Dasar
kehidupan adalah pandangan hidup, T.S Elliot, menyatakan bahwa, pendidikan yang
amat penting itu tujuan harus diambil dari pandangan hidup, jika pandangan
hidup (phylosophy life) anda adalah Islam, maka tujuan pendidikan harus
diambil daari ajaran Islam[1] dalam pandangan Islam,
pendidikan merupakan proses yang suci untuk mewujudkan asasi hidup, yaitu
beribadah kepada Allah dengan segala maknanya yang luas.[2]
Dengan
demikian, pendidikan merupakan bentuk tertinggi ibadah dalam Islam dengan alam
sebagai lapangannya, manusia sebagai pusatnya dan hidup beriman sebagai
tujuannya. Hal ini sesuai firman Allah (Qs. Adz-Dzariyaat : 56)
و ما خلقت الجن و
الإنس إلا ليعبدون
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” (Qs. Adz-Dzariyaat: 56)[3]
Menurut
Abu Ammar Ahmad Sulaiman, tujuan pendidikan anak secara umum adalah usaha
mencari keridhaan Allah SWT dan usaha untuk mendapatkan surganya keselamatan
dari nerakanya, serta mengharap pahala dan balasannya. Secara rinci tujuan
pendidikan anak dalam Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Menjawab seruan Allah, sebagaimana
termaktub dalam surat At-takhrim ayat 6.
b. Membentuk aqidah dan keimanan
anak-anak yang bersih.
c. Membentuk keilmuan dan pengetahuan
anak-anak.
d. Membentuk akhlak mulia prilaku dan
sopan santun anak-anak.
e. Membentuk sisi sosial anak-anak
yang bertanggungjawab.
f. Membangun sisi kejiwaan yang kokoh
dan perasaan anak-anak.
g. Membentuk fisik yang kuat dan
kesehatan tubuh anak-anak.
h. Membentuk rasa estetika, seni dan
kreativitas anak-anak.[4]
Tujuan
pendidikan pralahir (prenatal), menurut Dr. Rene Van de Carr adalah membantu
orang tua dan anggota keluarga memberikan lingkungan lebih baik bagi bayi,
memberikan peluang untuk belajar dini dan mendorong perkembangan hubungan
positif antara orang tua dan anak yang dapat berlangsung selama-lamanya.[5]
[1] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan
,(Bandung; Rosda Karnya, 2001) Cet. IV,
hlm. 46
[2] Hery Noer Aly dan Munzier, Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2000) hlm 55
[3] Yayasan Penyelenggara
Terjemahan AlQur’an, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989),
hlm.862
[4] Ubes Nur Islam, Mendidik Anak
Dalam Kandungan “optimalisasi Mendidik anak Sejak Dini”, (Jakarta: Gema Insani,
2004), hlm. 11
[5] F Rene Van de Carr dan Marc
Lehrer, While Your Expecting.... Your Own Prenatal Classroom, (Cara Baru
Mendidik Anak dalam Kandungan), terj. Alawiyah Abdurraman, (Bandung: Mizan,
2001), hlm. 54
No comments:
Post a Comment