Secara
umum periodesasi tumbuh kembang janin dalam kandungan dibagi menjadi tiga,
yaitu triwulan I, II, dan III.[1] Dan tentunya tiap tahap dalam
tumbuh kembang tersebut dapat dideteksi.
1. Triwulan I: Peringkat pertama
pembentukan janin bersama otak dan tulang.[2]
Pada
akhir bulan kedua, ukuran dan berat otak janin meningkat seperempat ukuran dari
akhir bulan pertama.[3] Jika dilihat dari proses
pembentukan fisiologis janin, pembentukan tulang dan otot terjadi pada minggu
kelima, dan pada minggu keenam calon anggota badan muncul. Otot kepala, leher
dan tubuh muncul pada minggu kedelapan, sementara otot pirenium (otot
penggerak organ tubuh yang dikendalikan secara sadar) muncul pada minggu
kesepuluh.
Gerakan
sadar pertama muncul dengan jelas pada minggu keduabelas, walaupun mungkin
telah mulai pada minggu kedelapan. Ibu hamil mulai merasakan tendangan anaknya
yang berada dalam kandungan pada minggu keenambelas; beberapa ibu sedikit lebih
awal dan beberapa yang lain sedikit lebih lamban.[4]
2. Triwulan II: Peringkat kedua ini,
jantung telah berdetak, diikuti pembentukan organ tangan, kaki, badan, rambut,
bulu rona, kening, dan mata.[5]
Tendangan
janin mulai terasa, yang meyakinkan ibu bahwa ia betul-betul hamil.[6] Detak jantung janin biasa
terdengar pada bulan kelima. Dan di masa ini pula janin dapat mendengar,
tepatnya di bulan keempat. Prof. Dr. Hassan Hathout, dalam Revolusi Seksual
Perempuan:
Obsterti
dan Ginekologi dalam Perspektif Islam menulis bahwa organ yang pertama kali
berkembang pada janin adalah pendengaran. Pendengaran lebih dahulu berfungsi
dari pada penglihatan.[7] Namun tentu saja apa yang
didengar dan dilihatnya berbeda dari dunia luar karen adanya air ketuban, dan
meski sedikit ada sebagian cahaya yang dapat menembus lapisan kulit dan rahim.[8] Janinpun dapat
menggerakkan kepala dan membuka mulut bahkan menelan air ketuban.[9]
Beberapa
ahli hukum memahami bahwa periode pembentukan nuthfah adalah 40 hari, alaqah
dan mudghah masing-masing 40 hari. Periode 120 hari ini (4,5 bulan) secara
medis dibuktikan bahwa janin telah memiliki gerakan sadar, dan Ibn al Qayyim
menghubungkan perkembangan janin pada bulan ini dengan ditiupkannya ruh dalam
tubuh janin.[10]
Al-Qur'an
telah menjelaskan bahwa ruh (nyawa) yang ditiupkan kepada janin di dalam
kandungan, sudah memiliki daya kognisi yang tinggi. Hal ini dijelaskan Allah
seperti terlihat dalam QS. al A'raf [7] : 172,
و
إذا أخذ ربك من بني آدم من ظهورهم ذريتهم و أشهدهم على أنفسهم ألست بربكم قالوا
بلى شهدنا أن تقولوا يوم القيامة إناّ كنّا عن هذا غافلين
"Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Allah)" (QS. al A'raf
[7]: 172)[11]
Ruh
(nyawa) bersama jasmani yang di tempatnya sesungguhnya memberi respon kepada
setiap stimulus, dimana penemuan terakhir dibidang penelitian bayi menjelaskan
bahwa janin di dalam kandungan tentu saja yang mendapat ruh (nyawa), sudah
responsif terhadap segala stimulus dari lingkungan luarnya yang kadang-kadang
ibu yang mengandung tidak menyadarinya.[12]
Sebelum
memasuki jasmani, roh tersebut memang merupakan makhluk tanpa dimensi yang
karenanya memiliki kecepatan jelajah amat tinggi. Tetapi, setelah memasuki
jasmani ia ikut menjadi terdimensi. Ia lantas terikat dengan batas-batas
potensi jasmani tersebut baik batas materi dan non materi maupun ruang dan
waktu. Roh tersebut, meskipun sudah terdimensi tetap bersifat responsif. Sebab,
manusia tanpa roh adalah bangkai (mayit) yang tidak berdaya, tidak berakal
fikir. Setelah menjadi mayit, manusia tidak responsif terhadap semua
rangsangan, termasuk yang paling sakit atau kejam.[13]
Terkait
dengan pendapat tersebut sebagai bentuk proses pendidikan janin, Ibn al-Qayyim
mengetengahkan argumen berikut:
"Jika
ditanya apakah embrio sebelum peniupan ruh ke dalamnya, memiliki persepsi atau
gerakan ? jawabannya bahwa ia memiliki gerakan sebagaimana gerakan tanaman yang
sedang tumbuh. Gerakan dan persepsinya tidak sadar. Ketika ruh ditiupkan ke dalam
tubuh, gerakan dan persepsi menjadi sadar dan ditambahkan kepada jenis
kehidupan vegetatif yang dimilikinya sebelum peniupan ruh".[14]
Bentuk
gerakan sadar inilah yang sangat penting pada pelaksanaan stimulasi janin
dimana janin akan menerima rangsangan dari luar berupa suara atau sentuhan dan
ia akan meresponnya. Firman Allah swt :
فإذا
سوّيته و نفخت فيه من روحي فقعوا له سجدين
"Maka
apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)
Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepada-Nya". (QS.
Shad [38]: 72)[15]
3. Triwulan III: Janin telah
berkembang sempurna, paru-paru dan jantungnya telah siap untuk menyokong
kelahiran.[16]
Dan dikatakan pula bahwa pada bulan ketujuh
mata janin telah sensitif untuk cahaya.[17]
[1] Masa Hamil yang Mendebarkan,
http://www.idai.com/masahamil.html
[2] Tetty Henney Zulkifli, Siri
Kanak-kanak IQ Pintar http://www.geocities.com/Athens/Oracle/1771/pelbagai/iqpintar01.htm,
hlm.1.
[3] Masa Hamil yang Mendebarkan
1,
http://www.idai.com/masahamil1.html,
hlm. 1.
[4] Muhammad Ali Albar, Human
Development as Revealed in The Holy Qur'an and Hadits (The Creation of Man
between Medicine and The Qur'an),
Penciptaan Manusia (Kaitan Ayat-ayat al-Qur'an dan Hadits dengan Ilmu
Kedokteran), terj. Budi Utomo (Jakarta: Mitra Pustaka, 2001), Cet. 1, hlm. 164.
[5] Tetty Henney Zulkifli, Op.
Cit., hlm.2.
[6] Muhammad Fauzil Adhim Bahagia
Saat Hamil bagi Ummahat, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 1999), hlm. 60.
[7] Ibid., hlm.70.
[8] Lingkungan Kehidupan Janin,
Keluarga.Org., halm. 2.
[9] Sarwono Prawiroharjo, Ilmu
Kebidanan, (Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 1994), Ed. 3., Cet. 3., hlm. 80.
[10] Muhammad Ali Albar, Human
Development as Revealed in The Holy Qur'an and Hadits (The Creation of Man between Medicine and The qur'an), Penciptaan Manusia (Kaitan Ayat-ayat
al-Qur'an dan Hadits dengan Ilmu Kedokteran), terj. Budi Utomo, Jakarta: Mitra
Pustaka, 2001, Cet. 1, hlm.165.
[11] Depag RI., Al-Qur'an dan
Terjemahnya, (Jakarta : CV. Diponegoro, 2000), hlm. 132.
[12] Arthur T. Yersild dkk., 1975,
hlm. 75. Dikutip dari Baihaqi AK, Mendidik Anak dalam Kandungan (Menurut Ajaran Peadagogis Islami), Jakarta :
Darul Ulum Press, 2001, hlm. 30.
[13] Ibid., hlm. 31-32.
[14] Muhammad Ali Albar., Op.Cit.,
hlm. 164.
[15] Depag RI., Op. Cit., hlm. 365.
[16] Tetty Henney Zulkifli, Op.
Cit., hlm.2.
[17] Sarwono Prawiroharjo, Op.
Cit., hlm. 84
No comments:
Post a Comment