Shakespeare
menyatakan “apa arti sebuah nama”, itu menurut dia. Namun menurut ajaran Islam,
nama justru memiliki arti tersendiri yang sangat penting baik dihadapan sesama
manusia maupun di hadapan Allah sang Pencipta. Sebagai identitas diri yang
paling hakiki, yang membedakan antara orang satu dengan yang lain.sehingga
memudahkan sesama manusia dalam berkomunikasi, juga sebagai doa dan harapan
orang tua akan kesalehan anak.
Sebuah
hadis riwayat Muslim dan Abu Daud telah menjelaskan bahwa pada hari kiamat
kelak Allah akan memanggil setiap hamba berdasarkan nama mereka.
Dari
Abdullah bin Zakariya ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
عن
عبد الله بن زكريا قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم إنكم تدعون يوم القيامة
بأسمائكم و أسماء آبئكم فأحسنوا أسمائكم (رواه ابو داود)
“Sesungguhnya
kalian kelak pada hari kiamat akan dipanggil berdasarkan nama-nama kalian
beserta nama-nama bapak kalian, maka baguskanlah nama (diri) dan anak kalian”.
(HR. Abu Dawud)[1]
Dengan
demikian nama itu tidak hanya melekat pada jasad sewaktu pemilik nama tersebut
masih hidup tetapi nama itu akan tetap melekat sampai jasad itu rusak, bahkan
sampai hari kiamat kelak.
Sebagai
identitas diri, nama menunjukkan identitas agama, marga (bani), suku dan bahkan
menunjukkan bangsanya. Setidaknya, nama menunjukkan identitas agama bagi orang
tuaj (pemberi nama) karena nama seseorang diberikan ketika ia masih bayi dan
saat itu ia tak mampu menolak nama yang diberikan. Orang yang namanya Ahmad,
Muhammad, Hasan, Abdullah, Fatimah dan sejenisnya hampir bisa dipastikan bahwa
mereka itu beragama Islam atau setidaknya orang yang memberi nama tersebut
adalah orang Islam.
Namun
pada zaman globalisasi ini budaya dan ciri khas antar daerah sudah semakin
membaur, Sehingga namapun ikut terbaur. Nama sering kali tidak lagi disangkut
pautkan dengan keagamaan seseorang. Pemberian nama cenderung bertujuan asal
ngetren, sehingga tingkat relatifitas nama dalam menunjukkan identitas
keagamaan yang dianut semakin tinggi.
Tingginya
relatifitas tersebut bisa menunjukkan besarnya pengaruh pendapat Shakespeare
yang menyatakan apalah arti sebuah nama. Tetapi sebagai muslim pendapat ini
harus ditinggalkan jauh-jauh, karena bagi seorang muslim nama tetap sebagai
identitas diri yang paling hakiki yang membedakan seseorang dengan yang
lainnya, baik di hadapan Allah SWT, maupun di kalangan sesama manusia. Sehingga
bagi orang muslim nama tetap akan menjadi identitas keislamannya sepanjang
zaman tanpa terpengaruh globalisasi budaya.
Sebagai
orang tua yang menyayangi anak, tentunya akan mengingat hal yang satu ini, dan
akan menjadikannya sebagai pegangan dalam memberi nama, ketika ia memutuskan
satu redaksi nama, tentunya ia akan memilih nama yang baik, karena nama
tersebut tidak hanya sebagi identitas anak semasa hidup, tetapi akan menjadi
kata untuk memanggil anak besok di hari kiamat, sehingga menjadi identitas diri
yang baik, yang diijinkan oleh Allah atau bahkan disukai oleh Allah. Karena itu
orang tua muslim akan memberi nama yang baik sebagai identitas yang menunjukkan keislaman, muslim, keluarga
muslim serta agama Islam. Seperti nama Nabi Muhammad atau nama-nama tokoh
muslim lain.
No comments:
Post a Comment