PERUBAHAN FISIK IBU HAMIL




Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan. 

• Jantung dan pembuluh darah  

Jantung berdenyut sejak mulai terbentuk.[1] Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai  terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningka (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). Setelah mencapai  kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang  membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%.[2]

Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.  

• Ginjal  

Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya  meningkat (sampai  30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika  berdiri.  Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.  

Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan  meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. 

• Paru-paru  

Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon  progesteron  menyebabkan  paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam  karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya  dan untuk janin.

Lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.[3]
 
• Sistem pencernaan  

Rahim yang  semakin  membesar  akan  menekan  rektum  dan  usus bagian  bawah  sehingga  terjadi  sembelit  (konstipasi).  Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron. Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung  dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Ulkus gastrikum  jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit. 

• Kulit  

Kulit akan segera menutupi luka amputasi salamander, regenerasi terhalang.[4] Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap. Spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti  laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.  

• Hormon  

Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin), yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan. Konsentrasi mencapai puncak pada minggu ke-10 dan menurun paling rendah pada minggu ke-19-20 kehamilan.[5]

Plasenta juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut  jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain itu juga bisa terjadi  pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme (overaktivitas  kelenjar  tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.


[1] Wildan Yatim, Reproduksi dan Embriologi, (Bandung: Tarsito, 1994), Hlm, 246.
[2] http://medicastore.com/penyakit/586/Kehamilan.html
[4] Wildan Yatim, Reproduksi dan Embriologi, hlm, 318.
[5] Syarifuddin,  Anatomi  Tubuh  Manusia  untuk  Mahasiswa  Keperawatan,  (Salemba Medika, 2011),Hlm, 227.

No comments:

Post a Comment