Kalimah isim juga terbagi menjadi
dua, yaitu isim mushuf dan isim sifat.
Isim Maushuf
adalah kalimah isim yang menunjukkan pada dzatnya sesuatu dan hakikatnya. Ism
tersebut dibuat untuk bisa mengandung sifat, seperti (رَجُلٌ), (بَحْرٌ), (عِلْمٌ) dan (جَهْلٌ). Termasuk
dalam isim maushuf adalah masdar, isim zaman, isim makan dan isim alat.
Isim maushuf ada dua macam, yaitu
isim ‘ain dan isim makna.
Isim ‘Ain
adalah lafal yang menunjukkan pada makna yang berdiri pada dzatnya, seperti (فَرَسٌ) dan (حَجَرٌ).
Isim Makna
adalah lafal yang menunjukkan pada makna yang tidak berdiri pada dzatnya, akan
tetapi berdiri pada yang lainnya. Makna tersebut adakalanya wujudi, seperti (عِلْمٌ), (شَجَاعَةٌ) dan (جُوْدٌ), dan
adakalanya ‘adami, seperti (جَهْلٌ), (جُبْنٌ) dan (بُخْلٌ).
Isim Sifat
adalah lafal yang menunjukkan pada sifatnya sesuatu, baik dari ‘ain atau makna.
Isim tersebut dibuat untuk ditanggungkan pada sesuatu yang disifatinya.
Isim sifat ada tujuh macam, yaitu
isim fa’il, isim maf’ul, sifat musyabbahat, isim tafdlil, masdar yang digunakan
untuk mensifati, isim jamid yang bermakna sifat musyabbahat, dan isim yang
dinasabkan.
Terima Kasih utk notanya.
ReplyDeleteTerima kasih .. Izin share dan copas
ReplyDeleteMaaf itu mengutip dr kitab / buku apa ya? Terimakasih
ReplyDelete