqur’an
menyerupai makanan yang dikunyah.[19]
Blastotista
benar-benar tertanam di dalam rahim pada hari kesepuluh. Kumpulan sel yang
disebut sel-sel filli berfungsi sebagai
jalur pertukaran zat makanan dan zat sampah antara pembuluh darah ibu dan bayi.
Filli ini berbentuk seperti jonjot akar yang tertanam kedalam endometrium.
Jalur pertukaran ini pada akhirnya akan sempurna dengan dibentuknya plasenta,
yaitu suatu organ yang akan memberikan nutrisi dan melindungi janin beberapa
bulan mendatang.
Memasuki
minggu kedua, di bagian tengah “bola berbentuk dua lapisan sel, yakni ectoderm
di bagian bawah dan entoderm di bagian atas. Selanjutnya sel-sel pada lapisan
entoderm memisahkan diri dan membentuk dua lapisan sel baru, yaitu mesoderm di
bagian tengah dan endoderm di bagian atas. Ketiga lapisan sel yang
masing-masing merupakan cikal bakal berbagai organ tubuh biasanya terbentuk
saat usia kehamilan mencapai minggu ketiga, blastula yang telah menjadi embrio
berlapis tiga ini disebut grastrula.[20]
Ktoderm,
kelak akan membentuk kulit, kelenjar keringat, rambut, kuku, system saraf
pusat, lapisan email (lapisan yang keras) pada gigi, lapisan pelindung lubang
gigi, mulut dan anus, serta beberapa organ tubuh lainnya. Sedangkan sel-sel
pada lapisan mesoderm nantinya antara lain akan menjadi tulang, otot, pembuluh
darah, jaringan ikat, organ reproduksi, ginjal dan hati. Sementara lapisan
endoderm merupakan cikal bakal jantung, pankreas, paru-aru, lapisan pada
pencernaan dan pernafasan, kandung kemih dan saluran kemih (uretra).[21]
Sementara
itu lapisan rahim akan tumbuh di sekitar blastotista dan menutupinya. Menjelang
akhir bulan pertama embrio sudah agak lengkap dari ujung kepala sampai kaki
panjangnya kira-kira 4mm, masih sulit membedakan bagian-bagian strukturnya.
Tetapi badan ini sudah mempunyai kepala dengan dasar permulaan mata dan
telinga, sebuah mulut dan otak yang telah memperlihatkan ciri khas manusia,
ginjal sederhana telah ada, limpa, bagian pencernaan, tali pusat sederhana,
peredaran darah dan sebuah jantung. Rupa embrio masih belum manusiawi, ia
mempunyai sebuah ekor; di kedua belah sisi kepalanya terdapat kerut-kerut
seakan ada insang, ada benjolan lengan dan kaki yang agak berlainan dengan
tangn dan kaki manusia.
Dalam
minggu kelima hingga minggu ketujuh, proses tumbuh kembang yang terjadi pada
embrio akan menghasilkan perubahan tulang serta pertambahan berat, embrio
sedikit demi-sedikit dilapisi oleh pigmen (zat warna) hingga akhir bulan kedua.
Mata embrio yang berbentuk bola hitam ini belum bisa berkedip karena belum
memiliki kelopak.
Memasuki
pertengahan bulan kedua wajah embrio dihiasi dengan sepasang mata dan sebuah
hidung mungil juga mulut lengkap dengan bibir atas dan bibir bawah. Proses
pembentukan jaringan kulit saat ini juga sudah mulai terjadi setelah sel-sel
cikal bakal kulit yang berasal dari lapisan ectoderm (lapisan terluar) selesai
membentuk otot, maka sel-sel itu akan membentuk dua lapisan kulit di atasnya.
Lapisan pertama yang terletak di luar yakni epidermis merupakan lapisan kulit
yang berfungsi sebagai pelindung, sedangkan lapisan kedua yang disebut dermis
adalah lapisan kulit yang bertugas sebagai “bantalan” bagi tubuh. Di dalam
lapisan ini, sebagian sel membentuk
kelenjar keringat dan kelenjar minyak.
Dalam
minggu keenam telah terdapat pokok kerangka tulang tubuh yang lengkap. Kerangka
itu masih belum terdiri atas tulang melainkan seperti ujung hidung orang
dewasa, yaitu tulang rawan. Antara hari ke 46 dan 48 tulang rawan itu sudah
diganti dengan sel-sel pertama sel-sel sesungguhnya, selalu dimulai dari kedua
lengan bagian atas.
Pada
minggu ketujuh embrio berubah sebagian bayi kecil yang sudah baik dan telah
memperlihatkan bentuk tubuhnya dan semua organ dari tubuh orang dewasa, panjang
janin dua centimeter berat dua kilogram, ia mempunyai wajah manusia dengan
mulut, telinga, hidung dan lidah, bahkan di rahangnya telah terdapat
kuntum-kuntum gigi sulung.
Tubuh telah menjadi padat, lengan hanya sebesar
tanda seru, mempunyai tangan dan jari-jari, serta ibu jari, kaki sudah
mempunyai lutut, tapak kaki dan jari kaki. Tubuh embrio juga telah bekerja,
otak menyiarkan rangsang-rangsang yang mengkoordinasikan kegiatan alat-alat
tubuh lain. Jantung berdenyut dengan kuat, perut telah menghasilkan sedikit getah
lambung, hati telah membentuk sel-sel darah, otot pada lengan dan badan juga
dapat digerakkan sedikit.
Menurut
data penanggalan perkembangan embrio setiap kali bertumbuh satu millimeter.
Akan tetapi badannya tidak tumbuh secara serentak dan merata: pelbagai bagian
bertumbuh pada pelbagai jangka waktu.[22]
Munculnya
sel-sel tulang yang pertama ini menunjukkan berakhirnya masa embrional.
Kriterium ini dipilih oleh ahli embriologi, karena permulaan pembentukan tulang
terjadi bersamaan dengan penyelesaian tubuh. Pembangunan struktur ini diikuti
perkembangan fungsi-fungsi. Jika pada akhir bulan kedua embrio (yang
bergembung, berlembaga dari dalam ; Yun) sudah menjadi fetus (keturunan ; lat)
sebenarnya ia sudah boleh disebut bayi.[23]
c. Periode fetus
Periode
fetus atau yang dikenal dengan periode janin dimulai sejak akhir bulan kedua
sampai lahir. Pada minggu kesembilan punggung bayi akan sedikit menegak dan
tulang ekornya akan sedikit memendek. Proporsi kepala masih lebih besar dari
anggota lainnya dan bagian kepalanya masih menekuk ke arah dada.
Kedua mata
telah berkembang dengan baik, namun masih ditutupi oleh membran kelopak. Janin
dapat melakukan gerakan-gerakan kecil setelah otot-ototnya mulai berkembang,
anggota badannya juga mulai berkembang. Perkembangan lengan dan jari
tangan lebih cepat daripada tungkai dan
jari kaki. Pada tahap ini telapak tangan janin telah memiliki batas jari tangan
yang jelas, kelima jari tangan tampak terpisah satu sama lain.
Minggu
kesepuluh janin telah memiliki rancangan struktur tubuh yang sempurna, janin
mulai berwujud sebagai manusia. Perkembangan yang terjadi meliputi pemisahan
jari-jari tangan dan kaki, munculnya bakal lidah dan gigi, menghilangnya tulang
ekor dan semakin berkembangnya bayi. Otak bayi setiap menitnya diproduksi
seperempat juta sel-sel syaraf (neuron) baru.[24]
Jantung
janin berkembang sempurna walaupun genitalia eksternal belum jelas terlihat,
namun testis bayi laki-laki telah memproduksi testosteron, sehingga proses
maskulinisasi telah dimulai pada akhir minggu kesepuluh ini. Bayi telah
dinyatakan melewati masa kritis terjadinya kelainan congenital (cacat bawaan).[25]
Minggu
kesebelas pembuluh darah dalam plasenta akan diperbanyak untuk menyokong
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi, usus halus dalam perutnya masih
dalam proses perkembangan dan beberapa diantaranya masih menyatu ke dalam tali
pusat usus ini telah mampu menimbulkan gerakan peristaltik, yaitu gelombang
kontraksi yang mengalirkan makanan sepanjang saluran pencernaan.
Minggu
keduabelas, janin terus tumbuh besar, ukurannya telah berlipat ganda dalam tiga
minggu terakhir dan wajahnya mulai menunjukkan wujud manusia. Walaupun seluruh
struktur telah terbentuk namun belum sempurna, minggu ini terjadi proses
penyempurnaan keseluruhan struktur tersebut. Kuku jemari tangan dan kaki mulai
terbentuk, otot-otot janin mulai berkembang dengan baik untuk menimbulkan
adanya gerakan spontan yang tidak disadari (involunter). Otak belum berkembang
dengan sempurna, sehingga perintah untuk menggerakkan otot berasal dari tulang
belakang. Saat ini seluruh usus halus janin telah berada dalam rongga perutnya.
Bila
bayi berjenis kelamin laki-laki maka sifat maskulinnya akan timbul dan organ
reproduksi wanitanya akan menghilang. Janin aktif bergerak dalam perut ibu
dalam satu jam bisa berubah posisi duapuluh kali, namun tidak semua gerakan
dilakukan atas inisiatif sendiri, ada yang terjadi akibat aktifitas ibu.
Minggu
ketigabelas kelopak mata bayi masih menutup dan tidak akan membuka hingga usia
kehamilan empat bulan. Bayi akan mulai menghisap ibu jari tangannya, karena
tanggannya telah cukup panjang, jaringan yang akan melapisi tulang telah
terbentuk terutama bagian kepala, kaki, serta beberapa tulang iga mulai
terlihat. Bagian mulut dan dagu tampak lebih jelas, plasenta telah berkembang
dengan sempurna dan telah siap menjadi tempat pembentukan hormon yang selama
ini dihasilkan oleh ovarium.
Menjelang
akhir bulan ketiga, setiap bayi memperlihatkan tingkah laku yang sangat
pribadi. Hal ini disebabkan karena struktur otot pada setiap bayi berlainan,
umpamanya susunan dan macamnya otot muka mengikuti pola yang diturunkan.
Ekspresi wajah sang bayi pada bulan ketiga sudah mirip wajah orang tuanya.
Tetapi apa yang dapat diperbuat dan bagaimana cara sang bayi berbuat sesuatu, ditentukan
oleh sifat-sifat turunan.
Keadaan dalam rahim pun memegang peranan: jika
perkembangan berlangsung normal, tingkah laku bayi ditentukan oleh bakat
keturunan. Akan tetapi diketahui pula, bahwa alat-alat tubuh pada masa prenatal
dapat berubah karena makanan dan penyakit sang ibu. Jika perubahan-perubahan
seperti ini terjadi waktu mekanisme syaraf otot itu masih muda, maka hal ini
dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang tidak bisa diluruskan lagi.[26]
Minggu
keempatbelas disebut juga dengan bulan keempat, trimester kedua, wajah bayi
terlihat lebih sempurna, pipi dan jembatan hidungnya telah terlihat, kedua
telinganya telah berpindah dari bagian sisi leher ke sisi di samping kepala,
letak kedua matanya telah saling berdekatan. Perkembangan besar lainnya
terlihat dengan tumbuhnya lanugo yang merupakan suatu rambut halus yang tumbuh
di seluruh tubuh janin dengan pola melingkar sesuai alur kulitnya. Pola ini
nantinya akan menjadi cikal bakal sidik jari.[27]
Minggu
kelimabelas, pada minggu ini timbul pigmentasi pada rambut bayi hal ini sesuai
dengan gen yang diturunkan. Bayi makin banyak bergerak, lengan mampu menekuk di
bagian siku dan pergelangan tangan membentuk kepalan tangan. Perkembangan
tulang dan tulang rawan terus berlangsung
dan telah terbentuk sempurna di seluruh tubuh.
Minggu
keenambelas, bayi telah mampu menegakkan kepalanya, otot wajah sedikit
berkembang, sehingga ia mampu memperlihatkan beberapa raut wajah yang berbeda.
Bayi juga mampu mengedipkan mata, membuka mulutnya, bahkan mampu mengerutkan
dahi, zat kalsium telah cukup disimpan dalam tulangnya. Jika bayi ini perempuan
maka ovarium telah turun dari ronngga abdomen dan masuk di rongga panggul, di
dalamnya telah terbentuk lebih dari lima juta sel.
Perkembangan
janin tersebut telah diungkapkan oleh Allah dalan surat Al Mu’minun ayat 14
yang telah di bahas dalam pembahasan di atas,
“..Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik.”[28]
Manusia
tercipta dari nuthfah, kemudian menjadi alaqoh diartikan dengan sesuatu yang
bergantung dan berdempet, alaqoh kemudian menjadi mudghoh (seperti daging yang
telah dikunyah), lalu Allah menciptakan mudghoh itu tulang belulang, lalu
tulang belulang itu dibungkus daging kemudian mewujudkan mahluk yang lain, yang
dimaksud adalah berbentuk manusia.
Minggu
ketujuh belas plasenta makin membesar dan berisi jaringan pembuluh darah
sehingga permukaannya meluas mulai terdapat pemupukan lemak coklat yang
nantinya akan berperan penting untuk menimbulkan panas tubuh.
Minggu
kedelapan belas, bayi lebih sensitif terhadap dunia luar, ia akan memberikan
reaksi berupa tendangan dan dorongan, saat ini ia sudah dapat mendengar, karena
tulang-tulang pendengarannya mulai mengeras dan bagian otak yang menerima
impuls serta memproses sinyal syaraf dari telinga telah berkembang. Bayi akan
terbiasa dengan bunyi aliran darah melalui tali pusar dan bunyi detak jantung
ibu, dan retina mata telah menjadi sedikit sensitif.
Firman
Allah dalam Surat Sajdah, ayat 9 dan surat al A’raf ayat 172,
“Kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh-Nya dan Dia menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati; kamu sedikit sekali bersyukur..”[29]
“Dan
ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi. Kami lakukan yang demikian itu agar dihari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani adam) adalah orang-orang yang lengah terhadar
ini (keesaan Tuhan)”.” (Qs. Al a’raf: 172)[30]
Sebelum
memasuki jasmani, roh merupakan makhluk tanpa dimensi yang karenanya memiliki
kecepatan jelajah amat tinggi. Tetapi setelah memasuki jasmani ia ikut
terdimensi. Ia lantas terikat dengan batas-batas potensi jasmani tersebut, baik batas materi dan non
materi maupun ruang dan waktu. Roh tersebut meskipun sudah terdimensi tetap
bersifat responsife. Sebab, manusia tanpa roh adalah bangkai (mayit) yang tidak
berdaya, tidak berakal fikir. Setelah menjadi mayit, manusia tidak responsife
terhadap semua rangsangan termasuk yang paling sakit dan kejam.[31]
Terkait
dengan pendapat tersebut sebagai bentuk proses pendidikan janin, Ibn al-Qayyim
mengetengahkan argumen sebagai berikut :
“Jika
ditanya apakah embrio sebelum peniupan ruh kedalamnya memiliki persepsi atau
gerakan? Jawabannya bahwa ia memiliki gerakan sebagaimana gerakan tanaman yang
sedang tumbuh. Gerakan dan persepsinya tidak sadar. Ketika ruh ditiupkan
kedalam tubuh, gerakan dan persepsi menjadi sadar dan ditambakan kepada jenis
kehidupan vegetatif yang dimilikinya sebelum peniupan ruh.[32]
Minggu
kesembilan belas, otak bayi berkembang ditandai dengan ukurannya yang menempati
porsi terbesar dari tubuh, bayi mampu melakukan gerakan sadar secara langsung,
telinga telah berada di kedua sisi kepala, bakal gigi permanen bayi telah
muncul di sela-sela gigi susu, rasio antara panjang kaki dengan paha dan
tungkai keseluruhan tidak akan berubah.
Minggu
keduapuluh, kulit janin telah menebal dan membentuk empat lapisan kulit.Pada
saat bersamaan, kelenjar sebasea (kelenjar keringat) mengeluarkan suatu
substansi lembek yang disebut verniks kaseosa yang berfungsi sebagi pelindung
kulit bayi dari gesekan secara terus menerus dengan cairan amnion.
Minggu
keduapuluh satu, janin telah memiliki jumlah sel darah merah yang cukup banyak,
sel darah putih yang merupakan salah satu system kekebalan tubuh mulai
terbentuk, bakal indra pengecap juga mulai terbentuk. Sistem pencernaan juga
telah berkembang sehingga dapat menyerap air dan zat gula dari cairan amnion
dan mengalirkan sedikit zat padat ke dalam usus besar.
Minggu
keduapuluh dua, jumlah sel syaraf telah sempurna dan telah mampu belajar
mengenai diri dan sekitarnya melalui sentuhan. Sentuhan merupakan indra pertama
yang dipakai bayi untuk mempelajari gerakan, merasakan wajahnya atau bahkan
memukul kaki dan lengannya. Saat menghisap ibu jari ia dapat membawa ibu jari
tersebut ke dalam mulutnya atau menekuk kepalanya ke arah tangan.
Proses
belajar ini akan terus diulang sampai ia lahir. Minggu keduapuluh tiga, janin
mulai menelan sejumlah kecil cairan amnion dan mengeluarkan sebagian dalam
bentuk urin. Janin dapat cegukan saat menelan sejumlah cairan dan ibu dapat
merasakan pergerakan tubuhnya yang menyentak-nyentak saat cegukan.
Minggu
keduapuluh empat, bulu mata janin telah berkembang, rambut kepala mulai tumbuh,
janin tampak gemuk dan lebih besar, ia memenuhi ruang rahim dan pergerakannya
akan terbatasi, ia tidak lagi dapat berputar dan berjungkir balik dalam cairan
amnion, namun ia masih senang mencengkeram tali pusar, menyentuh serta
merasakan sekitarnya. Kewaspadaan terhadap dunia luar semakin meningkat bila
ibu terkejut maka bayi akan ikut merasa terkejut. Suatu studi menunjukkan bahwa
janin tetap teragitasi selama beberapa jam setelah merasa kaget. Hal ini
merupakan suatu transisi antara keadaan gelisah dengan kecemasan yang menetap.[33]
Minggu
keduapuluh lima, detak jantung bayi dapat terdengar tanpa bantuan stetoskop,
pembedaan jenis kelamin pada bayi telah berlangsung dengan sempurna. Testis
pada bayi laki-laki telah mulai turun menuju buah zakarnya sedangkan vagina
pada bayi perempuan telah membentuk suatu lubang. Sedangkan bayi telah terampil
mengepalkan kedua jari tangannya. Dominasi tangan kanan atau kiri telah muncul
dan ruas jari tangan juga mulai terbentuk sehingga sidik jari telah timbul.
Bayi telah mempunyai pola tidur dan bangun yang teratur.
Minggu
keduapuluh enam, Kelopak mata bayi sudah mulai membuka, mata bayi telah
berkembang sempurna dan seluruh lapisan retinanya telah terbentuk. Apapun warna
mata bayi nantinya saat ini akan tampak biru. Hal ini berlaku untuk semua ras
karena pupilnya belum memiliki warna yang sesungguhnya, hingga beberapa bulan
sebelum kelahiran. Struktur alis mata, kelopak mata dan jaringan telah
sempurna, walaupun masih berukuran kecil dan masih bertumbuh Mingu ke duapuluh
tujuh, mulai saat ini bayi telah memiliki kemampuan hidup didunia luar sebanyak
85%, bila ternyata ibu melahirkan prematur. Permukaan otak bayi tampak
berkerut-kerut, kerutan ini dikalangan kedokteran dikenal dengan istilah
konvulsi.[34]
Tekstur
permukaan otak yang berkerut-kerut itu penting bagi proses perkembangan
selanjutnya. bagian otak ini mengandung lebih banyak sel-sel otak dibagian yang
permukaannya licin. jutaan sel-sel syaraf (neuron) baru, mengisi seluruh bagian
otak janin. Bagian otak depan membesar, agar struktur otak lainnya dapat
berkembang.
Minggu
keduapuluh delapan, otak bayi telah membentuk lotus, dan girus, seperti
layaknya otak yang telah berkembang. Jaringan otaknya meningkat secara drastis,
rambut kepala tumbuh semakin panjang. Penimbunan lemak masih berlangsung di
tubuhnya, posisi bayi masih dalam keadaan sunsang.
Minggu
keduapuluh sembilan, diatas ginjal bayi, terdapat kelenjar adrenal yang saat
ini menghasilkan substansi mirip androgen (hormon seks pria) yang akan
bersikulasi dalam darahnya dan diubah menjadi estrogen (dalam bentuk estriol)
setelah melalui plasenta. Hal ini diperlukan untuk merangsang keluarnya hormon
prolaktin dalam tubuh ibu.
Minggu
ketigapuluh, bayi mampu mengenali dan membedakan suara, Namun suara yang
terdengar masih samar-samar. Bayi lebih awas terhadap lingkungan sekitar, ia juga telah dapat membuka dan menutup mata
ia dapat melihat siluet disekitar ibunya, jika berada ditempat yang terang,
dapat merasakan rahim yang memijat tubuhnya saat ibu mengalami kontaksi, ia
telah mampu memberikan respon terhadap rasa nyeri yang timbul. Bayi mulai
menunjukkan gerak pernafasan yang lebih berirama, walaupun masih sering
tersedak akibat tidak sengaja menelan cairan amnion yang salah masuk ke saluran
pernafasan. bayi mulai menghisap jempol, dan bergerak mengikuti irama.
Minggu
ketigapuluh satu, alveolus pada paru-paru bayi terdapat selapis sel epitel,
yang akan mengeluarkan surfaktan, yang mencegah alveolus menjadi kolaps,
sehingga bayi dapat memasukkan udara ke paru-paru dan bernafas dengan sempurna.
Minggu
ketigapuluh dua, sebagian besar bayi telah mampu mempelajari bahasa ibu dan
orang disekitarnya. Kepala si kecil kemungkinan berada dalam posisi dibawah,
karena cukup besar sehingga tungkai mencapai iga. Hal ini akan menyebabkan
nyeri. Bayi semakin familiar dengan latar belakang suara konstan dari detak
jantung ibu, dan bisingnya suara usus serta aliran darah dari tali pusat, suara
ibu dapat didengar oleh bayi.
Minggu
ke tigapuluh tiga, bayi tidur sepanjang waktu dan ia mungkin mengalami mimpi.
Selama tidur matanya akan bergerak-gerak sesuai dengan karakteristik tidur REM
(Rapit Eye Movment). Bila ia bangun ia akan waspada terhadap lingkungan
sekitar.
Minggu
ketigapuluh empat, rambut bayi semakin menebal, lanugo masih meliputi seluruh
tubuh dan menghasilkan vernik yang semakin kental.
Minggu
ketigapuluh lima, kuku jemari bayi akan tumbnuh hingga mencapai tepi jari,
pemupukan lemak terus berlangsung terutama disekitar bahu sehingga bayi
terlihat montok dan gemuk lanugo ditubuh bayi mulai rontok.
Minggu
ketigapuluh enam, wajah telah makin berisi dan terlihat mulus serta montok
dengan ciri khas pipi bayi, besarnya ditentukan oleh penyimpanan lemak dan
kekuatan otot menghisap yang telah dilatih didalam rahim.
Minggu
ketigapuluh tujuh, bayi telah berkembang sempurna dan siap dilahirkan. Lemak
disimpan dalam tubuh dengan kecepatan lebih dari empat belas gram (setengah
ons) per hari dan proses mielinisasi beberapa syarat pada otaknya baru dimulai.
Minggu
ketigapuluh delapan, selama beberapa minggu terakhir, bayi telah memproduksi
zat sisa metabolisme tubuh didalam usus, suatu substansi berwarna hitam
kehijauan yang disebut mekoneum yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah,
kerontokan sel yang melapisi usus halus, sel kulit serta lanugo yang ia
keluarkan kecairan amnion yang tertelan olehnya, serta dari sumber lainnya.
Mekoneum ini merupakan produk sisa metabolisme pertama yang akan dikeluarkan
oleh bayi setelah lahir. Terkadang dapat dikeluarkan sebelum lahir, sehingga
bayi diliputi zat sisa ini.
Minggu
ketigapuluh Sembilan, sebagian besar lanugo telah menghilang, tebal tali pusat
1,3 cm dan dapat terikat atau melingkari lehernya. tali pusat akan memberikan
nutrisi pada bayi supaya berat badannya bertambah. Beberapa anti bodi dari
tubuh ibu akan melalui lapisaan pelidung plasenta dan memasuki aliran darahnya.
Anti bodi ini akan memberikan suatu sistem kekebalan sementara selama enam bulan setelah kelahiran hingga tubuh bayi mampu
membentuk anti bodi sendiri.
Minggu
keempatpuluh, bayi ini telah lahir dan biasanya akan mengejutkan kedua orang
tua, awalnya akan terlihat aneh, karena
bentuk kepalanya yang asimetris, namun hal ini akan terkoreksi dengan
sendirinya dalam sehari atau dua hari.
Perkembangan
Psikis Janin
Pembuahan
sel telur oleh sperma dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan
menentukan perkembangan manusia pada periode berikutnya. Alqur’an berbicara tentang perkembangan manusia dalam
rahim, ada dalam dua bentuk:
(1) Epigenetik, dimana nuthfah amsyaj
(zigot), berkenbang menjadi alaqah, yaitu sesuatu yang melekatpada rahim.
Alaqah
kemudian berubah menjadi mudhgah, yaitu potongan yang telah dikunyah, yang didfalam
embriologi dikenal dengan badan somit. Somit kemudian berdiferensiasi menjadi
tulang dan otot yang menutupi tulang. Kemudian embrio manusia dibentuk kembali.
Maha suci Allah sebaik-baik pencipta.
(2) Pra pembentukan, dimana ciri-ciri
dan sifat manusia yang akan datang telah ditentukan sebelumnya dalam nuthfah
sendiri.[35]
Ketika
ruh ditiupkan manusia mendapatkan kehidupan (setelah kehidupan vegetatif
nuthfah, alaqah, dan mudghah) dan ketika ruh pergi maka diapun mati.[36] Kehidupan dimulai ketika
otot bebas berkontraksi didalam lingkungan gelap rahim dan membran-membrannya.
Periode
prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukann perkembangan
individu pada periode berikutnya. Selama periode prenatal ini rahim merupakan
lingkungan yang sangat menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi ibu
sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi hal ini
tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolut luput dari pengaruh-pengaruh
luar.
Perkembangan
mental-intelektual (taraf kecerdasan) dan mental emosinal (taraf kesehatan
Jiwa) banyak ditentukan sejauh mana perkembangan susunan saraf pusat dan
kondisi fisik organ tubuh lainnya serta dipengaruhi oleh sikap, sifat dan
kepribadian orang tua. Tumbuh kembang anak secara fisik sehat memerlukan gizi
makanan yang baik dan bermutu. Terlebih lagi bagi tumbuh kembang otak, bahan
baku utama adalah gizi protein.sedangkan makanan dalam bentuk gizi mental
berupa kasih sayang, perhatian, pendidikan dan pembinaan yang bersifat
kejiwaan.[37]
Perkembangan
atau pembentukan kepribadian anak merupakan perpaduan (interaksi) antara
faktor-faktor konstitusi biologi, psiko-edukatif, psiko-sosial, dan spiritual.
Peran orang tua amat penting pada faktor ini. Anak akan tumbuh dan berkembang
dengan baik dan memiliki kepribadian yang matang.[38]
Pada
awal perkembangannya janin bergantung pada informasi yang diterima lewat darah
ibu, yaitu dari hormon. Apabila hormon menginformasikan lingkungan yang
penyayang dan serba mendukung, maka pertumbuhan akan didahulukan. Sedangkan
bila mengisyaratkan kecemasan dan ketakutan yang luar biasa janin akan memilih
progam genetic yang berfungsi menguatkan sistem perlindungan, biasanya sambil
mengorbankan pertumbuhannya. Proses ini memastikan bahwa janin akan dapat
beradaptasi dan mampu bertahan hidup.[39]
Manusia
dibekali Allah dengan potensi fitrah (untuk berbuat baik), juga diciptakan
dengan potensi berbuat jahat seperti berkeluh kesah, tergesa-gesa, kikir, lemah
takut dan cemas. Keluh kesah, tergesa-gesa dan lainnya itu disebabkan oleh
susunan syaraf yang sangat peka yang dimiliki manusia dalam menghadapi berbagai
stimulus yang mengitarinya yang sering kali membahayakan kehidupannya. Fenomena
tersebut pada dasarnya adalah sinyal yang diberikan Allah kepada manusia untuk
penjagaan diri.[40]
Dalam
trimester pertama janin dipengaruhi oleh kondisi organik akibat
persepsi-persepsi emosi ibu, dengan berkembangnya kesadaran janin mampu
menerima perasaan yang lebih mendalam dan lebih halus, seperti percaya diri,
kegembiraan mendadak dan kegairahan menyenangkan, selain frustasi, keraguan dan
kesedihan.
Bayi semakin terampil dalam memahami suara tenor yang emosional,
ketika ibu membacakan cerita, berbicara dengan janin, maupun orang lain, menentukan
kualitas bicara ibu (tergesa-gesa, bingung, tenang atau ramah), bahkan
menghayati alur pemikiran ibu lewat gejala fisiologis yang tidak kentara;
ketika ibu baru mau merokok denyut jantung langsung bertambah cepat, suatu
tanda bahwa ia merasa gelisah.[41]
Janin
ketika berumur lima bulan tidak lagi bergantung pada pesan hormonal untuk
mengetahui dunia luar, ia mulai dapat menerima dan mencerna informasi sendiri
melalui bunyi.[42] Hal
ini di karenakan, struktur mendahului fungsi ini berarti bahwa anggota tubuh
individu itu akan dapat berfungsi setelah matang strukturnya, yaitu ketika
indera-indera telah siap dan janin diberi ruh, sehingga ia menjadi makhluk yang
sadar dan responsif akan lingkungannya.
Janin
menghabiskan 95% waktunya untuk tidur, musik yang merangsang dapat membantu
mereka bangun dan menghayati bunyi. Masukan dari lingkungan melalui pendengaran
mempunyai prosentasi yang tinggi dalam pembentukan sinaps di otak.
Janin
merupakan makhluk yang awas didalam rahim dengan mengenali suara yang pernah didengarnya di dalam rahim.
Para peneliti menemukan bahwa janin bereaksi dengan menjadi gembira karena
mendengar nada-nada musik murni. Detak jantungnya bertambah 15 denyutan
permenit selama 2 menit mendengarkan musik tersebut. Janin telah waspada dengan stimulasi dan
belajar untuk mengakomodasikan peristiwa baru dalam lingkungannya.
Janin
dapat belajar terkondisi, atau belajar pola sikap dalam menanggapi sebuah situasi.
Janin mampu mengenali dan lebih menyukai yang pertama kali mereka dengar dalam
rahim ibu. Tahap paling awal dalam penguasaan bahasa janin adalah
pengenalan pola-pola intonasi, maka
penting bagi orang tua terlibat dalam percakapan satu arah. Tomatis mengajukan sebuah
teori bahwa gangguan pada pendengaran baik ketika masih dalam rahim maupun
dalam tahun pertama kehidupan dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan
mendengar, kemampuan belajar, dan gangguan emosi pada masa selanjutnya.[43]
Janin yang memberikan reaksi terhadap musik
klasik, yaitu dengan meningkatnya detak jantungakan menjadi anak yang extrovert
(terbuka).[44] Janin
sangat penerima dan peka terhadap stimulasi lingkungan.
Pengalaman
didalam rahim tidak hanya mempengaruhi kebiasaannya, tetapi juga ikut
mempengaruhi keseluruhan watak seumur hidup. Watak ditentukan oleh pembawaan
dan apa yang dialami selama hidup.
Karakteristik
pembawaan terbentuk dalam kandungan. Hasilnya sebagian, berasal dari dunia
kompleks kandungan: persepsi sensoriknya, dan tanggapannya teerhadap
perkembangannya sendiri, lingkungan rahim dan stimulasi yang berasal dari ibu
dan lainnya.[45]
Dinding
rahim dan perut yang tipis pada kehamilan tua menyebabkan cahaya yang masuk
kedalam rahim lebih banyak dan ini kemungkinan
besar menstimulasi indera penglihatan janin. Bahkan pola-pola perubahan
gelap-terang dapat berperan dalam perkembangan siklus siang-malam janin.[46]
Proses
pertumbuhan janin sebagian sangat bergantung pada kondisi internal ibu, baik
kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab, ibu dan janin merupakan satu unitas
organik yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin dipenuhi melalui proses
fisiologis yang sama.
Demikian pula dengan setiap gerakan yang dilakukan ibu,
dapat memberikan rangsangan berupa pengalaman indra yang beraneka ragam. Oleh
sebab itu kesehatan ibu, pengaturan diet, pemakaian obat, serta kondisi
emosional ibu dapat menimbulkan pengaruh kimia prenatal (chemical prenatal
influence) yang berakibat kerusakan sel dan merupakan kejadian traumatic (traumatic
event). Ribuan bayi yang lahir cacat atau terbelakang secara mental setiap
tahun merupakan hasil atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ibu.[47]
Pola
pertumbuhan fisik akan terganggu dengan adanya faktor dari lingkungan yang
tidak menguntungkan, seperti kekurangan gizi, penyakit, ketegangan emosional
dan musim yang tidak menguntungkan yang dialami oleh ibu. Pola perkembangan
fisik kemungkinan bisa diubah secara permanen oleh kondisi lingkungan yang
tidak menguntungkan tadi. Gangguan ini juga berpengaruh pada perkembangan
mental, yaitu mengakibatkan kemampuan kognitif lebih rendah, serta mempengaruhi
kepribadian yang mengakibatkan mereka apatis.
[1] Yayasan Penyelenggara
Terjemahan AlQur’an, op.cit., hlm.979
[2] Ahmad Baiquni, Alqur’an Ilmu
Pengetahuan dan Tehnologi, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 2001), Cet.V,
hlm 86
[3] John.W. Kimball, op cit., hlm.
88
[4] Anna C. Pai, Foundation of Genetic (Dasar-Dasar Genetika),
terj. Dr.Muchiddin Apandi, MSc., ( Jakarta: Erlangga, 1992), Edisi II, hlm.54
[5] Elizabeth B.Hurlock, op.cit.,
hlm.29
[6] Ibid
[7] Yayasan Penyelenggara
Terjemahan AlQur’an, op.cit, hlm.527
[8] Muhaimin dan Qutiah, Paradigma
Pendidikan Islam “Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah”, (Bandung;
Rosda Karya,2001), hlm. 6
[9] Maurice Bucaile, What is the Origin of Man?. The Answer of
Science and the Holy Scripture (Asal Usul Manusia Menurut Bible, Al Qur’an,
Sains), terj. Rahmani Astuti, (Bandung: Mizan,1998), hlm. 203.
[10] GL.Flanagan, The Fisth Nine Months of Life (Sembilan Bulan Pertama dalam Hidupku), Terj.
Yayasan Cipta Loka Caraka, (Jakarta: Yayasan Cipta loka Caraka, 2003), Cet.XV, hlm.24
[11] Jane Mac. Dougall, Pregnancy
Week-by-Week (Kehamilan Minggu demi Minggu), terj. Dr Nina Irawati, (Jakarta :
Erlangga, 2003), hlm. 09
[12] GL.Flanagan, op.cit, hlm 30
[13] Hasan Hathout, Islam
Perspectives in Obstretics and
Gynaecology (Revolusi Seksual Perempuan Obstreti dan Genekologi dalam Tinjauan
Islam), Terj. Tim Penerjemah Yayasan Kesehatan Ibnu Sina, (Bandung: Mizan ,
1994), hlm 32
[14] Yayasan Penyelenggara
Terjemahan AlQur’an, ,op.cit, hlm. 1000-1001
[15] Maurice Bucaile, op.cit.,
hlm.219
[16] Ibid.
[17] M. Quraisy Shihab, Tafsir
Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Alqur’an”, Volume 9, (Jakarta; Lentera
Hati, 2004), cet 2, hlm.13
[18] GL.Flanagan, op cit, hlm 31
[19] Hasan Hathout, op.cit, hlm.32
[20] Campbell, op.cit., hlm.183
[21] Hendrati Handini Yosadi dkk,
Sembilan Bulan yang Mernakjubkan, (Jakarta : Gaya Favorit Press, 2005), hlm 24
[22] GL.Flanagan, op cit, hlm. 43
[23] Ibid, hlm.46
[24] Jane Mac Dougall, op. cit , hlm
25
[25] Ibid
[26] GL.Flanagan, op cit, hlm 52-53
[27] Jane Mac Dougall, op.cit, hlm.
35
[28] Yayasan Penyelenggara
Terjemahan AlQur’an, op.cit, hlm.527
[29] Ibid, hlm. 661
[30] Yayasan Penyelenggara
Terjemahan AlQur’an, op.cit, hlm.250
[31] Baihaqi, A.K, Op.Cit., hlm.
31-32.
[32] Muhammad Ali Albar, Human Development as Revealed in the Holy
Qur’an and Hadist ( Kaitan Ayat-Ayat Alqur’an dan Hadis), terj. Budi Utomo,
(Jakarta; Mitra Pustaka, 2001), Cet. I, hlm. 164.
[33] Jane Mac Dougall, op.cit.,
hlm.53
[34] Gl Flanagan, op.cit., hlm 87.
[35] Muhammad Ali Albar, op.cit.,
hlm. 64-65
[36] Ibid., hlm.168
[37] Dadang Hawari,op.cit.,
hlm.199-204
[38] Ibid.,hlm.214
[39] Don Campbell, The Mozart Effect
for Children Awaking Yaur Child’s Mind, Healt and Creativity With Music
(Efek Mozart bagi Anak-anak Meningkatkan
Daya Pikir, Kesehatan, dan Kreatifitas Anak Melalui Musik), terj. AlexTri
Kentjonowidodo, Jakarta : Gramedia, 2002, hlm. 35.
[40] Fadhillah Suralaga, d.kk.,
Psikilogi Pendidikan dalam Prespektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2005), hlm.19-20
[41] Don Campbell, op.cit.,hlm50-51
[42] Ibid, hlm.43.
[43] Ibid, hlm, 15
[44] Ibid, hlm. 34
[45] Susan Ludington-Hoe dan Susan K
Golant, How To Have A Smarter Baby (Membuat Anak Cerdas), terj. Wayan Gede
Aksara, (Jakarta; Prestasi Pustaka,
2001), hlm.31-32.
[46] Susan Ludington-Hoe dan Susan K
Golant, op.cit.,hlm.17
[47] Desmita, Psikologi
Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005)., hlm.81
No comments:
Post a Comment