Untuk
dapat mempraktikkan kemampuan ta’wil mimpi dan berhasil dalam melakukan,
diperlukan pengetahuan mengenai beberapa hal sebagai berikut:
a. Mengetahui pokok mimpi,
unsur-unsurnya, keragamannya, kekuatan dan kelemahannya menyangkut kebaikan dan
keburukannya untuk mengetahui bobot ta’wil dan bobot mimpi.
b. Menata pokok-pokok mimpi, menautkan
mimpi yang satu dengan mimpi yang lain, dan melepaskan mimpi yang tidak berguna
dan mimpi kosong, sehingga ungkapan mimpi menjadi benar. Jika makna pokok mimpi
itu sesuai dan mengarah pada sebuah mimpi yang bermakna, barulah dapat diterima
kemudian dita’wilkan seseorang pokok mimpi.
c. Telitilah sebuah masalah dengan
cermat dan konsisten, sehingga anda memahaminya. Kemudian urutkanlah tuturan
pelaku mimpi, pelapalannya dan konteksnya kepada pokok mimpi agar dapat menyimpulkan
dan mendapat sosok mimpi itu.
d. Mimpi tentang sesuatu yang karakter
malam dan karakter siang hendaknya dita’wilkan sesuai dengan karakter
masing-masing.
e. Mimpi yang memiliki sisi baik dan
sisi buruk, hendaknya disampaikan pula sisi buruk kepada orang yang bermimpi.
f. Mimpi dita’wilkan melalui nama yang
dituturkan dalam mimpi, kadang melalui makna tuturan itu, lawan katanya,
bantuan kitab Allah, peribahasa yang berlaku di masyarakat dan melalui ilmu
jiwa.[1]
[1] Sirin, Ibnu, Tafsir al-Ahlam al-Kabir; Takwil Shahih 1001
Mimpi, Jakarta: Cendekia, 2003, hlm. xiv
No comments:
Post a Comment