Pengertian bershalawat kepada Nabi adalah
mengakui kerasulannya serta memohon kepada Allah semoga Allah melahirkan keutamaan
dan kemuliaannya, dengan melahirkan agama yang dibawa Nabi Muhammad di atas
segala agama yang lain dan melahirkan kemuliaan di atas kemuliaan Nabi-nabi
yang lain.[1]
Dengan bershalawat dan salam kepada Rasulullah, kita akan memperoleh
kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.[2]
Adapun keutamaan-keutamaan yang diperoleh
oleh orang-orang yang bershalawat, sebagaimana keterangan hadits di bawah ini:
مَنْ
صَلَّى عَلَيَّ مَرَّةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهاَ عَشْراً
“Barangsiapa bershalawat untukku sekali niscya Allah
bershalawat untuknya sepuluh kali.”
Hadits di atas menyatakan bahwasanya Nabi
menyuruh bershalawat untuk-Nya. Berdasarkan hadits di atas tentang keutamaan
shalawat tersebut mempunyai banyak faidah yang sangat penting sekali. Di mana Allah
Swt telah memerintahkan orang-orang mukmin untuk bershalawat dan salam kepada
Nabi Saw, merupakan rukun zikir dalam shalat. Menurut Imam Syafi’i mengucapkan
shalawat dan salam kepada Nabi ketika shalat apabila ketinggal maka di hukumi
tidak sah salatnya.[3]
Di antara keutamaan bershalawat kepada Nabi
Muhammad Saw, adalah sebagai berikut:
1.
Satu
kali bershalawat bernilai puluhan kali shalawat
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw,
dalam haditsnya yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah
bersabda: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah Swt akan
bershalawat kepadanya sepuluh kali”. Hadits tersebut menjelaskan keutamaan
pertama yang akan diperoleh oleh orang yang selalu membaca shalawat.
2.
Bershalawat
dapat mengangkat derajat serta menghapus beberapa kesalahan
Derajat itu sama artinya pangkal atau
kedudukan sesungguhnya kehidupan di dunia tak jauh pula dengan kehidupan
akhirat, namun yang membedakan adalah bahwa Allah itu segala-segalanya dan Rasulullah
adalah Nabi. Bershalawat bagi orang mukmin akan memperngaruhi nasibnya kelak di
hari kiamat sebab Allah akan memberi derajat baginya dan di masukkan ke surga. Rasulullah
Saw, bersabda: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku dari umatmu satu kali
bershalawat, maka Allah Swt akan memberikan/membalas kepadanya sepuluh
kebaikan, dan akan menghapus dari padanya sepuluh kesalahan serta akan diangkat
oleh Allah Swt sepuluh derajat pula.”[4]
3.
Sebagai
perantara (penyebab) untuk mendapatkan syafaat nabi Muhammad Saw
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash
ra, bahwa dia telah mendengar Rasulullah bersabda: “Apabila engkau
mendengarkan azan maka hendaklah engkau meniru apa yang diucapkannya, kemudian
selanjutnya bershalawatlah kepadaku, karena sesungguhnya yang bershalawat
kepadaku, maka Allah Swt akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Selanjutnya
memohon kepada Allah agar atau menjadi wasilah (perantara) kamu dengan
bershalawat, karena shalawat itu mempunyai nilai yang sangat agung di hadapan
Allah. Barangsiapa yang menjadikan aku perantara dengan shalawat, maka wajib
baginya mendapatkan syafaatku”.[5]
4.
Shalawat
sebagai penyempurna dari kekurangan-kekurangan suatu majlis (pertemuan)
Artinya, shalawat adalah sebagai pembersih
mejelis dari kotoran-kotoran yang mungkin menimpanya.
5.
Shalawat
sebagai penyebab diterimanya do’a seseorang
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Imam
‘Ali, Rasulullah Saw bersabda: “Setiap do’a yang dipanjatkan seorang hamba
akan menjawab (tertutup / tidak diterima) oleh Allah Swt sebelum bershalawat
kepada Nabi Muhammad Saw.”[6]
6.
Orang
yang selalu bershalawat akan dicukupkan segala macam kebutuhan
Barangsiapa suka membaca shalawat setiap
hari, maka kebutuhan hidupnya tidak akan merasa kekurangan. Dan tentunya dibarengi
dengan kekhususan ibadahnya, kendati pemasukkan atau keadaan ekonominya
pas-pasan, namun pada akhirnya tercukupinya juga kebutuhannya. Sebab hal itu
telah dijanjikan oleh Rasulullah dalam sebuah haditsnya yang berbunyi: “Barangsiapa
yang sulit menghadapi kebutuhannya, maka hendaknya memperbanyak membaca
shalawat atasku, sebab membaca shalawat itu bisa menghilangkan duka cita,
kesedihan dan kesulitan, sebaiknya menarik rezeki banyak dan mempermudahkan
kebutuhan.”[7] Seorang
yang membaca shalawat dalam hidunya, maka hatinya jernih. Rasa syukur selalu
terpelihara, artinya perasaan serba kekurangan tidak terlintas di benaknya.
7.
Terkandung
zikir kepada Allah
Dalam shalawat terkandung dzikir kepada
Allah Swt, karena antara shalawat nabi dan do’a kepada Allah Swt tidak dapat dipisahkan.
Bukankah suatu doa akan kembali kepada pembacanya jika tidak disertai shalawat.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa shalawat itu sebenarnya sama/sederajat
pahalanya dengan zikir. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.[8]
Berdzikir berarti mengingat tentang Allah.
Dzikir yang baik disertai dengan shalawat atas Nabi. Rasulullah bersabda: “Ingatlah,
aku akan membantu kepadamu amal yang paling baik dan mulia di sisi Tuhanmu,
yang dapat mengangkat derajat tertinggi dan bagimu lebih baik daripada
bersedekah emas-perak dan lebih baik daripada mati syahid membela agama Allah,
yaitu dzikrullah (mengingat Allah).”
[1]
S. Nawadi H. Husnuddu’at, Kesaktian
Shalawat Nabi, (Surabaya: Bina Ilmu, 2002), hlm. 14.
[2]
Muhammad Hasby Ash-Shiddieqy, Pedoman
Zikir dan Doa , (Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 51.
[3]
Hamka, Tafsir al-Azhar,
(Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1988), cet. 1, hlm. 84.
[4]
KH. Nor Muh. Kafandi. Keutamaan
dan Keistimewaan Shalawat, ( Jogjakarta: Pustaka Media, 2002 ), hlm. 99.
[5]
Hadist di riwayat al-Tirmidzi dengan
nomer hadistnya 2457.
[6]
Syaminan Zaini. Membina
Rumah Tangga Bahagia, ( Jakarta: Kalam Mulia,2005 ), hlm. 118.
[7]
Nur Muh. Kafadi, Keutamaan
dan Keistimewaan Shalawat, (Yogyakarta: Pustaka Media, 2002), hlm. 102.
[8]
KH. Nor Kafadi, op.cit.,
hlm. 111.
No comments:
Post a Comment